Nasional

Catatan Belanda tentang Indonesia Abad 17-18

NU Online  ·  Rabu, 25 September 2019 | 14:30 WIB

Catatan Belanda tentang Indonesia Abad 17-18

Catatan Harian Kastel Batavia (Foto: sejarah-nusantara.anri.go.id)

Jakarta, NU Online
Selama abad ke-18, Catatan Harian Kastel Batavia yang tengah diarsipkan oleh Lesbumi PBNU, lebih fokus kepada kegiatan serta peristiwa setempat. Hal itu sejalan dengan perhatian utama Kompeni, yang selama abad ini, pada perdagangan lokal di perairan Laut Jawa dan Sumatera.
 
Ketua Kendati Catatan Harian ini dibuat di Sekretariat Umum Kastel Batavia, tidaklah berarti bahwa catatan tersebut hanya terkait dengan peristiwa yang terjadi di Batavia.
 
“Kenyataannya, catatan ini mengungkapkan banyak hal terkait kegiatan administrasi sehari-hari kantor pusat VOC, serta kegiatannya di kawasan Asia. Setiap hari, para kerani yang bertugas memilah informasi dari semua surat dan laporan lisan yang dikirimkan ke kantor pusat Kompeni,” kata Ketua Lesbumi KH Agus Sunyoto.
 
Selain itu, sepanjang abad ke-17, dokumen tersebut berisi berbagai hal, kedatangan dan keberangkatan kapal-kapal Eropa, Indonesia dan Cina, berita dari kantor-kantor lokal Kompeni, laporan dari Banten (Jawa Barat), Tanjungpura, Cirebon serta tempat-tempat lain di pesisir utara Jawa, surat-surat kepada dan dari para raja, pangeran serta penguasa setempat.
“Catatan Harian Kastel Batavia boleh dikatakan benar-benar merujuk pada ribuan surat masuk dan keluar.
 
Oleh karena itu, Catatan Harian ini pada dasarnya merupakan buku yang berisi catatan dari surat-surat dan ringkasannya,” imbuh Kiai Agus seperti disampaikannya dalam laporan program Banom dan lembaga-lembaga PBNU pada Rapat Pleno PBNU di Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (21/9).
 
Meski demikian, katanya, catatan tersebut tidak dimaksudkan sebagai catatan tertulis tentang urutan peristiwa yang terjadi di Batavia seperti yang mungkin tersirat dalam judulnya, Catatan Harian. Oleh sebab itu, Lesbumi PBNU menggunakan judul asli yaitu ‘Catatan Harian Kastel Batavia’ (Daghregisters van het Kasteel Batavia), yang dimaksudkan adalah bahwa arsip ini mencerminkan perhatian dan kegiatan Kompeni yang lebih luas di kawasan bersangkutan.
 
Catatan Harian dari abad ke-17 dan ke-18 belas tersebut terutama dibuat untuk mencatat saran-saran politik dan berita dari berbagai kantor VOC di Asia. Seperti, pada tahun 1642, Gubernur Jenderal Anthonio van Diemen (1636-1645) bahkan memutuskan bahwa para anggota Dewan Hindia bertugas untuk secara langsung memilah informasi yang terkait dengan kawasan Asia yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing.
 
Oleh karena itu, Catatan Harian abad ketujuh belas berisi informasi yang terkait dengan sejumlah kerajaan di Asia Tenggara seperti Aceh, Pegu, Arakan, Tonkin, Siam, Perak, Kedah, Ligor, Melaka untuk sekedar menyebut beberapa saja. Sementara pada abad kedelapan belas, informasi terkait kerajan-kerajaan tersebut semakin berkurang oleh karena perhatian VOC terpusat di Jawa (perkebunan kopi di Priangan) dan Sumatera.
 
Selain itu, perlu diingat bahwa pada abad ketujuh belas, tidak banyak informasi tentang kawasan di India seperti Benggala, Cormandel, Malabar dan Gujarat. Begitu juga mengenai negara-negara Persia dan Arab. Sementara infomasi mengenai Cina dan Jepang, hanya disebut secara umum saja. Walaupun dalam jilid-jilid pertama Catatan Harian terdapat informasi penting terkait hubungan VOC dengan Cina serta rangkaian usaha pertama Kompeni yang berhasil mendirikan kantor-kantor perdagangan di pulau Formosa (Taiwan) pada awal abad ke-17.
 
Kiai Agus menyebutkan, urutan prioritas ini mencerminkan fakta bahwa para pejabat Kompeni yang ditugaskan di daerah tersebut membuat catatan harian mereka sendiri terkait masing-masing kawasan tugas mereka. Kebijakan ini sejalan dengan instruksi yang diberikan oleh Heeren XVII yang berkantor di Republik Belanda, kepada Pemerintah Agung di Batavia yaitu bahwa di semua kantor VOC di Asia harus disimpan catatan terkait peristiwa yang terjadi di setiap tempat.
 
“Pembuatan catatan harian tersebut yang dimulai di tahun 1621, dapat dilihat sebagai perpanjangan kegiatan membuat catatan harian di kapal-kapal ketika dalam pelayaran,” katanya.
 
Arsip Catatan Harian Kastel Batavia disimpan di Arsip Nasional Belanda di kota Den Haag (1624-1629, 1631-1632, 1634-1636, 1647-1648, 1656-1657 dan 1766). Kantor Arsip masa kolonial (Landsarchief ) Batavia menyimpan 131 jilid; setiap jilid meliputi kurun waktu satu tahun. Beberapa jilid dipisahkan dalam dua kelompok ketika dilakukan proyek restorasi pada kurun waktu 1978 – 1982 oleh Kepala ANRI ketika itu, Dra. Soemartini (menjabat 1972-1991).
 
Semua jilid dilaminasi serta dijilid ulang. Inventaris yang ada sekarang terdiri dari 165 jilid terkait kurun waktu 1640-1806. Pengarsipan catatan tersebut menjadi salah satu program yang dilakukan Lesbumi PBNU dalam periode 2015-2020.
 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori