Nasional

Empat Level Gejala Covid-19 dan Terapinya

Rab, 7 Juli 2021 | 03:30 WIB

Jakarta, NU Online
Berdasarkan Buku Protokol Tatalaksana Covid-19 di Indonesia edisi ke-2, setiap individu yang terinfeksi Covid-19 memiliki respon tubuh yang berbeda-beda. Penanganan dan pengobatannya pun harus disesuaikan dengan kondisi yang bersangkutan. Dalam buku yang bisa diunduh di laman covid.go.id ini dijelaskan, 4 jenis level respon kesehatan saat seseorang terinfeksi Covid-19 yakni tanpa gejala, gejala ringan, sedang, dan berat.

 

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan perawatan pasien yang meliputi gejala, tempat perawatan, terapi/ obat, dan lama perawatan. Hal yang penting diperhatikan saat perawatan adalah tetap patuhi protokol kesehatan, konsumsi makanan bergizi seimbang, lakukan pola hidup bersih dan sehat, hindari stres, istirahat cukup serta rutin aktivitas fisik dan semua tingkatan ini tetap perlu pantauan dokter atau tenaga kesehatan.

 

Bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri/karantina mandiri, selain memenuhi syarat klinis, juga harus memperhatikan syarat rumah dan proses terapi. Obat-obatan yang disebutkan tersebut, harus berdasarkan resep dokter. Jangan lakukan self medicating tanpa konsultasi dan pengawasan nakes maupun petugas Puskesmas.

 

Covid-19 tanpa gejala

Penanganan untuk pasien positif Covid-19 yang tidak bergejala adalah dengan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat seperti Rumah Sakit Darurat. Isolasi minimal 10 hari sejak ditegakkan diagnosis. Setelah isolasi 10 hari maka pasien dinyatakan selesai isolasi. Hal yang perlu diperhatikan pasien adalah selalu  menggunakan  masker  jika  keluar  kamar  dan  saat berinteraksi dengan anggota keluarga, cuci  tangan  dengan  air  mengalir  dan  sabun  atau  hand sanitizer sesering mungkin, jaga jarak dengan keluarga (physical distancing).

 

Kamar tidur pasien juga diupayakan terpisah sendiri, menerapkan cara dan etika batuk dengan benar, menggunakan alat makan-minum sendiri dan segera dicuci dengan air atau sabun, berjemur di bawah sinar matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya (sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3 sore).

 

Pakaian yang telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong plastik atau wadah tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor keluarga yang lainnya sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cuci. Selalu ukur dan catat suhu tubuh 2 kali sehari (pagi dan malam hari) dan segera  beri  informasi  ke  petugas  pemantau/FKTP atau keluarga jika terjadi peningkatan suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius.

 

Pastikan kondisi kamar baik dengan memperhatikan ventilasi, cahaya, dan udara, membuka jendela kamar secara berkala, dan bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau bahan desinfektan lainnya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri APD.

 

Untuk terapi atau obat yang bisa dikonsumsi adalah: 
1.    Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan:
-    Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
-    Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
-    Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam(selama 30 hari),
-    Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink
2.     Vitamin D
-    Suplemen:  400  IU-1000  IU/hari  (tersedia  dalam  bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
-    Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU)
3.    Obat-obatan  suportif  baik  tradisional  (Fitofarmaka)  maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien.
4.    Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan.

 

Bila  terdapat  penyakit  penyerta  / komorbid,  dianjurkan  untuk tetap melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dengan golongan obat ACE-inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter Spesialis Jantung.

 

Covid-19 gejala ringan

Pasien dalam kategori sedang melakukan isolasi mandiri di rumah/ fasilitas karantina selama maksimal 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan. Jika gejala lebih dari 10 hari, maka isolasi dilanjutkan hingga gejala hilang ditambah dengan 3 hari bebas gejala.  

 

Untuk terapi atau obat yang bisa dikonsumsi adalah: 
1.    Vitamin C dengan pilihan:
-    Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
-    Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
-    Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet /24 jam(selama 30 hari), 
-    Dianjurkan vitamin yang komposisi mengandung vitamin C, B, E, zink
2.    Vitamin D
-    Suplemen:  400  IU-1000  IU/hari  (tersedia  dalam  bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
-   Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU)
3.    Azitromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari
4.    Antivirus :
-    Oseltamivir  (Tamiflu)  75  mg/12  jam/oral  selama  5-7  hari (terutama bila diduga ada infeksi influenza), ATAU
-    Favipiravir  (Avigan  sediaan  200  mg)  loading  dose  1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
5.    Pengobatan simtomatis seperti parasetamol bila demam. 
6.    Obat-obatan   suportif   baik  tradisional  (Fitofarmaka)  maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien.
7.    Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada.

 

Covid-19 gejala sedang

Pasien dengan gejala sedang, diimbau untuk isolasi mandiri di rumah, RS Darurat, RS, maupun RS Rujukan Covid-19. Isolasi minimal 10 hari sejak munculnya gejala ditambah 3 hari bebas demam dan gejala pernapasan.

 

Pasien harus istirahat total, memenuhi asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi/terapi cairan, oksigen. Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung jenis juga dilakukan dan bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto toraks secara berkala.

 

Untuk terapi atau obat yang bisa dikonsumsi adalah: 
1.    Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam  diberikan secara drip Intravena (IV) selama perawatan
2.    Vitamin D
3.    Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
4.    Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU)

 

Pasien gejala sedang juga diberikan terapi farmakologis berikut:
-    Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau sebagai alternatif Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri: dosis 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari). 
-    Salah satu antivirus yakni Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) atau Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)
-    Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
-    Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
-    Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP.

 

Covid-19 gejala berat

Positif Covid-19 dengan gejala sakit berat akan diisolasi di RS atau RS rujukan. Pasien diisolasi minimal 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas demam dan gejala pernapasan. Pasien akan dilakukan lagi tes swab jika hasilnya negatif maka pasien akan dinyatakan sembuh.

 

Ada beberapa tindakan yang dilakukan dan merupakan domain dari tenaga kesehatan meliputi tindakan Non Farmakologis, pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap, monitoring keadaan kritis, terapi oksigen, NIV (Noninvasive Ventilation), ECMO (Extra Corporeal Membrane Oxygenation), dan Farmakologis.

 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan