Khutbah KHOTBAH JUMAT

Manjaga Diri dari Jahiliyah Modern

NU Online  Ā·  Kamis, 5 Maret 2015 | 05:53 WIB

Imam Syafi'i berkata bahwa bentuk jahiliyah pada masa pra Islam ada dua, pertamaĀ mereka yang mengaku punya kitab (ahlul kitab) namun mereka telah mengubah sebagian besar hukum-hukumnya, serta mencampurkan kebernaran dengan kepalsuan. Kedua, adalah orang-orang yang mengingkari Allah. Dengan tangannya sendiri dibuatnya batu dan kayu menjadi patung lalu disembahnya.<>

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ِللهِ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁ‰ Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŁ†Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų®ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’ŁŁŽŲ©Ł‹ فِي Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁ‰ Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų¦Ł Ų„ŁŲ¹Ł’ŲŖŁŲØŁŽŲ§Ų±Ł‹Ų§ Ł„Ł‘ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ فِى Ł‚ŁŁ„ŁŁˆŁ’ŲØŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŲØŁŽŁ‡Ł’Ų¬ŁŽŲ©Ł‹ŁˆŁ‘ŁŽŲ³ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ų±Ł‹Ų§. Ų§ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų§ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł€Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽŲ“Ł€ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŁ„Ł’ŁƒŁ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ŁŠŁŲ­Ł’ŁŠŁŁ‰ ŁˆŁŽŁŠŁŁ…ŁŁŠŁ’ŲŖŁ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų¦ ŁŁ‚ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ų±ŁŒ. ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽŁ†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł€Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁŁ’Ų¶Ł„Ł Ų§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŁŲØŁ‡ Ų§ŁŽŲ¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ų§Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ†Ł€Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„Ł‰ŁŽ فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł: اقراؔ باسم ربك الذى خلق خلق الانسان من علق اقراؔ وربك Ų§Ł„Ų£ŁƒŲ±Ł…

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kenikmatan paling mahal berupa ketaqwaan, keimanan dan keamanan. Marilah kita bersama-sama menambahkan rasa taqwa kita kepada Allah swt. agar dalam kehidupan kita kini dan nanti selalu dianugerahi hidayah-Nya.

Rasa syukur juga harus dipanjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan kita keimanan dan keamanan di Indnesia ini. Iman sebagai modal kesuksesan hidup diakhirat dan keamanan menjadi pokok utama kehidupan di dunia. Inilah yang selalu kita minta dalam do’a kita ā€˜Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah’.

Keimanan dan keamanan adalah dua hal yang saling mendukung. Keamanan secara fisik sebagaimana yang diberikan Allah swt kepada bangsa ini, harus kita sykuri bersama. Bentuk syukur itu tertuangkan dalam usaha kita menjaga kemanan dan selalu mengisinya dengan berbagai hal positif yang mampu mendorong nilai-nilai keimanan kita. Oleh karena itu janganlah kita sia-siakan kondisi yang aman dan damai ini. Marilah kita isi dengan segala kegiatan dan pekerjaan yang bersifat ubudiyah, yaitu pekerjaan kita sertai dengan niat lillahi Ta’ala. Meskipun kegiatan itu terlihat sangat duniawi berangkat ke kantor, berdagang di pasar hingga kerjabakti mingguan. Semua itu bernilai ibadah dan diganjar dengan pahala Allah swt jika diniatkan sebagai ibadah. Apalagi pekerjaan-pekerjaan yang secara lahiriah menjadi sunnah Rasulullah saw secara otomatis pastilah menjadi ibadah.

Diantara karakter pekerjaan bernilai ubudiyah adalah 1) tidak melanggar norma agama, 2) membawa kemaslahatan bersama, 3) tidak merugikan pribadi atau kelompok tertentu. Ā Inilah makna lain dari ahlussunnah wal jama’ah yaitu beramal sesuai dengan sunnah dan juga mempertimbangkan kepentingan bersama. Tidak mementingkan diri sendiri, kelompok atupun golongan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Demikian hubungan antara keamanan dan keimanan. Bayangkan bagaimanakah nasib saudara kita yang ada di Suriah dan Irak, dapatkah mereka beribadah dengan tenang? shalat jum’at dengan nyaman? Apabila di luaran sana saudara-saudara yang mengaku se-agama mengancam keamanan mereka, hanya demi kepentingan satu kelompok saja! Sungguh di luar ahlussunnah wal jama’ah adalah kelompok-kelompok yang tidak patut dihormati, sebagaimana mereka yang mengaku ahlussunnah wal jama’ah tetapi tidak memperdulikan nilai-nilai kebersamaan. Na’uzdubillahi min dzalik.

Demikianlah kondisi Arab Jahiliyah sebelum kedatangan Islam. Mereka hidup dengan membanggakan suku dan kelompoknya masing-masing. Mereka kaum Jahiliyah memiliki Fanatisme yang tinggi, siapapun diluar suku mereka harus ditaklukkan. Tidak peduli siapa yang benar dan siapa yang salah. Dalam hal keimanan masyarakat Jahiliyah lebih suka bersekutu dengan kemusyrikan meskipun telah datang kepada mereka wahyu ketauhidan yang dibawa oleh Nabi sebelum rasulullah saw. Mengenai hal ini Imam Syafi’i dalam Muqaddimah kitab ar-Risalah mengklasifikasikan kelompok Jahiliyah menjadi dua golongan.

Pertama, mereka yang mengaku punya kitab (ahlul kitab) namun mereka telah mengubah sebagian besar hukum-hukumnya, mengingkari nikmat dan petunjuk Allah swt di dalamnya, serta mencampurkan kebernaran yang Allah swt turunkan dengan kepalsuan yang mereka ada-adakan. Demikian sebagaimana Allah singgung dalam Ali Imran ayat 78:

Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŁŁŽŲ±ŁŁŠŁ‚Ł‹Ų§ ŁŠŁŽŁ„Ł’ŁˆŁŁˆŁ†ŁŽ Ų£ŁŽŁ„Ł’Ų³ŁŁ†ŁŽŲŖŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„Ł’ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁ Ł„ŁŲŖŁŽŲ­Ł’Ų³ŁŽŲØŁŁˆŁ‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ł‡ŁŁˆŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„ŁŁˆŁ†ŁŽ Ł‡ŁŁˆŁŽ مِنْ عِنْدِ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ł‡ŁŁˆŁŽ مِنْ عِنْدِ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ°ŁŲØŁŽ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽ

Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui.

Dan yang lebih parah dari itu, mereka suka menilai salah kepada kelompok lainnya, bahkan mereka mengaggap yang lain kafir dan merasa dirinya paling beriman. Padahal hati kecil mereka tahu akan kebenaran yang sejati. Tetapi hati mereka terlanjur keras membeku dan malu untuk mengakui kebenaran kelompok lainnya. Surat An-nisa menggambarkannya demikian:

Ų£ŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ±ŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų£ŁŁˆŲŖŁŁˆŲ§ Ł†ŁŽŲµŁŁŠŲØŁ‹Ų§ Ł…ŁŁ‘Ł†ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁ ŁŠŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁˆŁ†ŁŽ بِالْجِبْتِ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų·ŁŽŁ‘Ų§ŲŗŁŁˆŲŖŁ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„ŁŁˆŁ†ŁŽ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ ŁƒŁŽŁŁŽŲ±ŁŁˆŲ§ Ł‡ŁŽŁ°Ų¤ŁŁ„ŁŽŲ§Ų”Ł Ų£ŁŽŁ‡Ł’ŲÆŁŽŁ‰Ł° Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ„Ł‹Ų§

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada berhala dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir lainnya, bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.Ā 

Adapun golonga kedua, adalah orang-orang yang mengingkari Allah dan membuat sesuatu yang tidak diizinkan-Nya. Dengan tangannya sendiri dibuatnya batu dan kayu menjadi patung. Diberinya nama-nama yang indah dan diangkatlah patung-patung itu sebagai tuhan yang disembah. Bila mana hati mereka merasa bosan, patung tuhan itu lalu dihancurkan dan dibuatlah patung yang baru dengan nama yang baru pula. Demikianlah tradisi yang telah mengakar dalam kehidupan jahiliyah sebagaimana yang diwariskan oleh para pendahulu mereka, kata mereka:

Ā 

ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ°ŁŽŁ°Ł„ŁŁƒŁŽĀ Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§Ā Ł…ŁŁ†Ł’Ā Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŁƒŁŽĀ ŁŁŁŠ Ł‚ŁŽŲ±Ł’ŁŠŁŽŲ©Ł مِنْ Ł†ŁŽŲ°ŁŁŠŲ±Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ų§ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł…ŁŲŖŁ’Ų±ŁŽŁŁŁˆŁ‡ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ų§ ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲÆŁ’Ł†ŁŽŲ§ Ų¢ŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰Ł° Ų£ŁŁ…ŁŽŁ‘Ų©Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰Ł° Ų¢Ų«ŁŽŲ§Ų±ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł…ŁŁ‚Ł’ŲŖŁŽŲÆŁŁˆŁ†ŁŽĀ 

Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka"

Para Jama’ah yang Dirahmati Allah

Itulah dua kelompok Jahiliyah pada masa sebelum Islam datang. Satu kelompok dengan fanatisme tinggi disertai upaya memalsukan kebenaran, sedangkan satu kelompok lain tenggelam dalam kemusyrikan dan penuhanan benda-benda. Benih-benih ini tidaklah lenyap keseluruhan, malahan kini terlihat mulai bermunculan kembali dengan bentuk lain. Jahiliyah yang muncul di zaman modern ini memiliki karakter yang hampir sama. Fanatisme tinggi yang membuta tanpa disertai dengan ilmu. Menyalahkan dan menganggap diri paling benar, dan tidak segan-segan melakukan kekerasan demi kepentigan pribadi dan kelompok.

Minimnya pengetahuan ini menyebabkan mereka selalu gagal mencapai hikmah dai sari pati ayat-ayat al-Qur’an. Hanya dengan berbekal bacaan buku-buku terjemahan mereka menganggap diri mereka paling benar. Kitab-kitab hadits yang begitu menumpuk difahami melalui bahasa Indonesia. Mereka lupa bahwa hadits Rasulullah saw pada mulanya berbahasa Arab, dan yang mereka baca dan fahami merupakan hasil pikiran para penerjemah yang berlomba menerbitkan buku demi pasar dan uang. Dan yang lebih mengerikan sebagain dari mereka ini faham atas kesalahnnya tetapi malu untuk merubah haluanannya. Na’udzu billah min dzalik.

Inilah bentuk pemalsuan kitab di zaman modern. Tidak kata dan kalimatnya yang diubah tetapi pemahaman yang disederhanakan dan disesuaikan demi kepentingan. Kepentingan penerbitan, perdagangan dan pasar.

Adapun bentuk kejahiliyahan kedua yang kini sangat terasa adalah mempertuhankan tehnologi dan materi. Bagaimana seseorang pada zaman sekarang ini tidak merasa nyaman dan aman kehidupannya tanpa ada tehnologi. Bagaimana kegusaran seorang pemuda yang gadgetnya tertinggal di rumah sedangkan ia dalam perjalanan. Seolah gadget itulah yang akan menyelamatkan perjalanannya. Tehnologi dan pengetahuan menjadi satu gantungan manusia modern yang posisinya hampir menggantikan tuhannya. Masyallah.

Jika demikian maka tugas mereka yang mengaku penerus Rasulullah saw pada zaman sekarang adalah mengembalikan ketuhidan, memerangi fanatisme buta dan kembali mentradisikan berfikir dan membaca keadaan sebagaimana diperintahkan dalam wahyu pertama iqra’..! bismi rabbikal ladzi khalaq,..bacalah segala macam pengetahuan dengan nama Allah swt Yang Maha Mencipta.

Demikianlah khutbah singkat jum’at kali ini semoga kita semua mendapat petunjuk-Nya amien

Ā ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ فِى Ų§Ł’Ł„Ų¢ŁŠŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų°Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ±Ł‘Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ¤ŁŁˆŁ’ŁŁ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł.Ā Ā 

Khutbah II

Ā 

Ā 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŁŁŁŠŁ’Ł‚ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų§ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁĀ Ų§ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ‰ Ų§ŁŁ„Ł‰ŁŽ Ų±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁƒŁŲ«ŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§


Ų§ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŲ§ŁŽ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ اللهّ Ų§ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŲØŁŽŲÆŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ«ŁŽŁ€Ł†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŲØŁŁ‚ŁŲÆŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁ‰ يآ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†Ų§ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŲ¢Ų¦ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ³ŁŁ„ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁ‚ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§ŁŽŲØŁŁ‰ ŲØŁŽŁƒŁ’Ų±ŁŁˆŁŽŲ¹ŁŁ…ŁŽŲ±ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ«Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł† ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŁ‰ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ‚ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ­ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ


Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ¢Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŁŽŲ¹ŁŲ²Ł‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų§ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŲ±Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁˆŁŽŲ­Ł‘ŁŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų®Ł’Ų°ŁŁ„Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų®ŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ ŲÆŁŽŁ…Ł‘ŁŲ±Ł’ Ų§ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŲ§Ų”ŁŽŲ§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŁƒŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų¢Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲ§ŁŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŽŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ! Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ¢Ų”Ł ذِى Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų§ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’

Ā 

Ā 

Ā 

Ā 

Ā Ā Ā 

Ā