Jakarta, NU Online
Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) merupakan musuh bersama yang patut diwaspadai. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake Jr menegaskan hal tersebut di kantornya saat berdiskusi dengan para wakil rakyat terpilih, Kamis (11/9) siang.
<>
Para anggota parlemen yang diundang antara lain KH Maman Imanulhaq (PKB) yang ditemani beberapa koleganya, antara lain Eva Kusuma Sundari (PDIP), dan Misbakhun (Golkar). Dubes AS dengan tegas minta dukungan kepada Indonesia agar Amerika bisa menyelesaikan persoalan ISIS.
Maman Imanulhaq mengatakan, Dubes AS menyebut ISIS berbeda dari Al-Qaeda. “Al-Qaeda lebih kepada far enemy, Amerika dan para sekutunya. Nah, kalau ISIS kan beda. Dia lebih mencari near enemy, yaitu Syi’ah dan Sunni meski mereka mengklaim Sunni juga. Tetapi sikap mereka menonjolkan sikap radikal,” ujar dia.
Menurut informasi yang disampaikan Blake, lanjut Kang Maman, ISIS banyak menguasai ladang-ladang minyak yang kaya. Artinya, ketika ada penjualan minyak di pasar-pasar gelap seperti di Suriah dan Mesir itu menjadi problem tersendiri untuk tercapainya perdamaian di Timur Tengah.
Soal ISIS, anggota parlemen terpilih dari PKB Dapil IX Jabar (Sumedang-Majalengka-Subang) ini mengatakan berdiskusi secara khusus dengan Kapolri Jenderal Pol Sutarman. Dia mengatakan bahwa paham ISIS tidak ada kaitannya dengan Islam.
“ISIS tidak menjadi representasi Islam. Justru ISIS adalah gerakan terorisme. Kelompok radikal ini ingin menguasai wilayah berdaulat dan perekonomian. Kalaupun ada yang tertarik, itu pasti anak-anak muda yang pemahaman keagamaannya tidak terlalu bagus,” tutur Kang Maman.
Selain itu, lanjut dia, kesempatan juga terbuka lebar bagi ISIS di daerah pengangguran dan kemiskinan yang akut. Oleh karenanya, Kapolri sepakat bahwa aparat harus tegas. “Tidak boleh ada toleransi apapun yang membolehkan ISIS tumbuh-kembang di republik ini,” kata dia menirukan Kapolri.
Pengasuh Pesantren Al-Mizan Majalengka Jabar ini menambahkan, hal terpenting lainnya adalah melakukan optimalisasi pemahaman agama yang toleran, moderat, dan ramah. Mengatasi persoalan kemiskinan dan pengangguran juga menjadi bagian tak terpisahkan untuk menghalau ISIS agar tidak mewabah. (Ali Musthofa Asrori/Mahbib)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
6
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
Terkini
Lihat Semua