Nasional

Pernah Ngaji Sorogan ke Syekh Mahfudz At-Tarmasi, Ini Jejak Sanad Kitab Hadits Mbah Hasyim

Sab, 11 Mei 2024 | 07:30 WIB

Pernah Ngaji Sorogan ke Syekh Mahfudz At-Tarmasi, Ini Jejak Sanad Kitab Hadits Mbah Hasyim

Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. (Foto: dok. NU Online)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Yayasan Warisan Naskah Nusantara Fathurrochman Karyadi mengungkap hasil penelusuran transmisi intelektual pendiri Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari melalui jejak sanad kitab hadits semasa hidupnya.
 

Ia menyampaikan melalui penelusuran, ditemukan bahwa kiai yang juga pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu mendapatkan sanad Shahih Bukhari melalui 22 guru pada 1317 H atau 1899-1901 M. Metode pengajaran yang digunakan mencakup bandongan dan sorogan.
 

“Kalau kita salin ulang bahwa Mbah Hasyim mendapatkan sanad Shahih Bukhari melalui 22 guru. Angka (tahun) 1317 H ternyata 1899 M sampai 1901 M. Jadi, dua tahun itu beliau mengaji Bukhari kepada Syekh Mahfudz dengan sistem bandongan, kemudian juga sorogan dua tahun,” terangnya dalam Seri Diskusi Naskah Nusantara #5, diakses NU Online melalui Youtube WBS Radio Perpusnas, Jumat (10/5/2024). 
 

Selain itu, Kiai Hasyim menjadi perawi hadits ke-21 dalam Shahih Muslim dengan 20 guru, memiliki sanad dalam kitab Al-Muwatta karya Imam Malik bin Anas dengan 25 guru, serta sanad dalam Shahih Tirmidzi dan Sunan Abi Dawud masing-masing dengan 23 dan 22 guru.
 

“Shahih Muslim, Kiai Hasyim menjadi perawi hadits yang ke-21. Guru-guru beliau ada 20. Kemudian kitab Muwatta karya Imam Malik beliau ada sanadnya. Ada Shahih Tirmidzi, kemudian ada sanad Sunan Abi Dawud,” jelas pria yang kerap disapa Atunk itu.
 

“Kiai Hasyim mendapatkan sanad dari Syekh Mahfudz kemudian Shahih Bukhari 22 guru, Shahih Muslim 20 guru, Al-Muwatta 25 guru, Shahih Tirmidzi 23 guru, Sunan Abi Dawud 22 guru. (Kitab) Ibnu Majah An-Nasai Al-Arba’in kita kosongkan, karena ini masih menjadi PR bersama,” imbuhnya.
 

Pada penelusuran lebih lanjut, ia mengaku menemukan tiga lembar catatan Kiai Hasyim tentang keutamaan mempelajari hadits dan sanad Shahih Bukhari, Muslim, dan Al-Muwatta yang ditulis pada 29 Sya’ban 1349 H atau 18 Januari 1931 M. Catatan tersebut memberikan wawasan tentang pentingnya mempelajari ilmu hadits.

Sanad Shahih Bukhari Mbah Hasyim. (Foto: tangkapan layar)​


Kemudian ada catatan sanad Shahih Muslim dengan khat riq’ah ditemukan di koleksi Perpustakaan Pesantren Tebuireng. Hal ini menunjukkan sebuah riwayat belajar Kiai Hasyim kepada Syekh Mahfudz At-Tarmasi. 


“Ada catatan sanad Shahih Muslim dengan khat yang sangat bagus ya, kalau di dalam disiplin khat ini kategorinya riq’ah. Disebutkan hasil belajar dengan Syekh Mahfudz bin Abdullah At-Tarmasi,” jelasnya.
 

Ia menambahkan, terdapat penemuan terakhir yaitu berupa naskah satu lembar catatan Kiai Hasyim tentang sanad Shahih Tirmidzi tanpa tahun. Penemuan-penemuan ini merupakan bukti autentik dari warisan keilmuan yang berharga dan perlu dilestarikan.
 

“Ini adalah autentik tulisan (naskah satu lembar catatan Kiai Hasyim tentang sanad Shahih Tirmidzi tanpa tahun) yang alhamdulillah kami temukan ketika suatu malam saya diajak sowan ke rumah. Catatan asli tangan beliau,” paparnya.