Nasional

Ahli Ilmu Falak KH Ghazalie Masroeri, Khidmah untuk NU Sepanjang Hayat

Sen, 8 Februari 2021 | 06:15 WIB

Ahli Ilmu Falak KH Ghazalie Masroeri, Khidmah untuk NU Sepanjang Hayat

KH Ahmad Ghazalie Masroeri. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Tak kurang dari 35 tahun pengabdian KH Ahmad Ghazalie Masroeri di Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) sejak didirikannya pada tahun 1985 hingga wafatnya pada 2020.


Namun, khidmatnya di NU dimulai jauh sebelum itu, yakni ketika masih menyandang status pelajar. Kiai Ghazalie mengawali pengabdiannya kepada NU di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Kemudian di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), hingga diangkat sebagai A'wan dan Katib Syuriyah PBNU di periode kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid sebagai Ketua Umum PBNU.


"Lebih dua pertiga kehidupannya dikhidmahkan untuk jam'iyah (NU)," ujar Katib Syuriyah PBNU H Asrorun Niam Sholeh  saat peringatan Haul Pertama KH Ahmad Ghazalie Masroeri pada Ahad (7/2).


Khidmahnya untuk NU tak pernah berhenti hingga kematian yang menyetopnya. Keterbatasan fisik di usia sepuh dengan pandangan yang berkurang tidak menghalanginya tetap mengabdi.


Niam menyampaikan bahwa almarhum selalu mengikuti perkembangan terkini. Pandangannya yang terbatas membuatnya kerap meminta untuk dibacakan berbagai informasi.


Tak ayal, ia berpandangan bahwa almarhum  merupakan sosok pembelajar sepanjang hayat. Pasalnya, beberapa kali ia berdiskusi dengan Kiai Ghazalie, khususnya saat duduk di Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Hebatnya, beliau nggak merasa tinggi diri, nggak merasa senior," ujar pria yang kini dipercaya sebagai Ketua MUI itu.


Selain di jalur struktur NU, almarhum juga pernah bergerak di jalur politik sebagai anggota parlemen. "Beliau berkhidmah di jalur politik menjadi anggota dewan tetap dalam koridor NU," ujarnya.


Kiai Ghazalie juga dikenal dengan kekukuhannya dalam memegang suatu pandangan. Jika meyakini suatu kebenaran,  ia bakal mempertahankan sampai ada argumen logis dan landasan kuat.


Hal lain yang melekat dalam diri Kiai Ghazalie adalah Falakiyah. Begitu berbincang Falakiyah NU, kata Niam, orang langsung terpersonifikasi terhadap sosok Kiai Ahmad Ghazalie Masroeri.


"Ini saking melekatnya pandangan publik. Plus kekukuhan beliau dalam mempertahankan ide, pandangan, juga policy terkait dengan aspek falakiyah," ujarnya.


Senada dengan Niam, KH Munif Muslih mewakili pihak keluarga menegaskan bahwa almarhum merupakan orang yang mengabdikan hidupnya untuk agama, nusa, dan bangsa. Ia pejuang yang andal, tanpa pernah merasa lelah. "Sejak remaja sampai wafat tercatat sebagai pengurus NU," katanya.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad