Biarawati: Gus Dur Sosok yang Mengedepankan Kemanusiaan
NU Online · Kamis, 21 Agustus 2014 | 12:00 WIB
Lampung Selatan, NU Online
Pimpinan Rumah Retreat Ngison Nando Lampung Selatan suster Louise berpendapat Indonesia membutuhkan orang seperti almarhum Presiden RI ke - 4 KH Abdurahman Wahid (Gus Dur). Menurut biarawati tersebut Gus Dur datang dengan mengedepankan kemanusiaan.
<>
"Gus Dur seorang nasionalis, agamais. Ia pribadi yang terbuka terhadap siapa pun. Ia tidak melihat orang per orang atas nama agama, tapi kemanusiaan. Ia juga pribadi yang mengajak masyarakat mensejajarkan daya pikir mengenai Indonesia sebagai negara, bukan milik agama tertentu," ujar di Kalianda, Kamis (21/8).
Biarawati itu mengapresiasi Gus Dur dan pengikutnya atau Gusdurian yang dalam beberapa kesempatan berani terlibat dalam konflik bukan untuk memperburuk suasana namun demi kedamaian.
"Seperti Gus Dur yang mengajak orang memahami kedamaian, kebaikan. Ia tidak suka sesuatu yang jahat dan tidak baik. Hal-hal semacam itu menurut Gus Dur jangan dibiarkan berkembang. Hebatnya, siapa yang melakukan hal tidak baik biasanya diajak omong baik-baik oleh Gus Dur," ujar biarawati yang berasal dari Flores itu pula.
Louise yang mengaku baru dua tahun di Lampung menilai iman, ilmu, dan amal Gus Dur sejalan. "Dalam tindak tanduk hidupnya, Gus Dur membuat tidak adanya pengkotak-kotakan," tuturnya lagi.
"Gus Dur secara fisik buta. Tapi mata hati pribadi yang juga dekat dengan Romo Mangun dan Romo Magniz itu tidak buta. Dan pancaran itu lebih kuat," ujar Suster Loise.
Ia menambahkan, orang berperilaku karena konsep, sesuatu yang tidak baik bukan dari pribadinya, tapi dari yang dia dengar.
Karena itu, ia berharap, Gusdurian atau pecinta dan masyarakat yang mengamini pemikiran Gus Dur terhadap minoritas misalnya, terus berpartisipasi menjaga Indonesia yang bhineka.
Loise menjelaskan pendapatnya itu di sela pelatihan Civic Education for Future Indonesia Leaders (CEFIL) level I yang diselenggarakan Yayasan Satunama di Rumah Retreat Ngison Nando, Kalianda, Lampung Selatan mulai 17 hingga 24 Agustus.
Salah satu kegiatan dalam pelatihan diikuti 23 peserta dari berbagai organisasi kepemudaan dan Lembaga Swadaya Masyarakat dari berbagai daerah di Lampung itu ialah diskusi demokrasi, hak asasi manusia dan intoleransi beragama dengan narasumber Savic Ali, aktivis 98 yang juga Pemimpin Redaksi NU online. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
3
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
4
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
5
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
6
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
Terkini
Lihat Semua