Nasional

Banser Harus Jeli Agar Negara Tidak Terancam

NU Online  ·  Rabu, 28 Februari 2018 | 05:00 WIB

Belitung, NU Online
Instruktur Banser (Barisan Ansor Serbaguna) Tingkat Nasional, H Imam Kusnin Ahmad, memaparkan Banser selaku garda terdepan pemuda NU harus jeli dan tanggap terhadap situasi dan kondisi negara saat ini. Karena sedang ada pihak-pihak yang berusaha memecah belah keutuhan bangsa dan negara.

“Sebagai kader inti Ansor yang terdidik, Banser harus jeli dan tanggap terhadap situasi dan kondisi negara saat ini. Apalagi saat ini memasuki tahun politik,’’ ujar Kepala Corp Provost Banser itu di hadapan peserta Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna atau Banser angkatan II Kabupaten Belitung, Senin (26/2).

Terbukti beberapa tahun belakangan ini ujaran kebencian, adu domba dan berita-berita bohong telah merajalela yang tujuannya tidak lain melakukan adu dumba antar sesama bangsa. Supaya antara warga dan antar pemeluk agama saling berkelahi dan terjadilah perpecahan. 

“ Mereka menebar kebencian di mana-mana melalui media sosial atau medsos. Tujuannya untuk memecah belah bangsa,” jelasnya. 

Karenanya Banser harus tanggap dan jeli dengan kondisi ini. Jangan ikut terpancing dengan permainan mereka. “Karena berita bohong dan hoaks bisa menghacurkan keutuhan bangsa dan negara. Bahkan bisa menghacurkan beradaban,’’ jelas mantan Kasatkorwil Banser Jatim ini.

Terlebih jika adu domba tersebut kemudian dibungkus menggunakan ayat dan hadits untuk melakukan pembenaran atas apa yang dilakukan. “Oleh karena itu, bahwa berita hoaks dan adu domba harus ditangkal,’’ tambah Kang Kusnin, sapaan akrabnya.

Untuk berita adu domba yang dibungkus dengan ayat ataupun hadits, lanjut Kusnin agar Banser dan masyarakat lain tidak langsung percaya dan meminta penjelasan kepada kiai atau ulama. Karena mereka mempunyai kedalaman ilmu agama dan memiliki otoritas terkait penafsiran suatu ayat maupun hadits.

"Kita jangan main telan saja. Sebab dampaknya sangat berbahaya. Untuk itu Banser harus tanggap, jeli dan waspada," pungkasnya. (Red: Ibnu Nawawi)