Manjaga Diri dari Jahiliyah Modern
NU Online Ā· Kamis, 5 Maret 2015 | 05:53 WIB
Imam Syafi'i berkata bahwa bentuk jahiliyah pada masa pra Islam ada dua, pertamaĀ mereka yang mengaku punya kitab (ahlul kitab) namun mereka telah mengubah sebagian besar hukum-hukumnya, serta mencampurkan kebernaran dengan kepalsuan. Kedua, adalah orang-orang yang mengingkari Allah. Dengan tangannya sendiri dibuatnya batu dan kayu menjadi patung lalu disembahnya.<>
Ų§ŁŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲ Ų§ŁŁŁŁŲ°ŁŁ Ų®ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ„ŁŁŁŲ³ŁŲ§ŁŁ Ų®ŁŁŁŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŲ¶Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŲ°ŁŁ Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ų“ŁŁŁŲ¦Ł Ų„ŁŲ¹ŁŲŖŁŲØŁŲ§Ų±ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁ ŁŲŖŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ¬ŁŲ¹ŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŲ¬ŁŲ©ŁŁŁŁŲ³ŁŲ±ŁŁŁŲ±ŁŲ§. Ų§ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŁŲÆŁŁŁ ŁŲ§ŁŲ“ŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŲŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŲŖŁ ŁŁŁŁŁŁŲ¹ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ų“ŁŁŁŲ¦ ŁŁŁŲÆŁŁŁŲ±Ł. ŁŁŲ§ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁŲ§Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŲ§ŁŁŁŲØŁŁŁŁ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁŁŁ. Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŁŲÆŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŲ¶ŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŁŁŲØŁŁŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲµŁŲŁŲ§ŁŲØŁ Ų§ŁŲ¬ŁŁ ŁŲ¹ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁ ŁŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁŲ ŁŁŁŁŲ§Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲ Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŁŁŲ§Ų§ŁŁŁŁ ŲŁŁŁŁ ŲŖŁŁŁŲ§ŲŖŁŁ ŁŁŁŲ§ŁŲŖŁŁ ŁŁŁŲŖŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŲŖŁŁ Ł Ł ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲÆŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ Ł: Ų§ŁŲ±Ų§Ų” باس٠رب٠اŁŲ°Ł Ų®ŁŁ Ų®ŁŁ Ų§ŁŲ§ŁŲ³Ų§Ł Ł Ł Ų¹ŁŁ Ų§ŁŲ±Ų§Ų” ŁŲ±ŲØŁ Ų§ŁŲ£ŁŲ±Ł
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kenikmatan paling mahal berupa ketaqwaan, keimanan dan keamanan. Marilah kita bersama-sama menambahkan rasa taqwa kita kepada Allah swt. agar dalam kehidupan kita kini dan nanti selalu dianugerahi hidayah-Nya.
Rasa syukur juga harus dipanjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan kita keimanan dan keamanan di Indnesia ini. Iman sebagai modal kesuksesan hidup diakhirat dan keamanan menjadi pokok utama kehidupan di dunia. Inilah yang selalu kita minta dalam doāa kita āRabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanahā.
Keimanan dan keamanan adalah dua hal yang saling mendukung. Keamanan secara fisik sebagaimana yang diberikan Allah swt kepada bangsa ini, harus kita sykuri bersama. Bentuk syukur itu tertuangkan dalam usaha kita menjaga kemanan dan selalu mengisinya dengan berbagai hal positif yang mampu mendorong nilai-nilai keimanan kita. Oleh karena itu janganlah kita sia-siakan kondisi yang aman dan damai ini. Marilah kita isi dengan segala kegiatan dan pekerjaan yang bersifat ubudiyah, yaitu pekerjaan kita sertai dengan niat lillahi Taāala. Meskipun kegiatan itu terlihat sangat duniawi berangkat ke kantor, berdagang di pasar hingga kerjabakti mingguan. Semua itu bernilai ibadah dan diganjar dengan pahala Allah swt jika diniatkan sebagai ibadah. Apalagi pekerjaan-pekerjaan yang secara lahiriah menjadi sunnah Rasulullah saw secara otomatis pastilah menjadi ibadah.
Diantara karakter pekerjaan bernilai ubudiyah adalah 1) tidak melanggar norma agama, 2) membawa kemaslahatan bersama, 3) tidak merugikan pribadi atau kelompok tertentu. Ā Inilah makna lain dari ahlussunnah wal jamaāah yaitu beramal sesuai dengan sunnah dan juga mempertimbangkan kepentingan bersama. Tidak mementingkan diri sendiri, kelompok atupun golongan.
Maāasyiral Muslimin Rahimakumullah
Demikian hubungan antara keamanan dan keimanan. Bayangkan bagaimanakah nasib saudara kita yang ada di Suriah dan Irak, dapatkah mereka beribadah dengan tenang? shalat jumāat dengan nyaman? Apabila di luaran sana saudara-saudara yang mengaku se-agama mengancam keamanan mereka, hanya demi kepentingan satu kelompok saja! Sungguh di luar ahlussunnah wal jamaāah adalah kelompok-kelompok yang tidak patut dihormati, sebagaimana mereka yang mengaku ahlussunnah wal jamaāah tetapi tidak memperdulikan nilai-nilai kebersamaan. Naāuzdubillahi min dzalik.
Demikianlah kondisi Arab Jahiliyah sebelum kedatangan Islam. Mereka hidup dengan membanggakan suku dan kelompoknya masing-masing. Mereka kaum Jahiliyah memiliki Fanatisme yang tinggi, siapapun diluar suku mereka harus ditaklukkan. Tidak peduli siapa yang benar dan siapa yang salah. Dalam hal keimanan masyarakat Jahiliyah lebih suka bersekutu dengan kemusyrikan meskipun telah datang kepada mereka wahyu ketauhidan yang dibawa oleh Nabi sebelum rasulullah saw. Mengenai hal ini Imam Syafiāi dalam Muqaddimah kitab ar-Risalah mengklasifikasikan kelompok Jahiliyah menjadi dua golongan.
Pertama, mereka yang mengaku punya kitab (ahlul kitab) namun mereka telah mengubah sebagian besar hukum-hukumnya, mengingkari nikmat dan petunjuk Allah swt di dalamnya, serta mencampurkan kebernaran yang Allah swt turunkan dengan kepalsuan yang mereka ada-adakan. Demikian sebagaimana Allah singgung dalam Ali Imran ayat 78:
Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲ³ŁŁŁŲŖŁŁŁŁ Ł ŲØŁŲ§ŁŁŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁ ŁŁŲŖŁŲŁŲ³ŁŲØŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁ ŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ°ŁŲØŁ ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ
Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui.
Dan yang lebih parah dari itu, mereka suka menilai salah kepada kelompok lainnya, bahkan mereka mengaggap yang lain kafir dan merasa dirinya paling beriman. Padahal hati kecil mereka tahu akan kebenaran yang sejati. Tetapi hati mereka terlanjur keras membeku dan malu untuk mengakui kebenaran kelompok lainnya. Surat An-nisa menggambarkannya demikian:
Ų£ŁŁŁŁ Ł ŲŖŁŲ±Ł Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŲŖŁŁŲ§ ŁŁŲµŁŁŲØŁŲ§ Ł ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁ ŁŁŲ¤ŁŁ ŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁŲ¬ŁŲØŁŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŲ·ŁŁŲ§ŲŗŁŁŲŖŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ±ŁŁŲ§ ŁŁŁ°Ų¤ŁŁŁŲ§Ų”Ł Ų£ŁŁŁŲÆŁŁŁ° Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų¢Ł ŁŁŁŁŲ§ Ų³ŁŲØŁŁŁŁŲ§
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada berhala dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir lainnya, bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.Ā
Adapun golonga kedua, adalah orang-orang yang mengingkari Allah dan membuat sesuatu yang tidak diizinkan-Nya. Dengan tangannya sendiri dibuatnya batu dan kayu menjadi patung. Diberinya nama-nama yang indah dan diangkatlah patung-patung itu sebagai tuhan yang disembah. Bila mana hati mereka merasa bosan, patung tuhan itu lalu dihancurkan dan dibuatlah patung yang baru dengan nama yang baru pula. Demikianlah tradisi yang telah mengakar dalam kehidupan jahiliyah sebagaimana yang diwariskan oleh para pendahulu mereka, kata mereka:
Ā
ŁŁŁŁŲ°ŁŁ°ŁŁŁŁĀ Ł ŁŲ§ Ų£ŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŲ§Ā Ł ŁŁŁĀ ŁŁŲØŁŁŁŁŁĀ ŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŲ©Ł Ł ŁŁŁ ŁŁŲ°ŁŁŲ±Ł Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁ Ł ŁŲŖŁŲ±ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ¬ŁŲÆŁŁŁŲ§ Ų¢ŲØŁŲ§Ų”ŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁ° Ų£ŁŁ ŁŁŲ©Ł ŁŁŲ„ŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁ° Ų¢Ų«ŁŲ§Ų±ŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁŲŖŁŲÆŁŁŁŁĀ
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka"
Para Jamaāah yang Dirahmati Allah
Itulah dua kelompok Jahiliyah pada masa sebelum Islam datang. Satu kelompok dengan fanatisme tinggi disertai upaya memalsukan kebenaran, sedangkan satu kelompok lain tenggelam dalam kemusyrikan dan penuhanan benda-benda. Benih-benih ini tidaklah lenyap keseluruhan, malahan kini terlihat mulai bermunculan kembali dengan bentuk lain. Jahiliyah yang muncul di zaman modern ini memiliki karakter yang hampir sama. Fanatisme tinggi yang membuta tanpa disertai dengan ilmu. Menyalahkan dan menganggap diri paling benar, dan tidak segan-segan melakukan kekerasan demi kepentigan pribadi dan kelompok.
Minimnya pengetahuan ini menyebabkan mereka selalu gagal mencapai hikmah dai sari pati ayat-ayat al-Qurāan. Hanya dengan berbekal bacaan buku-buku terjemahan mereka menganggap diri mereka paling benar. Kitab-kitab hadits yang begitu menumpuk difahami melalui bahasa Indonesia. Mereka lupa bahwa hadits Rasulullah saw pada mulanya berbahasa Arab, dan yang mereka baca dan fahami merupakan hasil pikiran para penerjemah yang berlomba menerbitkan buku demi pasar dan uang. Dan yang lebih mengerikan sebagain dari mereka ini faham atas kesalahnnya tetapi malu untuk merubah haluanannya. Naāudzu billah min dzalik.
Inilah bentuk pemalsuan kitab di zaman modern. Tidak kata dan kalimatnya yang diubah tetapi pemahaman yang disederhanakan dan disesuaikan demi kepentingan. Kepentingan penerbitan, perdagangan dan pasar.
Adapun bentuk kejahiliyahan kedua yang kini sangat terasa adalah mempertuhankan tehnologi dan materi. Bagaimana seseorang pada zaman sekarang ini tidak merasa nyaman dan aman kehidupannya tanpa ada tehnologi. Bagaimana kegusaran seorang pemuda yang gadgetnya tertinggal di rumah sedangkan ia dalam perjalanan. Seolah gadget itulah yang akan menyelamatkan perjalanannya. Tehnologi dan pengetahuan menjadi satu gantungan manusia modern yang posisinya hampir menggantikan tuhannya. Masyallah.
Jika demikian maka tugas mereka yang mengaku penerus Rasulullah saw pada zaman sekarang adalah mengembalikan ketuhidan, memerangi fanatisme buta dan kembali mentradisikan berfikir dan membaca keadaan sebagaimana diperintahkan dalam wahyu pertama iqraā..! bismi rabbikal ladzi khalaq,..bacalah segala macam pengetahuan dengan nama Allah swt Yang Maha Mencipta.
Demikianlah khutbah singkat jumāat kali ini semoga kita semua mendapat petunjuk-Nya amien
Ā ŲØŁŲ§Ų±ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲ¢ŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ ŁŲ ŁŁŁŁŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŁŲ§ŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¢ŁŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŲ°ŁŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŲŁŁŁŁŁŁ ŁŲ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŲ±ŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ¤ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁŁŁ Ł.Ā Ā
Khutbah II
Ā
Ā
Ų§ŁŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ“ŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŲŖŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ ŁŲŖŁŁŁŲ§ŁŁŁŁ. ŁŁŲ§ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŁ ŁŲ§Ł Ų“ŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁĀ Ų§ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŲ§Ų¹ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų±ŁŲ¶ŁŁŁŲ§ŁŁŁŁ. Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ł ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲ«ŁŁŲ±ŁŲ§
Ų§ŁŁ
ŁŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ ŁŁŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ Ų§ŁŁ
ŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁ
ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų¹ŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ§ŁŁ
ŁŲ±Ł ŲØŁŲÆŁŲ£Ł ŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŁŁŁ ŲØŁŁ
ŁŁŲ¢ Ų¦ŁŁŁŲŖŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŲŖŁŲ¹Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŲ¢ Ų¦ŁŁŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲµŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁ ŁŲ¢ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁŁ Ų¢Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ ŲµŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ
ŁŲ§. Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŲ§Ł Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲØŁŁŲ¢Ų¦ŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŲ¢Ų¦ŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŲ±ŁŁŲØŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų±ŁŲ¶Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŁŁŁŁŲ§Ų”Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲØŁŁ ŲØŁŁŁŲ±ŁŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŲ¹ŁŲ«ŁŁ
ŁŲ§Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁ ŲØŁŁŁŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŲµŁŁŲŁŲ§ŲØŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŲŖŁŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ§ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų±ŁŲ¶Ł Ų¹ŁŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲ¹ŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ±ŁŲŁŁ
ŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų§ŁŲ±ŁŲŁŁ
Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§ŲŁŁ
ŁŁŁŁŁ
Ų§ŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲŁŁŲ¢Ų”Ł Ł
ŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŁŁŲ§ŁŁ
ŁŁŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲ²ŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲ³ŁŁŲ§ŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲ°ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ“ŁŁŲ±ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ“ŁŲ±ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲµŁŲ±Ł Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŲŁŁŲÆŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŲµŁŲ±Ł Ł
ŁŁŁ ŁŁŲµŁŲ±Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų®ŁŲ°ŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų®ŁŲ°ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁ ŲÆŁŁ
ŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲ¹ŁŲÆŁŲ§Ų”ŁŲ§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų¹ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ŲŖŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ. Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŲÆŁŁŁŲ¹Ł Ų¹ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲØŁŁŲ§ŁŲ”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲØŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŲ²ŁŁŁŲ§ŁŲ²ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŲ”Ł Ų§ŁŁŁŁŲŖŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲŁŁŁ Ł
ŁŲ§ ŲøŁŁŁŲ±Ł Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ
ŁŲ§ ŲØŁŲ·ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŁŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁŁŲ©Ł ŁŁŲ³ŁŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲÆŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ Ų¹Ų¢Ł
ŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ Ų±ŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ. Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų¢ŲŖŁŁŲ§Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¢Ų®ŁŲ±ŁŲ©Ł ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŲ°ŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ ŲøŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŲ§ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁ
Ł ŲŖŁŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŲ±ŁŲŁŁ
ŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŁŁŁ. Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁŲ§ŁŁŁŁ ! Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŁŲ§ ŲØŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ§ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŲŖŲ¢Ų”Ł Ų°ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲØŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŁŲ“Ų¢Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŲŗŁŁ ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲŖŁŲ°ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų°ŁŁŁŲ±ŁŁŲ§Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ°ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§Ų“ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŲ²ŁŲÆŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŲ°ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲØŁŲ±Ł
Ā
Ā
Ā
Ā
Ā Ā Ā
Ā
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua