Jakarta, NU Online
Mengikuti panggilan hati. Begitulah alasan Ichsan Novansyah, anggota Banser Depok, Jawa Barat. Di usianya yang masih 18 tahun, Ichsan termasuk anggota Banser berusia muda.
“Kalau dipaksa orang nggak akan bisa, dan nggak akan mau. Ibarat tulang rusuk mau dibiikin lurus pasti patah,” kata Ichsan kepada NU Online, di halaman Gedung PBNU Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (25/6).
Bagi Ichsan sendiri panggilan hati yang dimaksud adalah mengabdi kepada ulama, serta berkhidmat melalui NU. Menurut Ichsan, jika sudah sesuai panggilan hati, seorang anggota Banser akan siap menjalani tugas-tugasnya.
Remaja yang telah yatim piatu ini bercerita awal ketertarikan masuk Banser. Ia sejak lama penasaran melihat seragam loreng-loreng. “Apa sih itu loreng-loreng? Oh itu seragam Banser NU. Lalu saya penasaran apa itu Banser, NU, Ansor. Setelah dipelajari ada perkembangan pikiran menjadi Banser,” kata pemuda empat bersaudara ini.
Alasan kuat lainnya masuk Banser bagi Ichsan adalah memanfaatkan usia muda. “Kan saya lihat anak-anak jalanan, mereka mabuk-mabukan. Lebih baik saya mendekat pada ulama,” sambung Ichsan.
Ichsan berpandangan dengan mendekat kepada ulama akan ada banyak hal baik yang didapatnya. Sementara sangat disayangkan jika pada usia muda, misalnya ia menjadi anak jalanan. “Kenal dan sering silaturahim ke ulama, guru, insayaallah akan berkah dan Allah membukakan pintu rezeki,” yakinnya.
(Baca: Cerita Irwan Jualan Souvenir di Tengah-tengah Demo)
Kepergian keduaorangtua Ichsan membuatnya kesulitan biaya dan putus sekolah. Ia pun hanya menempuh pendidikan formal Sekolah Dasar (SD). Hal itu membuatnya bekerja serabutan. “Alhamdulillah saya sudah setahun masuk Banser. Kemudian sempat nganggur, dan sekarang jadi security di perumahan di Depok,” kata Ichsan.
Saat ini Ichsan terpikirkan untuk mengikuti pendidikaan Paket B (setara SMP) kemudian Paket C (SMA). “Itu butuhin tiga sampai lima juta rupiah. Insyaaallah masih keinginan. Yang penting yakin kepada Allah, rezeki ada terus kalau manut (mengikuti) sama kiai, guru. Rezeki dan pintu berkah terbuka semua,” ulang Ichsan.
Sebagai anggota Banser yang tergolong muda, Ichsan biasa membaur dengan teman-teman Banser lain. “Suka bercanda. Terus sebagai senior mereka sering ngasih apa yang belum diketahui junior. Junior kan juga harus mempelajari dari senior,” ujarnya.
Namun demikian, Ichsan dan anggota Banser juga harus siap serta serius dalam menjalankan tugas. “Kalau waktuya santai bisa bercanda. Di saat serius harus serius. Kita kan profesional juga, jadi jangan main-main,” tambah Ichsan.
Usia muda dan kesibukan kerja, membuat Ichsan harus bisa mengatur waktu dengan kegiatan Banser. Ichsan yang hobi sepak bola pun hanya sesekali bermain bola. Tetapi untuk kegiatan Banser, dia lebih mengutamakan setelah urusan kerja.
Sebisa mungkin membagi waktu untuk kegiatan Banser. Asalkan sehat jasmani, rohani juga siap. Hal itu lantaran niat mengabdi kepada ulama, serta sebagai bentuk kecintaan dan ketulusa kepada ulama.
Oleh karena itu, keinginan Ichsan pun sederhana saja. Ia mengatakan tidak ada keinginan lebih dengan menjadi anggota Banser. Rasa bangganya adalah sebagai Banser senang berdekatan dengan kiai dan ulama.
Ichsan yang hari itu datang karena niat mengamankan demo yang isunya akan terjadi di kantor PBNU, sudah terbiasa ditugaskan dalam pengajian maupun acara-acara NU. Tetapi baru kali ini mengamankan demo. “Baru hari ini yang paling menegangkan," ungkanya.
Disebut menegangkan karena bagaimanapun, sejak sebelum berangkat, yang ada dalam pikiran Ichsan adalah bahwa yang dijaga kali ini adalah aksi demosntrasi.
Semangat Ichsan terlihat saat ia membaur dalam pasukan Banser saat apel persiapan pengamanan demo. Di tengah gerimis tipis-tipis, Ichsan terlihat gagah dan tegas dalam barisan Banser.
Semangat Ichsan itu tidak mengendur walaupun pendemo yang diisukan datang, tidak datang hingga lewat tengah hari. Seperti juga anggota Banser lainnya, Ichsan pun bertekad akan tetap mengabdikan dirinya melalui Banser.
“Dekat dengan kiai, silaturahim dengan kiai, persoalan yang kita pendam, kita keluarkan. Karena urusan hati, kita tidak tahu. Kita berdoa sama Allah, cari solusi dan jalan keluar yang baik,” pungkas Ichsan. (Kendi Setiawan)