94 Persen Alkes Impor, Kiai Said: Tanda Kerapuhan Sistem Kesehatan Nasional
NU Online · Sabtu, 25 September 2021 | 09:15 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan sambutan pada Munas Konbes NU 2021. (Foto: NU Online/Suwitno)
Nuriel Shiami Indiraphasa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan bahwa sistem kesehatan nasional rapuh. Pasalnya, diketahui bahwa Indonesia masih mengandalkan impor alat kesehatan.
"Saat ini, sekitar 94 persen alkes yang beredar adalah produk impor. Dominasi alkes impor menandai rapuhnya sistem kesehatan nasional," ujarnya saat memberikan sambutan pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2021 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (25/9/2021).
Ia menegaskan bahwa penguatan ekosistem kesehatan ini bisa diciptakan dengan mengukuhkan kemandirian pihak farmasi, penambahan dokter dan nakes, kapasitas rumah sakit dan Puskesmas, dan produksi alat kesehatan (alkes).
Kiai Said menegaskan bahwa penerapan protokol kesehatan (prokes) harus tetap tertib ditaati dan tak boleh kendor, meski pola kurva Covid-19 di Indonesia telah melandai. "Meski sekarang tengah landai, ada kemungkinan terjadi lonjakan gelombang ketiga," jelas Pengasuh Pondok Pesantren Ats-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.
Apabila melihat pola kurva tiga sampai lima bulan belakang ini, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia diprediksi berkemungkinan terjadi akhir tahun 2021 ini. Karenanya, pengetatan prokes digadangkan sebagai upaya pencegahan lonjakan kasus.
Kendati demikian, dijelaskan oleh Kiai Said Aqil, bahwa NU sendiri senantiasa beritikad mendukung percepatan pembentukan herd immunity atau kekebalan kelompok dengan terus menggenjot program vaksinasi untuk masyarakat.
Sementara itu, ia juga menyampaikan bahwa NU juga turut mendongkrak upaya pemerintah untuk memperbaiki fasilitas kesehatan, mengurangi kesenjangan distribusi fasilitas dan tenaga kesehatan, serta memperkuat ekosistem kesehatan, sebagai upaya mempercepat pemulihan kondisi Indonesia yang sedang digerogoti pandemi.
Munas-Konbes sendri digelar dengan prokes yang ketat. Acara ini diputuskan sebagai forum internal, tanpa mengundang pihak eksternal dengan peserta terbatas. Dalam forum ini, para peserta dibatasi menjadi 250 orang. Hal ini bertujuan dalam rangka menyempurnakan ikhtiar untuk memutus rantai penularan Covid-19. “Setelah sempat ditunda, Munas-Konbes ini digelar dengan prokes yang ketat,” pungkas Kiai Said.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syakir NF
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua