Di Kudus, Sinta Nuriyah Sahur bersama Anak Yatim
NU Online · Kamis, 25 Juli 2013 | 04:02 WIB
Kudus, NU Online
Seperti tahun-tahun sebelumnya, mantan Ibu Negara Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengunjungi beberapa daerah untuk sahur bersama dengan kelompok masyarakat terpinggirkan.<>
Di Kudus, Sinta Nuriyah melakukan sahur bersama dengan anak-anak yatim piatu di Yayasan As-Sa’diyah desa Kirig Mejobo Kudus, Senin dini hari (22/7) kemarin.
Selain sahur bersama, istri Gus Dur juga memberikan santunan kepada ratusan anak yatim piatu se kabupaten Kudus. Dalam acara itu, wajah anak yatim yang didampingi orang tuanya tampak sangat ceria menerima santunan berupa uang tunai, tas dan buku tulis.
Menurutnya, program sahur bersama ini sudah berlangsung selama 13 tahun sejak dirinya mendampingi Gus Dur menjadi presiden. Dalam kegiatan ini, kata dia, pihaknya selalu menemui orang-orang pinggiran (marginal) yang tidak pernah tersentuh siapapun untuk diajak sahur bersama.
“Setiap puasa berkeliling di daerah untuk sahur dengan pengamen, kuli bangunan, tukang becak, pedagang pasar dan anak yatim sehingga untuk tempat makan sahurnya menyesuaikan. Kadang di kolong jembatan, di pasar atau di terminal bus atau di Perempatan jalan,” katanya.
Ia memberikan alasan memilih program sahur puasa daripada buka bersama. Disamping karena buka puasa sudah sering dilaksanakan berbagai kelompok masyarakat, jelas bu Sinta, sahur bersama memiliki arti mengajak orang untuk melaksanakan berpuasa.
“Meskipun dianjurkan memberi buka kepada orang berpuasa, namun nilai filosofisnya untuk membatalkan puasa. Sedang sahur untuk mengajak berpuasa dan yang diajak juga jelas akan berpuasa,” terangnya seraya menjelaskan tahun ini melayani permintaan buka bersama juga.
Pada kesempatan itu pula, Sinta Nuriyah mengajak masyarakat selalu hidup rukun dan saling menolong serta saling menghargai sesame warga negara yang berbeda-beda golongan dan agama.
“Apalagi kita hidup di Indonesia dengan Negara bhinneka Tunggal Ika yang berbeda-beda suku, agama, golongan dan budaya. Namun , kita semua adalah saudara sebangsa setanah air sehingga harus tetap bersatu rukun dan saling menghormati,”tandasnya.
“Kita harus rukun, saling menghormati dan menghargai karena kita semua adalah saudara sebangsa-setanah air,” tandasnya.
Hadir dalam kegiatan itu, ketua Umum PP GP Ansor H Nusron Wahid, Mantan Pengurus PP IPNU Muhammad Idris, pengurus NU dan badan otonom serta masyarakat desa setempat.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor : Qomarul Adib
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua