Khutbah

Belajar dari Kisah Nabi Adam

NU Online  Ā·  Kamis, 13 Juli 2017 | 02:00 WIB

Khutbah I

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ِللهِ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁ‰ Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŁ†Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų®ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’ŁŁŽŲ©Ł‹ فِي Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁ‰ Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų¦Ł Ų„ŁŲ¹Ł’ŲŖŁŲØŁŽŲ§Ų±Ł‹Ų§ Ł„Ł‘ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ فِى Ł‚ŁŁ„ŁŁˆŁ’ŲØŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŲØŁŽŁ‡Ł’Ų¬ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁ‘ŁŽŲ³ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ų±Ł‹Ų§. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŁ„Ł’ŁƒŁ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ŁŠŁŲ­Ł’ŁŠŁŁ‰ ŁˆŁŽŁŠŁŁ…ŁŁŠŁ’ŲŖŁ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų¦ ŁŁ‚ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ų±ŁŒ. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽŁ†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł€Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁŁ’Ų¶Ł„Ł Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŁŲØŁ‡ Ų£ŁŽŲ¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł€Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„Ł‰ŁŽ فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł: اقراؔ باسم ربك الذى خلق خلق الانسان من علق اقراؔ وربك Ų§Ł„Ų£ŁƒŲ±Ł…
ŲØŁŽŁ„Ł’ ŲŖŁŲ¤Ł’Ų«ŁŲ±ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁŽŲ§Ų©ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘Ł†Ł’ŁŠŁŽŲ§ . ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲØŁ’Ł‚ŁŽŁ‰

Jamaah shalat Jumat hadakumullah,

Dalam Al-Qur'an ada kisah yang cukup populer tentang ditunjuknya Nabi Adam sebagai khalifah di muka bumi yang lalu disambut dengan "nada protes" para malaikat karena kahwatir bangsa manusia akan berlaku bejat sebagaimana yagn sudah-sudah.

ŁˆŁŽŲ„ŁŲ°Ł’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁƒŁŽ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŁŠ Ų¬ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ„ŁŒ فِي Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł Ų®ŁŽŁ„ŁŁŠŁŁŽŲ©Ł‹ Ū– Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŲŖŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł ŁŁŁŠŁ‡ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŁŁ’Ų³ŁŲÆŁ ŁŁŁŠŁ‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ³Ł’ŁŁŁƒŁ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ…ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ­Ł’Ł†Ł Ł†ŁŲ³ŁŽŲØŁ‘ŁŲ­Ł ŲØŁŲ­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ†ŁŁ‚ŁŽŲÆŁ‘ŁŲ³Ł Ł„ŁŽŁƒŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŁŠ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł Ł…ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat; ā€œSesungguhnya Aku hendak jadikan seorang khalifah di bumi.ā€ Mereka bertanya: ā€œApakah Engkau hendak jadikan di bumi orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mengkuduskan Engkau?ā€ Tuhan berfirman: ā€œSesungguhnya Aku tahu apa yang kamu tidak tahu.ā€ (QS al-Baqarah:30)

Setelah itu Allah mengajarkan kepada Nabi Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Selanjutnya kemampuan tersebut diperlihatkan kepada para malaikat dengan menguji kapasitas mereka: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kalian mamang benar!"

Malaikat rupanya tak berkutik menjawab tantangan itu. Mereka hanya bisa berkata:

Ų³ŁŲØŁ’Ų­ŁŽŲ§Ł†ŁŽŁƒŁŽ Ł„ŁŽŲ§ Ų¹ŁŁ„Ł’Ł…ŁŽ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…Ł’ŲŖŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ…Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ…Ł

"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Ketika tantangan yang sama diberikan kepada Nabi Adam, beliau dengan lancar menyebut nama-nama benda itu. Di sini Nabi Adam menunjukkan keunggulannya dibanding malaikat yang semula "meremehkannya".

Jamaah shalat Jumat hadakumullah,

Kenapa Nabi Adam ā€˜alaihissalĆ¢m bisa menuntaskan tantangan dari Allah, sementara malaikat tidak? Jawabannya karena ilmu. Dalam kisah tersebut Nabi Adam mendapat karunia pengetahuan atau ilmu dari Allah sementara malaikat tidak.

Dengan demikian, di antara unsur pokok yang membuat manusia unggul adalah ilmu. Ilmu hadir lantaran manusia dianugerahi akal. Itulah alasannya mengapa ilmu tidak dimiliki binatang. Tidak heran bila Rasulullah bersabda bahwa mencari ilmu adalah fardhu bagi tiap Muslim laki-laki dan Muslim perempuan.

Atas keunggulan itu pula Nabi Adam mendapat kemuliaan dari Allah: malaikat dan Iblis diperintahkan bersujud menghormatinya. Malaikat patuh dengan instruksi ini, sedangkan Iblis membelot karena dikuasai nafsu kesombongan.

Iblis pun dikutuk sebagai bagian dari kelompok kafir dan calon penghuni neraka selamanya. Dan Nabi Adam bersama sang istri (Hawa) dipersilakan tinggal dalam kenikmatan surgawi.

Jamaah shalat Jumat hadakumullah,

Apakah ilmu saja cukup? Ternyata tidak.

Nabi Adam ternyata tak selalu di "posisi atas". Dalam kisah selanjutnya Nabi Adam tampak tidak kuat menahan godaan setan sehingga ia bersama Hawa dikeluarkan dari berbagai kenikmatan itu.

Kata Allah:

Ų§Ł‡Ł’ŲØŁŲ·ŁŁˆŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶ŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶Ł Ų¹ŁŽŲÆŁŁˆŁ‘ŁŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł Ł…ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲ±Ł‘ŁŒ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲŖŁŽŲ§Ų¹ŁŒ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰Ł° Ų­ŁŁŠŁ†Ł

"Turunlah kalian! Sebagian kalian menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kalian ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". (QS al-Baqarah: 36)

Nabi Adam dan Hawa pun tinggal di bumi. Tak seperti sebelumnya, mereka berdua kini tinggal di bumi yang tidak sempurna, mengandung kesenangan sementara, dan sarat hawa permusuhan antarsesama. Dalam konteks ini, kekhawatiran malaikat bahwa manusia akan membuat kerusakan di dunia dan saling menumpahkan darah, menjadi bermakna.

Setelah peristiwa pernjerumusan oleh setan itu Nabi Adam menerima petunjuk (kalimât) dari Allah, lalu melakukan pertobatan.

ŁŁŽŲŖŁŽŁ„ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽŁ‰Ł° Ų¢ŲÆŁŽŁ…Ł مِنْ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁ‡Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ…Ł

"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS al-Baqarah: 37)

Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitab ad-Durul MantsĆ»r fĆ®t TafsĆ®ril Ma’tsĆ»r berdasarkan riwayat dari ath-Thabrani dalam al-Ausath memaparkan, ketika Nabi Adam diusir ke bumi, ia mendatangi Ka'bah lalu shalat dua rakaat. Allah pun memberika ilham doa berikut ini:

Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁƒŁŽ ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł Ų³ŁŲ±Ł‘ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł†ŁŁŠŁŽŲŖŁŁŠŁ’ ŁŁŽŲ§Ł‚Ł’ŲØŁŽŁ„Ł’ Ł…ŁŽŲ¹Ł’Ų°ŁŲ±ŁŽŲŖŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł Ų­ŁŽŲ§Ų¬ŁŽŲŖŁŁŠŁ’ ŁŁŽŲ£ŁŽŲ¹Ł’Ų·ŁŁ†ŁŁŠŁ’ Ų³ŁŲ¤ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł Ł…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŁŁŽŲ§ŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’Ł„ŁŁŠŁ’ Ų°ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŁ’. Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŁŠ Ų£ŁŽŲ³Ł’Ų£ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ ŁŠŁŲØŁŽŲ§Ų“ŁŲ±Ł Ł‚ŁŽŁ„Ł’ŲØŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’Ł†Ł‹Ų§ ŲµŁŽŲ§ŲÆŁŁ‚Ł‹Ų§ Ų­ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲµŁŁŠŁ’ŲØŁŁ†ŁŁŠŁ’ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲŖŁŽŲØŁ’ŲŖŁŽ Ł„ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ±Ł’Ų¶ŁŁ†ŁŁŠŁ’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ Ł‚ŁŽŲ³Ł‘ŁŽŁ…Ł’ŲŖŁŽ Ł„ŁŁŠ

ā€œYa Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku.ā€

Allah kemudian menjawab doa Nabi Adam:

ā€œHai Adam, Aku telah terima taubatmu dan telah Aku ampuni dosamu. Tidak ada seorang pun di antara keturunanmu yang berdoa dengan doa sepertimu kecuali Aku ampuni dosa-dosanya, Aku angkat kesedihan dan kesulitannya, Aku cabut kefakiran dari dirinya, Aku niagakan dia melebihi perniagaan semua saudagar, Aku tundukkan dunia di hadapannya meskipun dia tidak menghendakinya.ā€

Jamaah shalat Jumat hadakumullah,

Apa yang bisa kita petik dari peristiwa terakhir ini? Di luar ilmu pengetahuan, manusia membutuhkan petunjuk Allah, ilham atau agama. Benar bahwa ilmu itu penting dan menjadi pembeda antara makhluk yang bernama manusia dan makhluk yang bernama binatang. Tapi, agama jauh lebih penting karena ia menjadi jalan bagi setiap orang untuk berada di fitrah ketuhanan.

Dengan ilmu saja manusia masih bisa tersesat. Bukankah peperangan yang mengorbankan jutaan nyawa manusia, kesewenang-wenangan kekuasaan, korupsi uang rakyat, perusakan alam, atau sejenisnya justru berlangsung dan dikendalikan dengan ilmu? Bukankah banyak pula kecanggihan teknologi sebagai produk kemajuan ilmu pengetahuan melahirkan senjata pembunuh, mesin pengerusak, atau perangkat pemuas keserakahan manusia?

Itulah sisi gelap ilmu pengetahuan, dan agama yang memuat nilai-nilai luhur akan meneranginya. Agama memberikan garis yang jelas tak hanya tentang bagaimana menghamba kepada Allah. Tapi juga manusia memuliakan manusia lainnya dan memuliakan alam sekitarnya. Ilmu pengetahuan tentu bisa sangat bermanfaat, tapi godaan nafsu, ego, keakuan, yang dimiliki manusia bisa melencengkannya ke arah hal-hal yang nista.

Kekhalifahan manusia dengan demikian dibentuk oleh dua unsur pokok, yakni ilmu dan agama atau wahyu.

Semoga kita semua dijaga oleh Allah subhĆ¢nahu wataā€˜Ć¢lĆ¢ dari kesesatan berpikir dan tindakan melalui cahaya hidayah-Nya yang luas. Wallahu a'lam bish-shawab.
Ā 

Khutbah II


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŁŁŁŠŁ’Ł‚ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ‰ Ų„Ł„Ł‰ŁŽ Ų±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁƒŁŲ«ŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŲ§ŁŽ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŲØŁŽŲÆŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ«ŁŽŁ€Ł†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŲØŁŁ‚ŁŲÆŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁ‰ يآ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†Ų§ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŲ¢Ų¦ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ³ŁŁ„ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁ‚ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŲØŁŁ‰ ŲØŁŽŁƒŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŁ…ŁŽŲ± ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ«Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł† ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŁ‰ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ‚ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ­ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ¢Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹ŁŲ²Ł‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŲ±Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁˆŁŽŲ­Ł‘ŁŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų®Ł’Ų°ŁŁ„Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų®ŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ ŲÆŁŽŁ…Ł‘ŁŲ±Ł’ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų¢Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ų„Ł†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŽŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ! Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ¢Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’


Alif Budi Luhur