Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Asa’ad Said Ali mengatakan, NU bukan ormas Islam kolot yang gampang membid’ahkan hal-hal baru, termasuk teknologi. Selama bermuatan positif, teknologi akan diterima dan diapresiasi dengan baik.
<>
“NU kalau soal teknologi welcome. Tidak ada masalah. Yang dipermasalahkan kontennya sebenarnya,” katanya saat sambutan dalam acara penandatanganan kerja sama antara Lembaga Ta’mir Masjid PBNU dan PT Bakrie Telecom, Tbk di gedung PBNU, Jakarta, Senin (15/7).
As’ad menjalaskan, pada tahun 1933 NU memang pernah mengharamkan radio, juga mengenakan dasi. Namun pelarangan itu terkait dengan konteks zaman situasi bersangkutan dan tidak dimaksudkan sebagai penolakan total terhadap modernitas.
“(Pengharamkan) itu untuk menunjukkan sikap non-koperatif NU terhadap penjajah Belanda,” ujarnya.
As’ad menambahkan, pada 1961 Faisal bin Abdul Aziz, putra mahkota raja Arab Saudi, pernah membakar televisi karena dinilai bid’ah dan haram atas dukungan ulama-ulama salafi waktu itu. Menurut As’ad, keputusan tergolong ekstrem karena manusia tak dapat melepaskan dari perubahan.
“Nah, ulama-ulama NU tidak sekolot itu,” pungkasnya.
Penulis: Mahbib Khoiron
Terpopuler
1
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
2
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
3
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
4
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
5
IPNU-IPPNU dan PCINU Arab Saudi Dorong Tumbuhnya Tradisi Intelektual di Kalangan Pelajar
6
Dirut NU Online Dorong PCNU Kota Bekasi Perkuat Media dengan Ilmu Pengetahuan
Terkini
Lihat Semua