Nasional

Cegah Covid-19: Telusuri, Tes, dan Tangani adalah Kunci

Kam, 19 Maret 2020 | 19:00 WIB

Cegah Covid-19: Telusuri, Tes, dan Tangani adalah Kunci

Langkah pencegahan dini juga merupakan kunci keberhasilan Korea Selatan dalam menghadapi serangan virus serupa SARS dan MERS itu.

Jakarta, NU Online
Terus meningkatnya jumlah kasus virus corona baru (Covid-19) di Indonesia harus dicegah salah satunya dengan pendeteksian dini terhadap setiap orang, khususnya yang pernah memiliki kontak dengan pasien positif Covid-19.

Hal itu ditegaskan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesehatan dr Syahrizal Syarif, Kamis (19/3) di Jakarta. Saat ini pemerintah harus jemput bola. Masyarakat juga diharapkan kerja samanya untuk selalu mematuhi protokol pencegahan Covid-19.

“Deteksi dini harus dilakukan, khususnya bagi orang-orang yang pernah memiliki kontak dengan pasien Covid-19,” ujar Syahrizal, dokter ahli epidemiologi itu.
 
Telusuri, tes, dan tangani adalah kuncinya. Langkah pencegahan dini juga merupakan kunci keberhasilan Korea Selatan dalam menghadapi serangan virus serupa SARS dan MERS itu.

Negeri Ginseng itu pernah mengalami masa terburuk dengan kasus terbanyak setelah China. Namun mereka berhasil mengatasi Covid-19.

Langkah-langkah pencegahan yang ditempuh Korea Selatan sejauh ini tidak melibatkan penutupan kawasan atau lockdown, tidak ada blokade jalan, dan tidak ada pembatasan pergerakan.

Memang sekolah-sekolah di Korsel masih ditutup, kantor-kantor mendorong karyawannya bekerja dari rumah, acara kumpul dihentikan.

Akan tetapi, secara perlahan, hari demi hari, makin banyak orang kembali ke jalanan Kota Seoul. Restoran, bus, dan kereta bawah tanah mulai kembali sibuk.

Di Indonesia, pemerintah kembali mengumumkan tambahan pasien positif virus corona Covid-19 pada hari Kamis (19/3). Jumlah kasus baru yang dilaporkan naik 82 orang, sehingga total 309 orang terinfeksi virus ini.

Pemerintah merinci, kasus paling besar terjadi di DKI Jakarta yakni 210 orang. Berikutnya adalah Banten (27), Jawa Barat (26), Jawa Tengah (12), Jawa Timur (9), Yogyakarta (5), Kalimantan Timur (3), Sulawesi Tenggara (3), Kepulauan riau (3), Sulawesi Selatan (2), Riau (2), Sumatera Utara (2), Kalimantan barat (2), Sulawesi utara (1), dan Lampung (1), dan Bali (1).

Dari total 309 pasein, ada 25 dinyatakan meninggal dunia dan sembuh sebanyak 15 orang. Pasien yang meninggal terbanyak berada di Ibu Kota yakni 17 orang. Yurianto mengatakan rentang usia pasien meninggal berada di usia 45 hingga 65 tahun.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Abdullah Alawi