Nasional

Anak Suka Jajan Sembarangan? Waspadai Zat Aditif pada Makanan Ringan

Sab, 24 Desember 2022 | 11:00 WIB

Anak Suka Jajan Sembarangan? Waspadai Zat Aditif pada Makanan Ringan

Ilustrasi anak. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Kemasan menarik pada makanan ringan memang membuat anak kecil tertarik untuk mengonsumsinya. Namun, cemilan yang sering disebut Chiki tersebut rupanya mengandung zat aditif berbahaya jika dikonsumsi berlebihan oleh anak. Orang tua perlu mengawasi anak agar anak tidak kecanduan dengan makanan tersebut, apalagi saat musim liburan sekolah saat ini.


Zat aditif yang ditambahkan ke dalam makanan Chiki bertujuan untuk menambah cita rasa, mempercantik tampilan, dan mengawetkan makanan dalam jangka waktu tertentu.


Jenis zat aditif yang digunakan sangat beragam. Bahkan, mineral dan vitamin juga bagian dari zat aditif. Keduanya kerap ditambahkan dengan alasan untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai gizi makanan.


Melansir Alo Dokter, memang terdapat beberapa zat aditif yang memiliki manfaat untuk menambah asupan gizi. Namun, sebagian besar zat aditif masuk dalam kategori berbahaya jika dikonsumsi terus-menerus.


Beberapa zat aditif makanan yang perlu dihindari sebagai berikut. Pertama, Monosodium Glutamat (MSG). Chiki yang perlu dihindari oleh anak adalah yang mengandung MSG. Zat aditif natrium ini perlu dihindari oleh anak. Banyak anak usia sekolah mengkonsumsi natrium lebih tinggi dari yang direkomendasikan.


Menurut laporan CDC dalam jurnal The Academy of Nutrition and Dietetics, edisi November 2016, asupan natrium yang direkomendasikan oleh anak berkisar antara 1.900 mg/hari hingga 2.300 mg/hari tergantung pada usia. Namun, dari hasil survei pemeriksaan kesehatan gizi nasional, natrium yang dikonsumsi melebihi batas yaitu 3.256 miligram.


Kedua, pengawet makanan. Kandungan zat aditif selanjutnya yang perlu dihindari adalah pengawet makanan seperti benzoate, nitrat, dan sulfit. Pengertian tersebut jika dikonsumsi secara berlebihan akan mempengaruhi kesehatan anak.


Adapun efek samping dari penggunaan zat aditif tersebut di antaranya memicu kanker, peningkatan bahaya oksidasi, reaksi alergi, dan dan penambahan nafsu makan pada anak-anak, sehingga menimbulkan obesitas.


Ketiga, pemanis buatan. Pemanis buatan seringkali ditemukan pada makanan manis seperti permen karet, sereal, dan agar-agar serta minuman bersoda. Pemanis buatan tersebut adalah aspartame yang dapat memicu kanker jika dikonsumsi secara berlebihan.


Selain itu, mengkonsumsi aspartame berlebihan juga dapat membuat pengonsumsi merasa depresi serta memiliki gangguan mood. Dampaknya antara lain membuat anak mudah emosi dan tantrum.


Keempat, sirop jagung tinggi fruktosa. Sirup jagung fruktosa merupakan pemanis yang sering ditemui dalam produk makanan dan minuman kemasan, seperti minuman bersoda, kue manis, dan permen.


Menurut beberapa penelitian, bila sirup jagung fruktosa dikonsumsi secara berlebihan dapat menurunkan fungsi hormon insulin serta meningkatkan tekanan darah dan obesitas.


Kelima, sodium nitrat. Zat aditif sodium nitrat merupakan zat yang digunakan sebagai pengawet makanan, pemberi warna, serta penyedap. Ketika zat ini dipanaskan, sodium nitrat akan berubah menjadi nitrosamine. Zat ini dianggap sebagai pemicu risiko kanker dalam saluran pencernaan.


Tips Agar Anak Menghindari Chiki

Guru Raudlatul Athfal Muslimat NU Jogonegoro, Fatmawati, mengatakan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua, khususnya ibu, agar anak-anak menghindari chiki. Antara lain, seorang ibu perlu kreatif dalam memasak menu makanan setiap harinya.


“Yang saya tahu, makanan chiki memang mudah sekali ditemukan di manapun. Anak-anak boleh saja membeli makanan tersebut, tapi jangan berlebihan. Agar anak tidak ‘kepinginan’ sama chiki ya ibu kudu kreatif dalam memasak,” ujarnya kepada NU Online, Sabtu (24/12/2022).

 

Fatma mengatakan, di Raudlatul Athfal yang ia pegang sekarang setiap harinya mewajibkan anak-anak membawa bekal sendiri dari rumah. Dengan menu yang bermacam-macam dan sehat.


“Di RA saya, wali murid saya anjurkan untuk membawa bekal makanan dengan menu nasi sayuran, lauk, dan buah. Bahkan, ada wali murid yang kreatif membentuk nasi dan lauk menjadi berbagai karakter kartun. Saya harap di saat liburan wali murid juga melakukan hal yang sama,” pungkasnya.


Kontributor: Siti Maulida
Editor: Musthofa Asrori