Cerita Sulitnya Gelar Pahlawan untuk Mbah Wahab
NU Online · Selasa, 13 Mei 2014 | 02:01 WIB
Jombang, NU Online
Ternyata tidak mudah untuk meraih gelar pahlawan. Ada sejumlah prasyarat yang harus dipenuhi agar seseorang bisa diakui sebagai penyandang gelar kehormatan itu. Kesulitan serupa terjadi pada proses penyematan gelar tersebut untuk KH Abdul Wahab Hasbullah.
<>
Hal ini disampaikan Wakil Bupati Jombang, Nyai Hj Mundjidah Wahab saat menghadiri Tasyakuran Kelas Akhir Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Hasbullah, Tambakberas Jombang Jawa Timur (11/5).
Bu Nyai Mundjidah, sapaan akrabnya, mengemukakan di hadapan undangan dan wali murid bahwa proses mendapatkan gelar pahlawan nasional untuk ayahandanya sudah dilakukan semenjak dirinya menjadi anggota DPRD Jombang yakni tahun 80-an.
“Sejumlah persyaratan telah dipenuhi untuk meraih gelar pahlawan tersebut,” katanya. Bahkan beberapa tokoh penting telah dihubungi agar gelar untuk abahnya bisa segera diproses. Akan tetapi semuanya seakan hilang ditelan waktu.
Kendati demikian, putri Mbah Wahab ini tidak patah semangat. Pada saat pelantikan dirinya sebagai Wakil Bupati Jombang, keinginan tersebut disampaikan lagi kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat atau Menko Kesra, Agung Laksono sebelum melantik Bupati dan Wakil Bupati Jombang.
“Dan gayung pun bersambut,” terangnya. Menko Kesra bahkan dengan sangat antusias siap membantu upaya mulia tersebut. Sehingga beberapa petunjuk untuk keperluan itu dilaksanakan.
Pada 24 April lalu Pusat Kajian Sosial Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta juga menggelar seminar nasional. Seminar ini di antara sebagian syarat untuk keperluan memperoleh gelar pahlawan tersebut.
Seminar nasional menghadirkan sejumlah tokoh. Ada Menko Kesra Agung Laksono, Waketum PBNU As’ad H Ali, Rais Syuriyah PBNU KH A Hasyim Muzadi, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Prof Dr Kacung Marijan, mantan Ketua PWNU Jatim yang juga anggota DPR Prof Dr KH Ali Maschan Moesa, penulis buku Ahmad Baso, Wakil Ketua DPD Dr La Ode Ida, serta sejumlah nama lainnya.
Di samping itu ada syarat lain yang harus dipenuhi yakni dengan digunakannya orang yang bersangkutan sebagai nama lembaga pendidikan.
“Alhamdulillah, di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas ini setidaknya sudah ada dua unit lembaga pendidikan formal yang menggunakan nama KH Abdul Wahab Hasbullah,” kata mantan Ketua PC Muslimat NU Jombang dua periode ini. Pertama adalah Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Hasbullah yang tengah mengadakan acara serta kampus Universitas Wahab Hasbullah atau UNWAHA.
“Keberadaan dua lembaga pendidikan dengan nama KH Abdul Wahab Hasbullah ini kian memudahkan jalan agar Kiai Wahab bisa segera memperoleh pengakuan sebagai pahlawan nasional,” kata Ketua 1 PW Muslimat NU Jawa Timur ini.
Yang juga tidak kalah penting adalah telah digunakannya nama Mbah Wahab sebagai salah satu jalan protokol di Kota Jombang.
Dengan sejumlah ikhtiar yang telah dilakukan, Mundjidah sangat yakin bahwa jalan untuk mendapatkan gelar pahlawan bagi abahnya akan selekas mungkin terwujud. “Bukan semata lantaran KH Abdul Wahab Hasbullah adalah abah saya, namun karena semua kalangan telah mengakui kiprah dan sumbangsihnya bagi NU, bangsa dan negara,” katanya.
Ia berharap sebelum presiden RI berganti, persoalan gelar pahlawan telah rampung. “Doakan segalanya lancar,” pungkasnya. (Syaifullah/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua