Banda Aceh, NU Online
Tim Ekspedisi Islam Nusantara tiba di Kota Banda Aceh pada Sabtu pagi. Kemudian siang harinya langsung melakukan penjelajahan. Pertama kali yang didatangi adalah masjid Baiturrahman untuk mendirikan shalat dhuhur di masjid kebanggan daerah berjuluk Serambi Mekkah itu.
Kemudian berziarah ke makam Sultan Iskandar Muda. Letaknya di area yang disebut kompleks Kandang Meuh (makam emas). Di makam tersebut dijelaskan siapa Sultan Iskandar Muda tersebut dengan keterangan berbunyi:
Seorang sultan di Aceh yang sangat termashur yang memerintah pada tahu 1607-1636 M. Beliau sangat bijaksana dalam menjalankan pemerintahan sehingga sebahagian wilayah Sumatera dan Semenanjung Melayu menjadi bahagian Kerajaan Aceh. Pada masa Sultan Iskandar Muda Islam berkembang pesat di Aceh sehingga pada saat itu aceh menjadi pusat studi Islam.
Di samping Kandang Meuh, Tim Ekspedisi Islam Nusantara ditemui PWNU Aceh yang diwakili sekretarisnya, Asnawi bersama pengurus lain. "Alhamdulillah PWNU aceh senang, bangga kehadiran tim Ekspedisi Islam Nusantara yang akan menggali sejarah perjuangan nusantara yang berada di Aceh,” ungkapnya.
Menurut dia, di Aceh, istilah Islam Nusantara banyak dipertanyakan. Dalam pikiran sebagian kalangan dianggap sebagai aliran baru. Padahal Islam Nusantara adalah Islam yang selama ini dijalankan oran Aceh, kalau di Maluku yang dijalankan orang Maluku saat ini. Begitu juga di Jawa dan Sulawesi dan daerah-daerah lain.
Ia berharap buah dari Ekspedisi Islam Nusantara ini tak ada lagi pemahaman orang yang menganggap Islam Nusantara itu aliran baru atau paham baru. “Islam Nusantara adalah Islam yang sekarang ini dijalankan NU, Islam Ahlussunnah wal-Jamaah. NU dari dulu sampai sekarang,” lanjutnya.
Kemudian berkunjung ke Museum Aceh yang tak jauh dari Kandang Meuh, cuma terhalang Gedung Joeang. Di situ terdapat Rumoh Aceh, rumah adat berbentuk panggung. Warnanya hitam gelap. Beberapa ornamen terdapat warna terang mencolok di beberapa bagian yaitu warna kuning, merah dan putih.
Sore harinya tim ekspedisi ke masjid Baiturrahim yang letaknya di tepi laut Pelabuhan Ulee Lheue. Masjid tersebut adalah salah satu bangunan yang tegak berdiri, tak goyah diterjang kedahsyatan tsunami di Aceh. Masjid tersebut merupakan peninggalan Kesultanan Aceh yang didirikan sekitar abad ke-17 dengan sebutan Masjid Jami' Ulee Lheue.
Hari kedua di Aceh, dimulai dengan ziarah ke makam raja-raja Aceh, ke museum Tsunami, ziarah ke makam Syiah Kuala atau Syekh Abdurrauf Singkil. Kemudian bersilaturahim dengan dayah Tanoh Abee di Kabupaten Aceh Besar.
Dayah tersebut terkenal dengan perpustakaannya yang menyimpan ribuan manuskrip. Dayah tersebut dibangun oleh ulama asal negeri Baghdad, bernama Fairus Al-Baghdady yang datang ke Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).
Di Aceh, ekspedisi Islam Nusantara masih menyisakan dua hari lagi. Kemudian akan menjelajah Sumatera Utara, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan. (Abdullah Alawi)