Aswaja NU Center Jatim Gelar Seminar Internasional 23 Desember
NU Online · Senin, 1 Desember 2014 | 23:02 WIB
Surabaya, NU Online
Keberadaan Islam liberal dan ideologi radikal tidak hanya menjadi isu di Indonesia. Di beberapa belahan dunia, hal ini juga menjadi keresahan bersama. Perlu sinergi antar negara agar umat Islam dapat mengawal Islam tengah yang ramah. <>
Perkembangan gerakan Islam di sejumlah negara khususnya Indonesia dan Malaysia akan dibahas dalam seminar internasional 23 Desember mendatang. Penyelenggaranya adalah Aswaja NU Center Jawa Timur dan dilangsungkan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Seperti diketahui, usai gerakan reformasi, berbagai macam aliran dan ideologi baik yang tumbuh dari spirit Barat maupun Islam muncul ke permukaan. "Baik aliran yang embrionya telah lama ada dalam tubuh masyarakat Islam Indonesia, maupun ideologi baru yang diimpor dari luar dengan pola gerakan transnasional dan radikal," kata ketua panitia seminar, Fathul Qodir MHI dalam rilisnya yang diterima NU Online, Senin (1/12).
Alumnus pasca sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini menandaskan bahwa Indonesia menjadi ajang pertarungan berbagai macam ideologi yang kebanyakan bertentangan dengan spirit Islam maupun keindonesiaan.
"Ideologi fundamentalis bercorak radikal, dengan bersuara lantang seringkali mengklaim bahwa kelompoknya berada di garis yang paling benar dan paling sesuai dengan ajaran Rasulullah," tandas pengajar di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Husna Surabaya ini. Â
Parahnya, lanjut dia, kelompok di luar dirinya dianggap sesat, ahli bid'ah, musyrik, dan anti memperjuangkan syariat, lanjutnya.
Hal yang sama juga berlaku kalangan yang masuk kategori Islam kiri yang terkesan membuat ringan dan menyederhanakan aturan agama. "Nah, NU sebagai ormas keagamaan yang selalu memperjuangkan Islam toleran ala Aswaja menyadari akan rongrongan ini," terangnya.
Jika ideologi Aswaja tidak dikokohkan dalam jiwa masyarakat Islam khsususnya di Indonesia, dampaknya adalah Islam tidak lagi rahmatan lil alamin. "Malah yang akan muncul justru rahmatan lil hizbiyyin (kelompok)," sergahnya.
Tidak semata ingin mendapatkan informasi perkembangan dan tantangan Islam di dalam negeri, Aswaja NU Center PWNU Jatim mengundang sejumlah mufti dari negeri Malaysia. Beberapa narasumber yang telah menyampaikan berkenan hadir adalah KH. Miftakhul Akhyar, rais syuriah PWNU Jatim, Prof. Dr. H. Abd. A'la, M.Ag yang juga Rektor UIN Sunan Ampel. Prof. Dato Sheikh Haji Noh Gadot selaku Penasihat Utama Majlis Agama Islam Negri Johor, Prof. Dato Dr. Haji Abdul Razak Omar dari University Tun Husein onn Malaysia, Prof. Dr. Md Som Sujimon sebagai Kolej Pengajian Tinggi Islam Johor, serta Prof. Dr. Sayyed Muhammad Dawelah al-Aidrus.
"Kegiatan berskala internasional ini sangat menarik karena akan mempertemukan pandangan lintas negara," tandas Ustadz Qodir, sapaan akrabnya. Karenanya panitia terus menggenjot sejumlah kekurangan agar kegiatan dapat berjalan sesuai harapan.
Para peserta kegiatan ini adalah sejumlah utusan dari seluruh PWNU se Indonesia, akademisi dan pesantren. Usai seminar internasional, sebagian peserta khususnya utusan dari PWNU se Indonesia akan mengikuti daurah Aswaja tingkat nasional hingga tanggal 26 Desember di tempat yang sama. (Syaifullah/Abdullah Alawi)
Â
Terpopuler
1
Inilah Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
2
10 Muharram Waktu Terjadinya 7 Peristiwa Penting Para Nabi
3
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
4
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
5
Doa-Doa Pilihan di Hari Asyura, Dapat Hindarkan dari Matinya Hati
6
Khutbah Jumat: Keistimewaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Terkini
Lihat Semua