Nasional

Aktualisasi Merdeka Belajar, Unusia Gelar FGD Draft Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Sel, 25 Juli 2023 | 08:30 WIB

Aktualisasi Merdeka Belajar, Unusia Gelar FGD Draft Kurikulum Pendidikan Agama Islam

FGD untuk mengembangkan draft Kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Kurikulum Merdeka, Sabtu (22/7/2023). (Foto: dok Unusia)

Bogor, NU Online
Kurikulum pendidikan tinggi didorong untuk dapat mencetak sumber daya manusia yang beriorientasi pada penguasaan keilmuan (scientific vision), kebutuhan masyarakat (societal needs), dan kebutuhan pengguna lulusan (stakeholders needs).


Upaya ini telah dilakukan oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) dengan mengembangkan draft Kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Kurikulum Merdeka.


"Untuk menyempurnakan draft Kurikulum tersebut, Program Studi Pendidikan Agama Islam melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion Finalisasi Draf Kurikulum Pendidikan Agama Islam pada Sabtu 22 Juli 2023," ujar Anggun Pastika Sandi dari Unusia dalam rilis yang diterima NU Online, Selasa (25/7/20230.


Dia mengatakan kegiatan menghadirkan Wakil Dekan I Bidang Akademik di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Dr Yanti Herianti sebagai reviewer; dan Kasubdit Kesiswaan Direktorat KSKK, Kementerian Agama Republik Indonesia, Imam Bukhori selaku pemangku kebijakan madrasah.


Hadir juga beberapa stakeholder lain di antaranya Aris Adi Leksono (PP Pergunu) selaku praktisi pendidikan, Yanto Basri (Pengurus Pusat LP Ma’arif NU) selaku praktisi pendidikan, Dadan Setiawan (Pengawas MTs-MA Wilayah Ciseeng/Parung), Miman Hilmansyah (Kepala Madrasah Tsanawiyah Negri 3 Bogor) sebagai pengguna lulusan serta Program Studi Pendidikan Agama Islam.

 

Implementasi tersebut, menurut Anggun Pastika, bertujuan untuk mendapatkan masukan-masukan dari berbagai pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal. "Pelaksanaan FGD ini bertemakan Aktualisasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka dalam Kurikulum yang merujuk pada landasan implementasi MBKM agar setiap mahasiswa (individu) dapat mengembangkan potensi diri secara maksimal untuk mencapai tujuan hidup yang bermakna dan dirancang dalam suatu kurikulum merdeka," imbuhnya.


Pada hari tersebut juga diadakan bedah buku Berpikir Komputasional bagi Guru Madrasah. Bedah buku mengupas di antaranya bahwa dalam perkembangan teknologi saat ini telah mengalami perubahan yang signifikan, hal itu terjadi pada semua aspek. Salah satu perkembangan juga dirasakan pada aspek pendidikan dan pembelajaran.


"Computational thinking atau teknik berpikir komputasional bukanlah tentang pemrograman semata. Ia merupakan pendekatan problem solving yang banyak digunakan dalam lintas bidang, mulai dari sains, teknologi, bisnis, pendidikan, kesehatan, hingga ilmu sosial. Ada empat teknik berpikir komputasional, antara lain, decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithm," ujar Anggun Pastika Sandi.