Nasional

Dubes Inggris Harap Pelajarnya Lihat Kelenturan Islam Indonesia

NU Online  Ā·  Senin, 21 September 2015 | 17:04 WIB

Jakarta, NU Online
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Muazzam Malik menginginkan para pelajar dan mahasiswa Eropa khususnya Inggris melihat langsung pola keberagamaan orang-orang Indonesia menjalankan ajaran agama Islam. Dalam kunjungan kerja samanya dengan PBNU, Muazzam menyatakan dirinya terpikat dengan pemahaman dan praktik muslim Indonesia yang sangat toleran dan lentur dalam beragama.
<>
ā€œMenurut saya, masyarakat muslim di Inggris masih terfokus ke Timur Tengah ketika melihat Islam. Padahal kalau saja mereka mau melirik gerakan Islam di Indonesia ini, mereka akan tercengang,ā€ kata Muazzam ketika berkunjung ke Kantor PBNU, Jakarta, Senin (21/9) sore.

Ia sendiri terpana ketika melihat wanita berkerudung mengendarai sendiri sepeda motor di Yogyakarta. ā€œJujur saja, saya ini muslim. Tetapi menyaksikan pemandangan begini di Inggris atau di luar Indonesia, belum pernah,ā€ kata Muazzam yang agak lancar berbahasa Indonesia.

Melihat pemandangan itu, ia mengambil gambar lalu mengirimkannya via whathapp kepada anaknya dan beberapa temannya. ā€œKamu semua harus lihat bagaimana orang Islam di Indonesia. Mereka sangat maju. Kalian harus melihat sendiri pemandangan ini,ā€ kata Muazzam.

Sementara Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) menyarankan tamunya untuk berkunjung ke pesantren-pesantren di pedalaman Jawa.

ā€œSaudara akan menemukan banyak pemandangan baru di pesantren-pesantren itu. Bagaimana para santri itu sangat terikat pada tradisi seperti bersarung dan berkopiah, tetapi bacaan mereka menjangkau pemikiran Timur hingga Barat,ā€ kata Kang Said.

Muazzam berharap Inggris dan NU melanjutkan kerja sama terutama di bidang pendidikan dengan pertukaran pelajar. ā€œSaya senang kalau pelajar Inggris berkunjung ke sini sehingga dapat membuka pandangan mereka. Saya ingin mereka sadar bahwa kekerasan Islam selama ini hanya stigma.ā€

Selama ini, menurut Muazzam, pelajar Inggris hanya melihat citra Islam Wahabi dan Salafi di Timur Tengah. (Alhafiz K)