Jakarta, NU Online
Diantara penyebab stunting adalah kekurangan gizi dan kemiskinan, di samping faktor-faktor lainnya. Keduanya merupakan hal yang saling terkait. Jika kekurangan gizi dan kemiskinan bisa diatasi, maka persoalan stunting bisa dicegah dengan baik.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) memiliki program prioritas untuk meningkatkan gizi dan ekonomi masyarakat sehingga stunting bisa dicegah.
Pertama, embung air. Salah satu upaya yang dilakukan Kemendes PDTT untuk mencegah stunting adalah membangun embung atau cekungan penampung air di desa-desa. Selain berfungsi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, embung desa juga dimanfaatkan untuk budidaya ikan. Sehingga masyarakat desa bisa mendapatkan gizi yang baik.
“Di Banten, satu embung bisa menghasilkan ton-tonan ikan. Ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan gizi masyarakat,” kata Mukhlis, sekretaris Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kemendes PDTT saat mengisi diskusi Workshop Lintas Agama Cegah Stunting di Jakarta, Rabu (30/5).
Kedua, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Mukhlis berharap BUMDes bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, terutama yang ada di desa. Para pengusaha desa bisa mendapatkan modal dari dan menjual produknya di BUMDes.
“Kalau kemiskinan yang menjadi sebab stunting, maka harus diberdayakan ekonominya,” jelasnya.
Stunting merupakan salah satu ancaman serius terhadap kualitas generasi bangsa mendatang. Anak yang mengalami stunting memiliki tingkat kecerdasan yang rendah, daya tahan tubuh yang lemah, dan produktivitas yang menurun. Merujuk data organisasi kesehatan dunia PBB (WHO), 7,8 juta (35,6 persen) dari 23 juta balita Indonesia adalah penderita stunting. (Muchlishon)