Nasional

Cara-cara Membuang Jenuh Selama Bekerja dari Rumah

Sel, 21 April 2020 | 00:30 WIB

Cara-cara Membuang Jenuh Selama Bekerja dari Rumah

Berbagai aktivitas merealisasikan mimpi-mimpi lama atau hobi akan menjadi cara efktif menimbulkan semangat untuk membuat hal-hal baru dalam menjalani hidup. (Foto: Rakimin)

Jakarta, NU Online
Bekerja dari rumah atau work from home (WFH) menjadi pola hidup baru masyarakat saat ini. Pada hari-hari awal bekerja dari rumah mungkin banyak yang agak senang dan menganggap itu sebagai bonus liburan. Namun, lama kelamaan bisa jadi mulai muncul pikiran dan perasaan jenuh.
 
Dosen Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Ahmad Muhidin, mengatakan kejenuhan yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu, kegiatan lain yang sebelumnya menjadi mimpi tertunda bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa sumpek dan kejenuhan sambil bekerja dari rumah. 

"Mimpi-mimpi tertunda ini dapat dilakukan dalam aktivitas sehari-hari disela-sela melaksanakan aktivitas pekerjaan organisasi pada jam kerja dan di luar jam kerja," kata Muhidin.

Menurutnya, berbagai aktivitas merealisasikan mimpi-mimpi lama atau hobi akan menjadi cara efktif menimbulkan semangat untuk membuat hal-hal baru dalam menjalani hidup. Tentu aktivitas yang menyehatkan mental harus berorientasi pada indikator kesehatan mental menurut WHO.
 
"Harus dapat merealisasikan potensi diri, aktivitas yang menghasilkan produktivas dan keberkahan pada orang lain, aktivitas yang membuat kita tangguh menghadapi tekanan serta aktivitas tersebut harus diarahkan untukmenimbulkan perasaan mampu berkontribusi," paparnya.
 
Ia membeberkan berbagai aktivitas tersebut dapat dilakukan melalui sejumlah strategi. Pertama, merealisasikan potensi diri. Dilakukan dengan inventarisir aktivitas penting dan bernilai dalam hidup yang selama ini belum bisa dilakukan seperti mengembangkan diri pada keahlian tertentu, meningkatkan pengetahuan materi tertentu, aktivitas ibadah tertentu.
 
"Bisa juga misalnya memasak makanan kesukaan, bercocok tanam, memperbaiki perabotan atau bagian rumah, dan lainnya," kata Muhidin.

Tujuan merealisaikan potensi diri dapat juga dengan melakukan aktivitas terkait dengan penanganan wabah Covid 19 seperti membuat poster pencegahan Covid-19, membuat masker dan alat pelindung diri, serta menyusun rencana jadwal melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut dalam satu pekan dan pekan depannya.

Kedua, menghasilkan produktivas dan keberkahan pada orang lain. Dapat dilakukan dengan melibatkan pasangan dan anak-anak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. "Hasil aktivitas yang diperoleh seperti makanan yang dimasak dapat dibagikan kepada tetangga terdekat, tulisan atau infografis di-share secara online kepada publik, membuat masker atau hand sanitizer untuk dibagikan pada orang lain," ungkap Muhidin. 

Ketiga, memperkuat ketangguhan menghadapi tekanan. Dilakukan di antaranya dengan menghimpun informasi terkait aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan agar lebih lengkap dan menyenangkan seperti pelatihan online, membaca buku-buku online, menonton youtube, searching resep-resep masakan terbaru dan lainnya.

"Lalu mendokumentasikan aktivitas positif dalam penanganan Covid-19, mempublikasikan informasi-informasi kesembuhan yang dilakukan dan mengarsipkan sebagai status media sosial dan catatan. Selain itu, meningkatkan kualitas ibadah dan kedekatan kepada Tuhan untuk memperkuat daya tahan mental dan imun," paparnya.

Keempat, untuk mewujudkan perasaan mampu berkontribusi, dilakukan dengan mengoreksi aktivitas yang dilakukan dan melakukan rencana aktivitas perbaikan. Hal itu, kata Muhidin, untuk menjadi rencana jadwal kegiatan-kegiatan selanjutnya.
 
"Menunjukkan mampu berkontribusi juga dapat dilakukan dengan ikut berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan wabah yang ada. Seperti menjadi influencer informasi positif Covid-19, sukarelawan pembagian masker dan APD, sosialisasi jaga jarak, dan stay at home," tegasnya.

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Abdullah Alawi