Prof Quraish Tekankan Kekhasan Pesantren yang Bisa Diukur secara Akademik di Ma'had Aly
NU Online · Sabtu, 9 Agustus 2025 | 09:30 WIB
Jakarta, NU Online
Kementerian Agama menghadirkan sejumlah ulama senior untuk melakukan uji publik terhadap pendidikan jenjang magister (S2) dan doktor (S3) di Ma'had Aly. Di antara yang diundang ialah ulama Tafsir Prof Muhammad Quraish Shihab.
Pendiri Pesantren Baitul Qur'an itu menekankan pentingnya merumuskan standar mutu yang tetap berpijak pada akar keilmuan pesantren, namun terbuka terhadap metodologi akademik kontemporer di Ma'had Aly.
“Kita harus mampu menyusun standar mutu yang merepresentasikan kekhasan pesantren namun tetap bisa diukur secara akademik. Ini penting agar Ma’had Aly tetap kokoh sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam khas Nusantara, berbasis Pesantren,” kata Prof Quraish dalam kegiatan Uji Publik Standar Mutu Ma'had Aly untuk jenjang S2 (Marhalah Tsaniyah atau M2) dan S3 (Marhalah Tsalitsah atau M3), Kamis lalu di Jakarta dikutip dari laman Kemenag.
Guru besar emeritus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga mendorong agar Ma’had Aly mampu bersaing dan memberi kontribusi keilmuan dalam lingkup global.
“Kita perlu dorong agar Ma’had Aly mampu menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga relevan dalam diskursus global keislaman,” tambahnya.
Forum uji publik ini menghadirkan para pakar sesuai bidangnya, seperti Nasaruddin Idris Jauhar (pakar Bahasa Arab UIN Sunan Ampel), dan para ulama senior bidang tafsir, fiqih-ushul fiqih, sejarah peradaban-tashawuf, yaitu Prof KH Said Aqil Siradj, KH Abdul Ghofur Maimoen, dan Prof KH Said Agil al-Munawwar.
Sebelumnya, Ketua Majelis Masyayikh, KH Abdul Ghaffar Rozin atau Gus Rozin, menyatakan bahwa penyusunan standar ini bukan sekadar upaya administratif, tetapi merupakan kerja besar dalam menyiapkan regenerasi ulama secara sistemik dan berkelanjutan.
“Aspirasi pembentukan M2 dan M3 ini sangat luar biasa. Hal ini menandakan betapa besar semangat atas kehadiran Ma’had Aly dalam meneruskan tradisi keilmuan Islam di Nusantara. Regenerasi ulama dari pondok pesantren. Sedianya, kita akan belajar dari negara lain bagaimana cara memproduksi ulama, kurikulumnya, dan seterusnya. Tetapi karena ada efisiensi, maka gunakan program akselerasi dengan membentuk tim taskforce regulasi M2 dan M3,” ungkap Gus Rozin di Jakarta, Senin lalu.
Ia menambahkan bahwa standar mutu ini dirancang secara partisipatif dan ketat untuk menjaga kualitas dan kesinambungan akademik Ma’had Aly.
“Penyusunan standar mutu M2 dan M3 ini bukan untuk mempersulit, tetapi memang tidak mudah. Ada banyak hal yang harus dipenuhi, terutama kesiapan keilmuan masing-masing pesantren,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno, menegaskan pentingnya arah kebijakan M2 dan M3 Ma’had Aly dalam sistem pendidikan nasional.
“Kalau menggunakan pendekatan pendidikan tinggi, maka dosen M2 dan M3 harus minimal Doktor/S3. Tetapi jika berdasarkan Undang-Undang Pesantren, karena mempunyai distingsi pada pendidikan pesantren, perlu ada adaptasi, rekognisi dan afirmasi, makanya diperlukan regulasi yang tepat melalui Peraturan Menteri Agama (PMA), bahkan untuk lebih kuat lagi, suatu saat perlu dinaikkan sampai pada level, minimal Peraturan Presiden (Perpres),” jelasnya.
Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini menegaskan bahwa posisi Ma’had Aly saat ini sudah lebih jelas distingsinya dari sisi regulasi, karena itu tidak boleh terjebak pada ambiguitas antara pendidikan tinggi umum dan sistem pesantren.
Uji publik ini merupakan bagian penting dalam proses finalisasi dokumen Standar Mutu M2 dan M3. Hasil dari forum ini akan menjadi dasar regulasi dalam memperkuat tata kelola akademik Ma’had Aly sebagai pusat kaderisasi ulama yang unggul, berakar kuat pada tradisi, dan mampu menjawab tantangan zaman.
“Saatnya Ma’had Aly menunjukkan jati dirinya sebagai lembaga pencetak ulama berkelas dunia yang berakar di pesantren,” tutup ketua tim taskforce yang juga anggota Majlis Masyayikh, KH Muhyiddin.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
6
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
Terkini
Lihat Semua