Nasional

Di Unusa, Menko Kemaritiman Ajak Mahasiswa Jaga Marwah NU

NU Online  ·  Jumat, 8 Februari 2019 | 02:30 WIB

Surabaya, NU Online
Tugas yang harus diemban mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) tidak semata penguasai pengetahuan dan memiliki keterampilan serta jaringan. Yang tidak kalah penting adalah menjaga marwah jamiyah.

Hal ini disampaikan Menko Kamaritiman, Luhut Binsar Pandjahitan saat memberikan kuliah umum di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).   “Kalian sebagai mahasiswa NU, sebagai generasi muda NU harus mampu menjaga marwah dan nama baik NU,” katanya, Kamis (7/2).

Di hadapan pimpinan kampus kebanggaan NU di Surabaya tersebut, Luhut menjelaskan keberhasilan yang telah dicapai dan menjadi landasan pemerintah. “Sebagai prajurit, saya tidak akan membiarkan Indonesia didikte oleh negara mana pun. Indonesia negara besar dan harus mampu berdiri sendiri,” katanya.

Terkait dengan yang dilakukan Presiden Joko Widodo pada empat tahun terakhir, Luhut menegaskan jika telah membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. “Janji menyediakan lapangan kerja bagi 10 juta penduduk telah tercapai. Fundamental ekonomi terus membaik bahkan jika dibanding negara di dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) yang membawahi Unusa, Prof Mohammad Nuh, dalam sambutannya menyampaikan bahwa keberadaan kampus ini disiapkan menyiapkan 100 tahun usia negeri ini. “Melalui Unusa diharapkan generasi muda NU akan memperoleh ilmu pengetahuan dan pendidikan yang memadai untuk memasuki satu abad kemerdekaan Indonesia 2045,” katanya.

Pada bagian lain sambutannya, Pak Nuh, sapaan akrabnya  mengingatkan dan mengajak warga NU khususnya mahasiswa Unusa untuk menjaga suasana menjelang Pemilu dengan damai dan sejuk. 

Mantan menteri ini mengilustrasikan suasana jelang Pemilu yang biasanya panas. “Kalau panas biasanya berkeringat, dan jika berkeringat kita kepingin membuka baju. Padahal kalau sudah membuka baju, maka aurat akan terlihat, dan jika aurat terlihat, maka shalat tidak sah,” ungkapnya.

Karena itu ia mengajak mahasiswa untuk menjaga suasana jangan sampai berkeringat dan membuka baju. “Hangat saja boleh, dan memang harus hangat, tapi jangan sampai panas dan berkeringat,” tandasnya.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut mantan Menteri Luar Negeri era KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alwi Shihab, serta Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar.  (Ibnu Nawawi)