Lingkungan

BRG Perkuat Teknik Pengolahan Sagu dan Tanaman Hutan 

Rab, 4 November 2020 | 12:30 WIB

BRG Perkuat Teknik Pengolahan Sagu dan Tanaman Hutan 

Selain mendukung ketahanan pangan nasional, perkebunan sagu sejalan dengan penguatan kapasitas pengolahan lahan gambut. (Foto: LIPI)

Jakarta, NU Online
Badan Restorasi Gambut (BRG) RI terus mendukung kegiatan pengembangan industri pertanian yang ada di lahan gambut. Salah satu dukungan yang saat ini sedang diperkuat adalah eksplorasi industri sagu dan tanaman hutan di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.  

 

Plh Deputi II BRG RI Soesilo Indarto menuturkan, selain mendukung ketahanan pangan nasional, perkebunan sagu sejalan dengan penguatan kapasitas pengolahan lahan gambut. Nantinya, para petani memadukan sagu dengan tanaman hutan melalui pembuatan demplot agroforestry. 

 

Menurut dia, projek yang terus disempurnakan ini dilaksanakan di Desa Bagan Melibur, Kecamatan Tasik Putri Puyu. Pihaknya telah bertemu dengan Bupati Kepulauan Merani H Irwan untuk membicarakan hal ini. 

 

"BRG terus melakukan penguatan kapasitas tentang teknik pengolahan lahan dengan memadukan sagu dengan tanaman hutan kayu melalui demplot agroforestry," kata dia seperti keterangan yang diterima NU Online, Rabu (4/11). 

 

Dia menambahkan, kayu yang dipadukan dengan tanaman sagu itu antara lain kayu jenis Meranti, Bakau, Jelutung, Pulai, Balam dan Kelat. Tak hanya sagu dan tanaman hutan, BRG pun mengembangkan beberapa jenis tanaman perkebunan seperti nanas dan jahe untuk memanfaatkan lahan yang ada. 

 

"Selain melakukan penguatan kapasitas tentang teknik pengolahan lahan, kami juga melakukan kajian partisipatif sagu parut kering (Sapuring) sebagai bahan pakan ternak," ujarnya.

 

BRG, lanjutnya, mencoba  menguji formula pakan ternak berbasis Sapuring terhadap ternak bebek petelur, sapi, dan ayam melalui pembangunan demplot dan dukungan mesin pengolah sagu dan pakan ternak.

 

Terkait hal ini, saat Diskusi Daring Hari Pangan Sedunia bertajuk Mengantisipasi Krisis Pangan di Tengah Pandemi yang diselenggarakannya NU Online dan BRG RI, Jumat (16/10) lalu, Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, Myrna Asnawati Safitri mendorong ketahanan pangan terwujud melalui pertanian yang ramah gambut.

 

Tujuan utama program revitalisasi tersebut agar pemulihan lahan gambut yang rusak dapat diwujudkan. BRG, kata Myrna, mendorong ketahanan pangan melalui program Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) yang rutin digelar di 624 Desa Peduli Gambut (DPG). 

 

"Dari kegiatan SLPG itu kami telah memiliki 1.019 petani yang terlibat, 20 persen di antaranya perempuan. Sudah ada 265 demplot pertanian alami tanpa bakar yang dikembangkan," kata Myrna.    

 

Dia menambahkan, para petani membangun demplot di desanya masing-masing. Setelah ditatar oleh BRG para petani mengujicobakan berbagai jenis tanaman yang cocok di lahan gambut. Sebagian besar preferensi yang mereka gunakan adalah tanaman pangan. 

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori 
Editor: Kendi Setiawan