Ahmad Tohari: Orang Pandai itu Banyak, Yang Peka Sangat Sedikit
NU Online · Senin, 8 Agustus 2016 | 03:00 WIB
Sastrawan harus menyadari bahwa keberadaan dirinya adalah penting, tidak kalah penting dari politikus atau insinyur. Hal tersebut dikatakan oleh sastrawan Ahmad Tohari (Kang Tohari) saat mengisi sambutan pembukaan program penulisan MASTERA (Majelis Sastra Asia Tenggara), di Hotel Jasmin Resort, Cianjur, Jawa Barat, Ahad (7/8) sore.
Menurut Kang Tohari, nilai penting dari keberadaan sastrawan adalah karena dengan karya-karyanya membantu membangun karakter bangsa. Kang Tohari menyebut di Indonesia sempat marak adanya krisis multidimensi. Penyebabnya adalah karena masyarakat dan pemerintah sudah terlalu lama mengabaikan kesusastraan.
“Orang pandai itu banyak. Tetapi orang pandai yang peka sangat sedikit. Sastra dapat menumbuhkan kepekaan manusia,” kata Kang Tohari.
Oleh karena itu, Kang Tohari berpesan kepada para penulis agar tidak merasa rendah diri dengan keterbatasan yang dimiliki. Termasuk juga merasa sudah jadi sehingga berhenti berproses. Padahal, imbuhnya, untuk menghasilkan karya yang semakin baik, para penulis harus berproses sepanjang masa.
Hal lain yang harus diperhatikan penulis adalah karya sastra harus membela peradaban. Peradaban yang dimaksud adalah yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
Pada Program Penulisan MASTERA 2016, Kang Tohari menjadi salah satu pembimbing bersama sejumlah sastrawan lainnya, seperti Triyanto Triwikromo, Abidah El-Khaliqey, Agus R. Sardjono, Norsiah Abdul Gapar (Brunei Darussalam), dan Dr Komariah binti Kamarudin (Malaysia).
Ganjar Harimansyah, Ketua Pelaksana MASTERA 2016 yang juga Sekretaris MASTERA Indonesia, menyampaikan program penulisan MASTERA tahun ini berfokus pada penulisan novel. MASTERA 2016 yang merupakan penyelenggaraan MASTERA ke-19 diikuti 17 penulis.
Ketujuhbelas penulis tersebut berasal dari Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Dua negara anggota MASTERA lainnya yakni Thailand dan Singapura, tidak mengirimkan peserta pada tahun ini terkait kebijakan dan kesulitan perizinan di negara bersangkutan.
Peserta program ini diseleksi oleh panitia yang memenuhi kualifikasi, yaitu berusia maksimal 35 tahun, telah mempublikasikan paling sedikit satu buah novel, dan mengirimkan draft atau rancangan novel terbaru. Selain itu, khusus untuk peserta dari Indonesia harus bergiat di komunitas penulisan. Tujuannya adalah agar para peserta dapat menularkan ilmu yang didapat selama program, kepada anggota komunitas mereka.
Program Penulisan MASTERA 2016 berlangsung 7-13 Agustus 2016. Para peserta di bawah pengawasan pembimbing antara lain mendiskusikan proses kreatif, berkonsultasi, sehingga rancangan novel yang diajukan akan menjadi karya layak terbit di akhir kegiatan. (Kendi Setiawan/Mahbib)
Terpopuler
1
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
2
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
3
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
6
KH Ahmad Chalwani Ungkap Makna Spiritual yang Terkandung dalam Deretan Angka 17-8-45
Terkini
Lihat Semua