Nasional

Addie MS: Indonesia Bisa Kita Kelola Seperti Orkestra

NU Online  ·  Selasa, 25 Juni 2019 | 00:30 WIB

Jakarta, NU Online
Perdamaian ibarat musik orkestra yang dimainkan oleh banyak pemain dengan instrumen yang berbeda-beda tapi dapat menciptakan harmoni yang sangat indah.

"Saya sering memainkan dan memanfaatkan musik orkestra sebagai suatu metafora mengenai pengelolaan perbedaan," kata Komposer ternama negeri ini, Addie MS, saat menjadi narasumber dalam acara Nusantara Millenial Summit yang digelar oleh Pimpinan Pusat IPPNU, di The Media Hotel and Tower, Jakarta, Sabtu (22/6).

Katanya, di musik orkestra terdapat instrumen yang beragam. Ada alat musik biola yang kecil dan dimainkan dengan cara digesek. Ada juga alat musik gesek yang lebih besar, yakni cello. Bahkan, ada yang lebih besar yaitu kontra bass.

"Ketiganya itu, sama. Sekeluarga. Instrumen gesek. Tapi bentuk dan suaranya berbeda," tambahnya.

Selain itu, dalam musik orkestra juga terdapat instrumen yang ditiup. Ada yang terbuat dari logam dan ada pula yang dari kayu. Meskipun sama-sama dimainkan dengan cara ditiup, tapi keduanya sudah memiliki karakter yang sangat berbeda.
Kemudian di belakang, ada pemain dengan alat musik yang dipukul. Sama sekali tidak ada melodinya. Dalam satu karya orkestra, misalnya, dimainkan hanya satu kali pukul.

"Tapi, walaupun semua itu berbeda dan notasinya pun berbeda, akhirnya pemain musik itu terbentuk karakternya," jelas Addie MS yang berbicara dalam sesi galawicara yang bertema, Kita Ingin Perdamaian: Mengkampanyekan Perdamaian Menurut Saya.

Alat musik biola yang dimainkan secara berkelompok, tidak pernah menunjukkan ego pribadi. Sehingga tercipta suasana saling musyawarah agar menghasilkan suara yang indah.

Namun, orang yang memainkan alat musik terompet misalnya, karena suaranya kuat, maka ketika salah walau hanya satu not saja, akan sangat kentara terdengar kesalahannya. Tapi kesalahan itu bukan salah kelompok.

"Itu biasanya karena lebih punya self-confidence gitu," jelas Addie MS di hadapan kader dan pengurus IPPNU seluruh Indonesia.

Dalam pandangan musisi yang juga pegiat media sosial ini, perbedaan tidak harus menjadi sebuah ancaman. Melainkan justru menjadi aset yang jika dikelola dengan baik mampu mewujud jadi satu sinergi yang baik bagi semua.

Sama halnya dengan instrumen yang ada di dalam musik orkestra itu dimainkan secara sembarangan dengan menampakkan ego masing-masing, maka yang terjadi adalah kekacauan.

Karenanya, keindahan dari pengelolaan perbedaan dalam musik orkestra itu dapat tercipta jika terdapat satu konsensus, memainkan partitur yang sama, dan patuh pada pimpinan. Maka, muncul satu harmoni yang indah.

"Insyaallah Indonesia bisa kita kelola seperti orkestra," pungkas Addie MS disambut tepuk tangan meriah dari hadirin. (Aru Elgete/Aryudi AR).

   Â