Internasional

Semarak Peringatan Mauild Nabi di Jenderam Malaysia

Sen, 10 Februari 2014 | 13:00 WIB

Selangor, NU Online
Selama bulan Rabi'ul Awal, umat Islam senang gembira meluapkan kecintaan kepada nabinya. Umat Islam mengadakan berbagai acara sebagai perayaan kelahiran junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Perayaan maulid, semarak diadakan di berbagai tempat dengan ceremonial dan kemasan yang berbeda sesuai adat dan tradisi yang berkembang di daerah tersebut.
<>
Walaupun sekarang bulan Maulid sudah meninggalkan kita, namun perayaan masih banyak diselenggarakan di berbagai penjuru, termasuk di Yayasan Al-Jenderami, Malaysia .

Al-Jenderami merupakan sebuah yayasan di Malaysia yang diasuh ulama bernama H. Mohammad Hafiz. Dalam pengembangan yayasannya, ia banyak berkunjung dan berguru kepada para ulama dan habaib di Indonesia. Lembaga yang ada di dalam yayasan tersebut meliputi pesantren salaf, pengkajian ilmu kitab-kitab klasik (majelis taklim), panti asuhan, panti Jompo, dll.

Selain bergerak di bidang keilmuan dan sosial, yayasan Al- Jenderami juga bergerak pada pemberdayaan ekonomi masyarakat dan kewirausahaan, seperti perusahaan roti untuk jamaahnya, restoran, koperasi dalam bentuk minimarket, sampai pada pengelolaan motel dan hotel yang terletak tidak jauh dari lokasi yayasan. Yang tidak kalah menarik, yayasan tersebut juga mempunyai perumahan yang bernuansa "Ahlu Sunnah Wal Jama'ah".

Letak Yayasan Al-Jenderami berada di dekat KLIA (Kuala Lumpur International Airport), juga tidak jauh dari Sirkuit International F1 Sepang, lebih tepatnya di desa Jenderam Hilir, Selangor Malaysia.

Acara maulid kemarin di Yayasan Al-Jenderami, dirayakan 3 hari penuh, dari hari kamis malam, sampai Sabtu malam Ahad (6-8 Februari 2014). Rentetan perayaan maulid dibuka Kamis malam Jumat dengan pawai karnaval yang diikuti seluruh pihak, baik dari santri, jamaa'ah sampai masyarakat sekitar.

Yang unik dan menarik dari arak-arakan pawai Maulid tersebut, panitia mengundang perwakilan sebagian majelis taklim dan pesantren dari Indonesia, juga mengundang beberapa peserta negara tetangga yang lain.

Dalam arak-arakan, terlihat rombongan Indonesia dengan semangat dan wajah penuh gembira mengibarkan bendera merah putih. Mereka juga menampilkan berbagai kesenian Indonesia lengkap dengan kostum budaya daerah Nusantara. Anehnya, pemimpin tertinggi di yayasan Al-Jenderami (H Hafidz) pada kesempatan arak-arakan itu menggunakan kostum Madura, lengkap dengan penutup kepalanya yang khas.

Hal tersebut dilakukan setiap tahun oleh Yayasan dengan tujuan untuk mengeratkan ukhuwwah keislaman, juga menguatkan hubungan persaudaraan antar bangsa melalui momentum perayaan maulid.

Yang menjadikan acara tersebut lebih berkesan adalah semua orang di komplek Al-Jenderami keluar rumah ikut meramaikannya, dari mulai anak kecil, dewasa hingga orang tua, termasuk para habib dan ulama juga ikut berpawai turun ke jalan. Bahkan sepanjang yang penulis lihat di lokasi acara, banyak orang-orang yang sudah sangat sepuh dengan didorong kursi roda juga melebur di dalamnya, walaupun secara fisik mereka sudah udzur, akan tetapi mereka sangat semangat mengikuti pawai tersebut sebagai ekspresi dan bukti kecintaan kepada Nabinya.

Sepanjang proses pawai mengitari komplek, antusias dan keikutsertaan warga meramaikan acara tersebut juga semakin tampak dengan banyaknya dari mereka yang menyediakan dan membagikan makanan gratis (cuma-cuma) di depan rumah mereka kepada peserta pawai, seperti cokelat, popcorn, biskuit, aneka jajanan tradisional, sate daging dan berbagai minuman juice.

Kemudian acara malam pertama diakhiri dengan pertunjukan berbagai seni kebudayaan termasuk seni budaya dari Indonesia, sembari menikmati makan besar bersama yang disediakan penyelenggara di halaman masjid Al-Jenderami. Siangnya, pada hari kedua, acara dilanjutkan dengan pertemuan sharing dan sarasehan antara muslimah dan ustadzah dari Jindram dengan rombongan ibu nyai dan ustadzah dari provinsi Jawa Timur Indonesia. Kemudian bakda dzuhurnya dilanjut seminar dengan tema seputar permasalahan perempuan, seluruh rangkaian acara di waktu siang pada hari kedua diperuntukan untuk segmen perempuan.  Malam Sabtu, acara dilanjutkan dengan pembacaan maulid oleh para habaib dan ulama.

Di hari ketiga, yaitu Sabtu, merupakan hari puncak acara maulid, para tamu semakin banyak berdatangan ke Jenderam, ratusan mobil dan puluhan bus besar memenuhi halaman masjid Jenderam. Rombongan datang dari berbagai pesantren dan majelis taklim di wilayah Malaysia seperti pesantren Pahang, Melaka, Johor, Kelantan, Trengganu, Kajang dan juga Singapore. Acara di siang hari Sabtu diisi dengan pengijazahan kitab Dalailul Khoirot, juga ijazah dzikir-dzikir dan aurod. Kemudian bakda maghrib di malam Ahad, yaitu acara puncak. Acara selesai sampe malam yang di dalamnya dilakukan pembacaan kitab-kitab maulid dan juga ceramah hikmah Maulid oleh para habib, ulama dan kiai dari berbagai negara, diantaranya dari Yaman, London, Makkah, Indonesia, Singapore dan Mesir. (Muhammad Aqib Malik/Abdullah Alawi)