Nasional

Dulu ‘Serang’ ICMI, Kenapa Sekarang NU Bentuk ISNU?

NU Online  ·  Jumat, 16 Maret 2018 | 12:15 WIB

Jakarta, NU Online
Pada 1990 lalu dibentuk organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Ada pihak yang pro dan ada pula yang kontra. Pada waktu itu, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang menggawangi Nahdlatul Ulama (NU) menentang berdirinya ICMI. Gus Dur menganggap ICMI adalah organisasi sektarian. 

Dua puluh tahun berlalu, kini giliran NU yang mendirikan organisasi macam ICMI, namanya Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU ). Tentu, ada pihak-pihak yang mempertanyakan –bahkan menyerang balik- konsistensi kalangan NU. Bukankan kalangan NU dulu mencibir pendirian ICMI, tapi kenapa sekarang NU mendirikan organisasi serupa?

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) Ali Masykur Musa menjelaskan, masyarakat Islam Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk. Mereka memiliki latar belakang keislaman yang berbeda-beda.  

“Seiring dengan berkembangnya zaman, maka sudah saatnya NU harus memiliki organisasi cendekiawan sendiri, dalam hal ini ISNU,” kata Ali Masykur Musa kepada NU Online di Jakarta, Kamis (15/).

Di bukunya Hefner, Gus Dur mengecam ICMI karena pada waktu itu pemerintahan Soeharto mendukung pendirian organisasi intelektual tersebut. Gus Dur menilai, ICMI hanya dijadikan alat pemerintah untuk mengontrol kelompok Islam militan. Bagi Gus Dur, ICMI juga merupakan simbol kebangkitan kembali politik sektarian.

Menurut Ali, pendirian organisasi kecendekiawanan adalah sesuatu yang sah-sah saja. Apalagi jika pendirian organisasi tersebut didasari dengan tujuan untuk ikut berpartisipasi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. 

“Di Katolik ada ISKA, Kristen ada PIKI, FCHI. Maka dari itu, di NU dibentuk organisasi cendekiawan untuk menampung para sarjana NU,” jelas mantan anggota Badan Pengawas Keuangan ini.

“Jika ICMI menyerap cendekiawan yang bukan NU ya silahkan karena memiliki kapasitas dan keunggulan masing-masing,” tambahnya. (Muchlishon Rochmat)