Solo, NU Online
Ratusan masjid yang tersebar di sebelas kelurahan se-Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, diimbau untuk ikut mewaspadai praktik politisasi masjid. Hal ini dilakukan, mengingat pada momentum pilpres, rawan terjadi kampanye capres pada saat dilaksanakan khutbah atau ceramah.
<>
“Ramadhan merupakan bulan yang sangat rawan dijadikan ajang politisasi. Jangan sampai bulan penuh hikmah ini dinodai dengan politik,” tutur Anggota Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Laweyan, Arif Nuryanto, Sabtu (28/6).
Melalui imbauan ke sejumlah masjid tersebut, pihaknya berharap pengurus masjid untuk jeli dalam mencari khotib dan penceramah yang akan mengisi sejumlah kegiatan keagamaan.
“Agar tidak kecolongan, kalau perlu takmir masjid boleh menanyakan terlebih dulu isi materi ceramah atau khotbah sebelum naik ke mimbar masjid,” terang Arif.
Arif menyarankan, jika kedapatan isi ceramah berbau kampanye, takmir bisa langsung menganti khotib atau penceramah.
Selain itu, dalam imbauan yang berentuk surat edaran itu juga disebutkan melarang pihak masjid menerima sumbangan atau apapun yang berbau kampanye. Semisal, ajakan buka bersama yang berujung kampanye.
“Ini sesuai dengan aturan KPU, yang disebutkan adanya larangan untuk berkampanye di tempat ibadah,” jelasnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
4
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
5
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
6
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
Terkini
Lihat Semua