Nasional

Airmata Iringi Pemakaman TKW Asal Kediri

NU Online  ·  Sabtu, 29 September 2012 | 13:00 WIB

Kediri, NU Online
Tangis haru mewarnai prosesi pemakaman Nurul Hasanah (28), seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang tewas di Arab Saudi.
<>
Mendiang Nurul diduga mengalami penyiksaan dari majikannya sebelum tewas karena mencoba kabur dari rumah tempatnya bekerja.

Zainal Mustofa, suami dari korban, Sabtu (29/9), menceritakan, dia dan keluarga awalnya sangat cemas menunggu kedatangan jenazah Nurul, istrinya.

Ia baru mendapat kabar kematian istrinya pada Desember 2011 padahal mendiang Nurul sudah diketahui tewas sejak 29 November 2011, setelah hanya bekerja empat bulan di Arab Saudi.

"Keluarga cukup lama menunggu kedatangan jenazah istri saya. Sejak kabar kematiannya pada Desember tahun lalu, proses pemulangan belum juga dilakukan," ungkap Zainal.

Ia sempat khawatir dan merasa tidak tenang dengan kabar kematian istrinya itu. Selain karena jenazahnya juga tidak kunjung datang, penyebab kematiannya yang diduga menjadi korban penganiayaan majikannya, membuat ia semakin sedih.

Sebelum kabar kematian itu tiba, kenang Zainal, ia sempat mendapatkan pesan singkat dari sang istri yang bercerita tentang perilaku tidak manusiawi dari majikannya di Arab Saudi. Nurul sering dipukul dan bahkan nyaris menjadi korban perilaku asusila dari majikannya di Arab Saudi.

Ia semakin sedih ketika mendengar kabar jika istrinya meninggal karena hendak melarikan diri dari rumah majikannya di Arab Saudi. Ia berusaha lari menggunakan seutas kabel antena dari lantai tiga rumah majikannya.

Saat itu Nurul berusaha melarikan diri lewat jendela hingga terjatuh dan langsung meninggal dunia.

Jenazah korban datang tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Kamis (27/9) menggunakan pesawat Saudi Airlines nomor penerbangan 820. Kedatangan jenazah ini, selain diterima oleh keluarga, juga didampingi dari Migrant Care.

Sempat diinapkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, jenazah Nurul langsung dibawa ke Jawa Timur dan tiba di rumah duka pada Sabtu pagi di Dusun Tawang, Desa Sumberbendo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.

Keluarga sempat menshalatkan jenazah almarhumah, sebelum dimakamkan di tempat pemakaman umum di desa tersebut. Walaupun masih bersedih, keluarga sudah lega, karena jenazah Nurul tiba. Mereka sudah menunggu hampir satu tahun untuk kedatangan jenazah itu.

Keluarga berharap, pemerintah tanggap dengan kematian anggota keluarga mereka. Selain harus mengusut, keluarga juga berharap, agar hak-hak dari Nurul dikembalikan pada keluarga.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Kediri Edhi Purwanto mengatakan pemerintah tentu membantu untuk mengakomodasi permasalah TKI tersebut. Namun, hal itu juga harus melihat dari TKI, apakah ia berangkat secara resmi atau tidak.

"Kami akan berusaha untuk mencari kabar lebih lanjut. Jika ia berangkat resmi, tentunya ada hak-hak dari korban yang akan diberikan pada keluarga," kata Edhi.

Redaktur: Hamzah Sahal
Sumber : Antara