Jakarta, NU Online
Sebanyak 25 santri dari berbagai daerah se-Indonesia mengikuti Orientasi dan Presentasi Pengembangan Karya Tulis Ilmiah Santri (KTIS) 2015 di kampus pusdiklat tenaga administrasi Ciputat, Tangsel, Senin-Selasa (24-25/8). Presentasi mereka disaksikan Prof Dr Mashadi Said (universitas Az-Zahra) dan tim peneliti Puslitabang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama sebagai juri penelitian.
<>
Tema penelitian "Pengembangan Pendidikan Karakter di Pesantren" ini, mencoba menampilkan wajah pesantren yang memberikan perspektif terhadap karakter bangsa. Sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia pesantren memiliki peran penting dalam membentuk identitas bangsa dengan religiusitasnya misalnya kemandirian, kesederhanaan, kedisplinan, kepahlawanan, kejujuran, tanggung jawab, religius, toleransi, moderat, kepedulian lingkungan dan lain sebagainya.
Pihak panitia menjelaskan bahwa akhir dari laporan penelitian ini rencanya akan dipublikasikan dalam bentuk buku.
"Peran pesantren dalam pendidikan karakter bisa dipertahankan dan dipelihara juga perlu pemahaman pendidikan karakter di pesantren," kata Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Kementrian Agama RI HM Hamdar Arraiyyah.
Dari penelitian ini harapannya peneliti berasal dari dalam (internal) pesantren meneliti pesantren itu sendiri.
Hamdar menambahkan semangat meneliti bisa ditumbuhkan ke depan di kalangan pesantren. Banyak sekali hal yang diteliti sekarang ini tentu terdapat nilai tambah baik data ataupun analisis penelitian. Kemampuan akademis peneliti yang bagus akan mampu menghadapi kemampuan di lapangan ini akan memudahkan seorang peneliti menggali informasi kemudian bisa menulis dan menyampaikan apa yang telah didapatkan.
Dalam penutupan orientasi dan presentasi ini, salah seorang peneliti senior Faiqoh memberikan masukan kepada santriwan-santriwati. Pertama, tradisi karya tulis ini harus ditumbuh kembangkan kepada seluruh santriwan-santriwati. Kedua, ke depan direktorat litbang dan diklat memiliki program penelitian untuk santri dengan lebih baik, karena tahun ini peserta masih didominasi santriwan-santriwati Jawa. Ketiga, khazanah umat Islam di Indonesia banyak sehingga perlu adanya penulisan dan publikasi untuk khalayak. Keempat perlu banyak belajar dan belajar.
Dari 25 presentator diambil dari 60 naskah proposal masuk ke pihak panitia. Setelah melalui pertimbangan dewan juri dan peneliti diambil 10 naskah santriwan santriwati M Rizqil Azizi dari Ma'had Ali PP Salafiyah Syafi'iyyah Situbondo, Ardi Putra dari PP LSQ Yogyakarta, Asror Baisuki dari PP Salafiyah Syafi'iyyah Situbondo, Laili Nur Azizah dari PP Nawasea Yogyakarta, Muhammad Abdul Aziz dari PP Al-Istiqomah Kebumen, Sahal Mahfud dari PP Mathaliul Huda Kajen Pati, Nur Amanah dari PP Al-Hidayah Bandung, Feny Nida Fitriyani dan Dede Sukirah dari PP Az-Zahra Purworkerto, Siti Nurul Ma'rifah dan Ahmad Riyadi dari PP Al-Muayyad Cabang Windan Sukoharjo, dan Risdiyanto dari PP Mahasiswa An-najah Kutosari Purwokerto Utara. (M Zulfa/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
2
Upah Guru Ngaji menurut Tafsir Ayat, Hadits, dan Pandangan Ulama
3
Pakar Linguistik: One Piece Dianggap Representasi Keberanian, Kebebasan, dan Kebersamaan
4
IPK Tinggi, Mutu Runtuh: Darurat Inflasi Nilai Akademik
5
2 Alasan LPBINU Bandung Sosialisasikan Literasi Bencana untuk Penyandang Disabilitas
6
PBNU Minta PPATK Tak Ambil Kebijakan Serampangan soal Pemblokiran Rekening Menganggur
Terkini
Lihat Semua