Nasional HARI SANTRI 2021

11 Orang Pahlawan Nasional dari Kalangan Santri

Jum, 22 Oktober 2021 | 09:15 WIB

11 Orang Pahlawan Nasional dari Kalangan Santri

11 orang pahlawan nasional dari kalangan santri. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Resolusi Jihad yang dicetuskan pada 22 Oktober 1945 diperingati sebagai Hari Santri. Resolusi Jihad ini juga diserukan pada 29 Maret 1946. Hal itu tidak saja menggema di seantero Jawa, melainkan di seluruh Indonesia. Pasalnya, upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan meletusnya berbagai peperangan dalam rentang 1945-1949 merupakan buktinya.


“Semua ini menunjukan bahwa kaum santri yang bergabung dalam NU berperan besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan ini tidak hanya melahirkan para syahid tetapi juga melahirkan pahlawan yang diakui secara nasional,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Abdul Mun’im DZ kepada NU Online pada Kamis (21/10/2021).


Mun’im menegaskan, hal tersebut menjadi bukti bahwa kaum santri betul-betul pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan adanya 11 pahlawan nasional yang berasal dari kalangan santri. Mereka berasal dari berbagai suku di Indonesia. “Kita betul-betul pendiri NKRI. Kita banyak punya pahlawan,” katanya.


Mereka bukan saja berasal dari Jawa, melainkan ada yang berasal dari Sunda, Batak, Banjar, Banten, Madura, hingga Bugis. Hal ini juga, lanjutnya, menunjukkan bahwa Nahdlatul Ulama bukan hanya Jawa.


“Tidak benar NU hanya miliknya orang Jawa. NU bukan hanya Jawa. Ternyata dalam temuannya etnisnya bermacam-macam,” kata sejarahwan itu.


Adapun 11 Pahlawan Nasional tersebut adalah sebagai berikut.


1. KH Hasyim Asy'ari (Suku Jawa). Pendiri NU, Panglima Tertinggi Laskar Santri yang terdiri dari Barisan Kiai, Laskar Hisbullah, dan Laskar Sabilillah. Ia mendapat gelar Pahlawan Naisonal berdasarkan (SK Presiden RI No.294 November 1964)


2. KH Wahid Hasyim (Suku Jawa), Ketua Umum PBNU, Berjuang melawan Penjajah, Anggota BPUPKI Perumus Pancasila, Menteri Agama RI. Ia mendapatkan gelar Pahalawan nasional berdasarkan (SK. Presiden RI No. 206 Agustus 1964)


3. KH Zainul Arifin Pohan (Suku Batak), Komandan Hizbullah, Ketua PBNU dan Anggota Konstituante, Wakil Perdana Menteri RI. Ia mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan (SK Presiden RI No. 35, 4 Maret 1963) 


4. KH Zainal Mustofa (Sunda). Ketua PCNU Singaparna, gugus sebagai Syahid dalam Perjuangan Melawan penjajah Jepang. Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional RI berdasarkan (SK Presiden RI No. 064 November 1972)


5. H Andi Mappanyukki (Suku Bugis) Raja Bone, pendiri NU Sulawesi Selatan, berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang 1945-1949. Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional RI berdasarkan (SK. Pres RI No. 089 5 November 2004)


6. H Andi Djemma (Suku Luwu) Raja Luwu. Pendiri NU Sulawesi Selatan ini berjuang melawan Penjajah Belanda 1946-1948. Ia mendapatkan gelar Pahkawan Nasional RI berdasarkan ( SK. Pres RI No. 073 6 November 2002)


7. KH Wahab Chasbullah (Suku Jawa), Pendiri NU. Komandan Barisan Kiai ini berjuang melawan Penjajah, 1926-1949. Kiai yang merupakan Anggota Konstituante RI, Anggota DPA RI, dan Komandan melawan PKI 1965 ini mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional RI berdasarkan ( SK Presiden RI No.  November 2014).


8. KH As'ad Syamsul Arifin (Suku Madura) Pendiri NU ini berperang melawan penjajah 1945-1949. Kiai yang pernah menjabat sebagai Anggota Konstituante RI itu mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan (SK Presiden RI No. 91 November 2016)


9. KH Idham Chalid (Suku Banjar). Ketua Umum PBNU 1956-1984 ini merupakan pejuang kemerdekaan, Wakil Perdana Menteri RI, dan Ketua MPR-RI. Ia mendapatkan gelar pahlawan Nasional berdasarkan (SK Presiden No. 113, 7 November 2011)


10. KH Sam'un (Suku Banten). Ketua PCNU Serang itu merupakan pejuang melawan Penjajah 1945-1949. Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional RI berdasarkan (SK. Presiden RI 8 November 2018).


11. KH Masjkur (Suku Jawa). Ia merupakan Komandan Laskar Sabilillah, Ketua Umum PBNU, Anggota BPUPKI, dan Perumus dasar negara. Kiai Maskur juga pernah menjabat sebagai Anggota Konstituante RI dan Menteri Agama RI. Ia mendapatkan gelar pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden  pada  8 November 2019.


“Data ini selain menunjukkan peran besar Kaum Santri dalam pemperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI, juga menunjukkan kebesaran NU, bahwa NU tidak hanya berkembang di Jawa tetapi juga berkembang di seluruh bumi Nusantara,” katanya.


Hal itu terbukti para tokoh dan pahlawannya terdiri dari berbagai suku yang ada di Indonesia. “Dan masih banyak lagi tokoh yang akan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional sesuai dengan perjuangan yang mereka perankan dalam memperjuangkan berdirinya Republik Ini,” pungkasnya.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad