Foto bersama Ibu Khofifah Indar Parawansa ini memiliki makna tersendiri bagi saya dan ibu saya. Saya sengaja mengambil momen foto untuk untuk saya kirimkan kepada ibu saya di kampung. Berharap foto ini akan menjadi kebanggaannya sebab anaknya telah bertemu dengan pimpinan tertinggi di organisasinya Muslimat Nahdlatul Ulama
Tadi saya ceritakan kepada Ibu Khofifah tentang semangatnya ibu saya untuk siap datang ke Jakarta pada perhelatan akbar Harlah (Hari Lahir) Muslimat NU yang ke-73 di GBK Senayan tanggal 27 Januari 2019 ini.
Saya dilahirkan dari seorang ibu yang sepanjang hidupnya mengurus masyarakat dan berdakwah melalui organisasi Muslimat NU. Secara profesi adalah seorang petani, tetapi hari-hari kesibukannya melebihi pegawai negeri. Jalan ke sana-kemari mengurus pengajian, mendatangi undangan dan mengorganisasi ibu-ibu.
Bagi saya, ibu saya adalah aktivis sejati, tak kalah dengan aktivis-aktivis masa kini yang berbuih-buih diskusi soal emansipasi, feminisme dan kesetaraan gender. Bagi pengurus-pengurus Muslimat NU di bawah seperti ibu saya, mereka sudah khatam. Mungkin mereka tak memiliki artikulasi menggunakan bahasa canggih sebagaimana aktivis-aktivis itu, tetapi mereka sehari-hari mempraktikkan dan menjadi penggerak utama kemajuan kaum perempuan Indonesia.
Baginya, sosok Bu Khofifah adalah panutan. Dia merasa terhormat akan menghadiri acara Harlah Muslimat nanti. Kalimat yang disampaikan adalah, “Kami akan ke Jakarta menjelang akhir bulan ini mendapat undangan dari Bu Khofifah.”
Saya sampaikan ke Bu Khofifah bahwa ibu-ibu Muslimat di bawah adalah ibu-ibu mulia yang selalu dengan tulus membesarkan anak-anaknya dengan pendidikan. Mohon dijaga semangat ini karena dari merekalah lahir generasi-generasi muda yang menjaga Indonesia. (Muhammad Chozin Amirullah)
Catatan: tulisan pernah dimuat di akun Facebook pribadi penulisnya