Fahrul Nurkolis, Ilmuwan Muda UIN Sunan Kalijaga Peraih Paten Senyawa Antidiabetes dan Antikanker
Rabu, 12 Maret 2025 | 17:15 WIB

Fahrul Nurkolis, ilmuwan UIN Yogyakarta yang berhasil meraih hak paten senyawa antidiabetes dan antikanker. (Foto: dok. pribadi)
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ilmuwan Biologi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fahrul Nurkolis meraih hak paten senyawa antidiabetes dan antikanker oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum Republik Indonesia pada 24 November 2024 dan berlaku selama 10 tahun atau sampai November 2034.
Fahrul menyampaikan bahwa penelitiannya saat ini berada pada tahap karakterisasi senyawa baru dari ketiga jenis tanaman yang digunakan dengan pendekatan metode metabolomik dan proteomik.
“Saya bersama teman-teman terus berupaya mengidentifikasi senyawa bioaktif yang berpotensi digunakan dalam pengobatan terutama pada diabetes dan kanker,” ujar Fajrul kepada NU Online pada Rabu (12/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa penelitiannya dilakukan melalui tiga pendekatan. Pertama, metode in silico menggunakan molecular docking dan dynamic simulation untuk memprediksi bagaimana interaksi senyawa dengan target molekuler.
Kedua, tahap in vitro. Fahrul menyampaikan bahwa tahap ini dilakukan dengan menguji senyawa pada kultur sel guna mencari konfirmasi efektivitasnya, terutama dalam menghambat pertumbuhan sel kanker dan mengontrol kadar gula dalam darah.
Ketiga, tahap in vivo dengan menggunakan hewan model berupa tikus. Ia menyampaikan bahwa tahap ini mengevaluasi efektivitas serta keamanan senyawa sebelum melangkah lebih jauh ke uji klinis pada manusia.
Secara keseluruhan, menurutnya tantangan dalam penelitian ini ada pada isolasi dan identifikasi senyawa.
“Senyawa bioaktif sering ditemukan dalam jumlah kecil dan memerlukan teknik ekstraksi canggih. Pada proses validasi dan uji klinis yang panjang sebelum produk bisa dikomersialkan adalah tantangan tersendiri,” ungkapnya.
Alumnus SMA Negeri 2 Mejayan, Madiun itu menyampaikan bahwa penelitiannya dapat berpotensi besar dalam menghasilkan obat berbasis bahan alam yang efektif dan berasal dari sumber daya lokal Indonesia.
“Tinggal langkah selanjutnya, saya merinci, optimasi proses isolasi, validasi biologis lebih lanjut, serta eksplorasi kemitraan dengan industri farmasi. Dan itu butuh waktu beberapa tahun ke depan,” ucapnya.
Fahrul menyampaikan bahwa banyak tanaman di Indonesia yang memiliki potensi sebagai bahan baku obat.
“Persoalan adalah bagaimana riset bisa berlanjut hingga tahap produksi dan komersialisasi, sehingga manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” ucapnya.
Fahrul berharap bahwa ilmu pengetahuan sains bukan sekadar teori, tetapi juga harus berdampak nyata. "Pandangan ini menjadi motivasi bagi saya dalam meraih berbagai penghargaan dan inovasi riset," pungkasnya.
Sebelumnya, Fahrul pernah menjadi delegasi termuda di Nordic Nutrition Conference di Finlandia dan menerima penghargaan dari Ikatan Dokter Indonesia atas inovasi risetnya. Ia juga pernah mendapatkan Young Travel Investigator pada Asian Congress of Nutritrion 2023 di Chengdu, China.
Terpopuler
1
Kemenhub Sediakan Mudik Gratis via Jalur Darat dan Laut, Berangkat 26-28 Maret 2025
2
Presiden Prabowo Tanda Tangani PP Nomor 11 2025 tentang Pencairan THR dan Gaji Ke-13 ASN
3
Masih Dibuka, 10 Program Mudik Gratis Lebaran Idul Fitri 2025
4
Penangkapan KH Zainal Musthafa, Ansor Ciamis, dan Hak Interpelasi Oto Iskandar di Nata
5
Kultum Ramadhan: Cara Beribadah Tanpa Riya’, Menjaga Keikhlasan dalam Setiap Amalan
6
Nyai Sinta Nuriyah Jadi Ibu Negara Pertama RI yang Konsisten Bahas Kesetaraan Gender, Ini Alasannya
Terkini
Lihat Semua