Nasional

Bagaimana Mempraktikkan Politik Kebangsaan NU Saat Ini?

NU Online  ·  Sabtu, 4 Agustus 2018 | 13:45 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) adalah ormas sosial, keagamaan, dan kemasyarakatan. Namun demikian, bukan berarti NU tidak berpolitik. Politik yang dipraktikkan NU adalah politik kebangsaan, bukan politik kekuasaan. Ini sudah dilaksanakan jauh sebelum Indonesia ada hingga saat ini.

Dulu praktik politik kebangsaan NU bisa dengan berjuang melawan penjajah. Lalu, bagaimana menerjemahkan praktik politik kebangsaan NU saat ini?

Intelektual Muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi atau Gus Mis mengatakan, untuk konteks saat ini politik kebangsaan yang menjadi sikap politik NU harus bisa diterjemahkan ke dalam aksi nyata seperti menjaga keutuhan negara, membangun harmoni di antara masyarakat yang beragam, memperjuangkan kepentingan umat, dan lainnya.

“Politik kebangsaan perlu diterjemahkan. Maka perlu mendengarkan aspirasi masyarakat. Tugas kita adalah memetakan apa yang dibutuhkan masyarakat, memetakan masalah, bukan mencari masalah,” jelasnya di Sekretariat Islam Nusantara Center (INC), Sabtu, (4/8).

Gus Mis menambahkan, politik kebangsaan adalah politik yang orientasinya adalah kepentingan masyarakat umum, bukan kepentingan diri sendiri atau kelompok. 

“Kita harus memikirkan kepentingan umat,” tegasnya.

Lebih jauh, alumni Al-Azhar Kairo Mesir ini mengatakan kalau Islam adalah agama yang mengatur semua aspek kehidupan, termasuk mengatur urusan dunia dan akhirat. Ia menyeru agar agama ditempatkan pada tempatnya, yakni sebagai sumber nilai dan kearifan, bukan malah dijadikan sebagai alat untuk meraih kepentingan politik praktis.

“Agama dalam konteks politik kebangsaan digunakan untuk kemaslahatan,” ucapnya. (Muchlishon)