Syekh Mahfudz At-Tarmasi, Ulama dari Tremas Pacitan yang Mendunia
Rab, 22 Mei 2024 | 19:00 WIB
Syekh Mahfudz at-Tarmasi memiliki nama lengkap Muhammad Mahfudz bin Abdullah bin Abdul Manan bin Dipomenggolo al-Tarmasi al-Jawi. Ia lahir di Tremas, Kecamatan Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, pada tanggal 12 Jumadil Awal 1285 H / 31 Agustus 1842 M. Ia meninggal di Makkah pada malam Senin di awal bulan Rajab 1338 H, saat berusia 53 tahun, serta dimakamkan di Maqbarah al-Maâla.
Dikutip dari NU Online Jatim, Penisbatan âat-Tarmasiâ dalam namanya menunjukkan asal kelahirannya, yakni Desa Tremas, Pacitan. Sebagian kalangan lainnya justru lebih mengenal dengan nama Syekh Mahfudz Tremas. Ia lahir dari kalangan pesantren dan pengetahuan agama yang kuat. Keluarganya berasal dari keturunan Pondok Tremas Pacitan yang didirikan oleh KH Abdul Manan (kakek Syeikh Mahfudz Tremas).
Pada tahun 1872 M/1291 H, saat Syekh Mahfudz Tremas berusia 6 tahun, ayahnya membawanya ke Makkah untuk tinggal di sana. Selama sekitar 6 tahun di Makkah pasti memengaruhi perkembangan intelektualnya. Kehidupan sehari-hari di pesantren, yang dipenuhi dengan suasana keilmuan, juga sangat memengaruhi minatnya dalam ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama.
Melihat bakat yang dimiliki, ayahnya memutuskan untuk menitipkannya di pesantren KH Shaleh Darat (1820-1903 M) di Semarang. Pesantren ini termasuk pesantren yang besar dengan jumlah santri mencapai ratusan, dan beberapa tokoh ternama pernah menimba ilmu di sana, seperti Hadratussyekh KH M Hasyim Asyâari, KH Ahmad Dahlan, KH Moenawir Krapyak, KH Dalhar Watucongol, KH Asnawi Kudus, dan sejumlah ulama lainnya.
Di pesantren asuhan KH Shaleh Darat, Syekh Mahfudz mempelajari beberapa kitab, seperti Tafsir Jalalain, Syarh Syarqawi âala al-Hikam, Wasilah al-Thullab, hingga Syarh al-Mardini li al-Falaq.
Selepas menuntut ilmu di pesantren KH Sholeh Darat ia merasakan kerinduan suasana di Makkah dan ingin kembali kesana. Pada akhirnya ke Makkah untuk yang kedua kalinya di tahun 1308 H. Suasana religius yang ia pernah rasakan ketika masa kecilnya menghadirkan semangat baru untuk mendalami ilmu agama.
Selama berada di Makkah, Syeikh Mahfudz sering menghadiri berbagai majelis ilmu untuk mendalami pengetahuan agama. Di sana ia belajar di bawah bimbingan Muhammad Syatha al-Makki, seorang guru yang terkemuka pada masa itu. Bahkan ia dianggap sebagai bagian dari keluarga guru tersebut dan diberi kesempatan untuk mengajar di Masjidil Haram. Kesempatan ini tidaklah mudah saat itu, karena tidak semua orang bisa mendapatkan izin untuk mengajar di sana.
Menurut penuturan Syeikh Yusin al-Fadani, Syeikh Mahfudz Tremas memperoleh gelar al-Allamah (sangat alim), al-Muhaddits (ahli hadis), al-Musnid (mata rantai sanad hadis), al-Faqih (ahli fiqih), dan al-Muqriâ (ahli qiraâat). Ia merupakan salah satu ulama Nusantara yang telah menuliskan karya-karyanya dalam bahasa Arab.
Karya-karya Syekh Mahfudz at-Tarmasi
Syeikh Mahfudz Tremas telah menghasilkan banyak karya tentang berbagai aspek ilmu keislaman, semuanya dalam bahasa Arab. Kecepatannya dalam menulis bisa dikatakan sangat luar biasa, seperti ketika ia menyelesaikan kitab Manhaj Dzawi al-Nadhar hanya dalam waktu 4 bulan 14 hari.
Kitab tersebut di dalamnya berbicara tentang ilmu mustolahul hadits yang merupakan syarah atas karangan al-Suyuthi sebagai syarah yang terbaik dalam memahami pikiran-pikiran al-Suyuthi. Secara keseluruhan ia tulis di Makkah dan diselesaikan pada Jumat, 14 Robiul Awal 1329 H. Â
Berikut ini karya-karya dari Syeikh Mahfudz Tremas berdasarkan disiplin keilmuan masing-masing:
- Bidang Fiqih dan Ushul Fiqih
- Al-Siqayah al-Mardiyah fi Asma al-Kutb al-Fiqhiyyah al-Syafiâiyyah,
- Nail al-Maâmul bi Hasyiyah Ghayah al-Wusul fi Ilm al-Usul,
- Al-Isâaf al-Matholi bi Syarh Badr al-Lamiâ Nadham Jamâ al-Jawami,
- Hasiyah Takmilah al-Manhaj al-Qawim ila Faraid,
- Mauhibbah Zi al-Fadl âAla Syarh Muqaddimah bi al-Fadl,
- Tahyiâat al-Fikr bi Syarh Alfiyah al-Syair.
- Bidang Hadis dan Ulumul Hadis
- Manhaj Dzawi al-Nadhar Syarh Mandhumah al-Asar,
- Al-Khilâah al- Fikriyyah bi Syarh al-Minhah al-Khairiyyah,
- Al-Minhah al-Khairiyyah fi Arbaâin Hadisan Min Ahadis Khair al-Bariyyah,
- Shulashiat al-Bukhari,
- Inayah al-Muftaqir fima Yataâallaq bi Sayyidina al-Khidr,
- Bughyah al-Adzkiyaâ fi al-Bahs âan Karamah al-Auliyaâ.
- Bidang Qiraâat
- Insyirah al-Fuadi fi Qiraâat al-Imam Hamzah,
- Taâmim al-Manafi fi Qiraat al-Imam Nafiâ,
- Tanwir al-Shadr fi Qiraâat al-Imam Abi Amru,
- Al-Badr al-Munir fi Qiraâat al-Imam Ibn Katsir,
- Al-Risalah al-Tarmasiyyah fi Asanid al-Qiraâat al-Asyriyyah,
- Ghunyah al-Thalabah bi Syarh Badr al-Lamiâ Nazm Jamâ al-Jawa
- Bidang Tafsir, yaitu kitab Fath al-Khabir bi Syarh Miftah al-Tafsir.
- Bidang Sanad, yaitu kitab Kifayah al-Mustafid fima âAla Min al-Sanid.
Penulis: Wafa Satria Kamil & Mahendra Maulana Subadar
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Empat Hal yang Menghalangi Kedekatan dengan AllahÂ
2
Khutbah Jumat: Tiga Golongan Manusia dalam Al-Quran
3
Khutbah Jumat: Judi Online, Angan-angan Pembawa Kehancuran
4
Alasan 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik
5
Khutbah Jumat: Dampak Negatif Judi Online pada Diri dan Keluarga
6
Terima Kuota Haji 221 Ribu pada 2025, Menag Upayakan Dapat Tambahan
Terkini
Lihat Semua