Nasional

Dosen Unipdu Publikasikan Hasil Riset Jamu di Luar Negeri

Ahad, 18 Agustus 2019 | 11:00 WIB

Dosen Unipdu Publikasikan Hasil Riset Jamu di Luar Negeri

Wiwit Denny Fitriana (kanan) berpartisipasi pada SCIEMATHIC 2019.

Jombang, NU Online
Penggunaan jamu bagi perempuan usai melahirkan ternyata memiliki manfaat tinggi. Hal tersebut sebagaimana penelitian yang dilakukan dosen Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang, Jawa Timur.
 
Dosen dimaksud adalah Wiwit Denny Fitriana. Ia  mengenalkan tradisi warisan penggunaan jamu pada ibu setelah melahirkan (postpartum) sebagai antioksidan di tingkat internasional. Kegiatan dimaksud adalah SCIEMATHIC 2019 pada Selasa hingga Rabu (13-14/8). 
 
Kegiatan tersebut merupakan 5th International Conference on the Application of Science and mathematics yang diselenggaran oleh Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) sebagai tuan rumah. 
 
Tahun ini, SCIEMATHIC 2019 dihelat dengan tema Synergy Through Collaboration in Science and Mathematics & MoA Signing Ceremony
 
“Kegiatan bergengsi tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 akademisi dan mahasiswa,” katanya, Ahad (18/8).
 
Pada kegiatan tersebut Wiwit Denny Fitriana memaparkan hasil risetnya yang berjudul the relationship of secondary metabolites: A study of Indonesian traditional herbal medicine (jamu) for post partum maternal care use
 
Dari hasil temuan riset ini menghasilkan komposisi jamu pospartum yang efektif sebagai antioksidan dan antibakteri. 
 
“Jamu ini telah diuji secara klinis terhadap hewan uji dan hasilnya aman untuk dikomsumsi,” jelasnya. 
 
Menurutnya, riset ini merupakan kolaborasi antara Unipdu Jombang dengan Departemen Kimia Fakultas Sains Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. 
 
“Semua diraih melalui program Penelitian Kerja sama antar Perguruan Tinggi atau PKPT oleh Ristekdikti tahun 2018 hingga  2019,” ungkapnya.
 
Sri Fatmawati selaku ketua pelaksana mitra mengemukakan bahwa riset yang telah dilakukan harus terus dikembangkan hingga menghasilkan jamu pospartum yang tersandarisasi. 
 
Dalam pandangannya, seluruh riset yang nyata-nyata memberikan nilai postif harus terus dilakukan dan selanjutnya juga diwartakan hingga ke dunia internasional. Apalagi nantinya akan turut mengenalkan potensi bangsa Indonesia di mata dunia. 
 
“Hasil riset ini juga dipublikasikan dalam jurnal internasional bereputasi sebagai upaya menjaga warisan leluhur Indonesia,” tandasnya. (Ibnu Nawawi)