Jepara, NU Online
Pimpinan Ki Ageng Ganjur, Zastrow Al-Ngatawi mengungkapkan, pesantren dalam berdakwah menggunakan thariqah tsaqafiyah (jalur kebudayaan). Demikian diungkapkannya dalam Perjalanan Religi Slank di Pesantren Walisongo Pecangaan, Ahad (17/6) kemarin. <>
Bukti pesantren mengedepankan jalur budaya ialah ditemukannya nadzam, syiir dan shalawat di sejumlah kitab salaf.
“Saya 20 tahun yang lalu seperti kalian. Mondok di pesantren. Kitab-kitab kuning semacam Jurumiyah, Imrithi, Alfiyah dan masih banyak lagi senantiasa dikaji dan dipelajari tiada henti,” tuturnya seraya mengucapkan kutipan-kutipan kitab-kitab salaf tersebut dengan masih fasih.
Karenanya, Ketua Pengurus Pusat Lesbumi itu tidak sepakat apabila pesantren dikatakan sebagai sarang teroris. Mendiang Sunan Kalijaga dalam berdakwah pun lewat jalur yang sama. Kanjeng sunan dalam berdakwah menggunakan tembang Lir-ilir dipadu alunan gamelan.
“…Lir-ilir/ tandure wes sumilir/ tak ijo royo-royo/ tak senggoh kemanten anyar….” Tembang kanjeng Sunan dialunkan serentak oleh ribuan santri dan pengunjung hingga usai.
Menurutnya, lagu Lir-ilir berisi ajaran untuk patuh kepada rukun Islam. Siapa merengkuhnya dengan beribadah kelak saat menghadap yang kuasa akan menuai surga.
Ia tak gentar. Meski saat ini banyak aliran yang mengatakan shalawat, maulid adalah bid’ah, baginya tidak masalah. Sebab hal tersebut dikedepankan Kanjeng Sunan. Untuk memeluk agama perlu diawali dengan pengenalan budaya, lambat laun akan terpikat.
Slank grup band yang digawangi Bim-bim, Kaka, Ridlo, Abdi dan Ivan juga demikian. Jika mau mencermati, imbuhnya dengan seksama lagu-lagu yang dicipta muncul dari ayat-ayat kauniyah. Bisa dikatakan tembang religi. Maka tidak salah apabila Rais am Jamiyyah Ahli Thariqah Al-Muktabarah An-Nahdliyyah, Habib Luthfi pernah memohon agar Slankers, fans Slank maupun Oi, fans Iwan Fals gemar bershalawat.
Kunjungan Slank mengitari pesantren seluruh Nusantara, tambahnya untuk menjahit keutuhan Nusantara.
“Jangan sampai Indonesia tercabik-cabik oleh pihak-pihak yang akan memporak-porandakan Nusantara. Indonesia yang memiliki dasar Negara Pancasila adalah ijtihad dari para Ulama meski tiada tambahan tujuh kata dalam sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. NKRI tetap harga mati,” imbuhnya
Tanya Jawab
Dalam sesi tanya jawab sejumlah pertanyaan dilontarkan semisal; kapan berdirinya? kapan Slank kian tenar? Bagaimana Slank menghilangkan kecanduan narkoba? Arti Slank? dan Budaya korupsi yang menjamur di Indonesia?
Secara bergantian personil Slank menjawab sejumlah pertanyaan. Utamanya terkait narkoba. Sekitar 1994 mereka resmi berhenti tidak mengonsumsinya. Caranya perlu ada niat khusus. Selain itu, perlu dorongan orangtua maupun kerabat dekat. Bunda Iveth selaku manajer menegaskan agar para santri jangan sekali-kali menenggak narkoba sebab akan menyusahkan orangtua. Di samping itu, uang akan habis pula.
Kegiatan diakhiri. Kedua pihak saling memberikan kenang-kenang berupa bibit pohon, cindera mata dan tenun buatan siswa SMK Walisongo. Jamiyyah Rebana Walisongo (Jawaso) menutup perjumpaan dengan Mars Slank diikuti personil Slank dan pengunjung dengan serentak.
Redaktur : Sudarto Murtaufiq
Kontributor : Syaiful Mustaqim
Terpopuler
1
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
2
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
3
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
4
Mahfud MD Ungkap Ketimpangan Struktural Indonesia
5
Gus Yahya: Di Tengah Ketidakpastian Global, Indonesia Harus Bertahan dan Berkontribusi bagi Dunia
6
Tak Bisa Dipisahkan, Mahfud MD: Hukum yang Baik Lahir dari Politik yang Bagus
Terkini
Lihat Semua