Internasional

Sarah Al-Amiri, Perempuan di Balik Suksesnya Misi UEA Masuki Orbit Mars

Kam, 11 Februari 2021 | 03:05 WIB

Sarah Al-Amiri, Perempuan di Balik Suksesnya Misi UEA Masuki Orbit Mars

Kesuksesan misi mencapai orbit planet Mars dipimpin oleh seorang perempuan, Sarah Al-Amiri sebagai Ketua Badan Antariksa UEA yang juga Menteri Negara Kemajuan Ilmu Pengetahuan UAE. (Foto: DW)

Jakarta, NU Online

Uni Emirat Arab (UAE) berhasil mencapai orbit planet Mars. Hal itu menjadikan Badan Antariksa UEA  sebagai badan antariksa kelima di dunia yang berhasil sampai ke planet merah. Keberhasilan tersebut menandai misi antarplanet pertama yang dipimpin oleh sebuah negara dari dunia Arab.


Kesuksesan misi mencapai orbit planet Mars dipimpin oleh seorang perempuan, Sarah Al-Amiri sebagai Ketua Badan Antariksa UEA yang juga Menteri Negara Kemajuan Ilmu Pengetahuan UAE.


Misi pertama ke Mars yang diluncurkan oleh UEA memasuki orbit planet itu pada hari Selasa (9/2), setelah menempuh perjalanan selama tujuh bulan dan jarak sejauh 494 juta kilometer.


"Kami menanti dengan nyaman, juga dengan cemas mengantisipasi masuknya kami ke dalam perlombaan eksplorasi ruang angkasa sebagai sebuah bangsa," ungkap Sarah al-Amiri dikutip dw.com dari Reuters dan AFP.

 


Misi UAE ke Mars yang menelan biaya sekitar 200 juta dolar AS atau sekitar 2,9 triliun rupiah itu meluncurkan Hope Probe dari pusat luar angkasa Jepang pada Juli 2020 lalu.


Sarah Al-Amiri yang juga seorang ilmuwan itu mengatakan, UEA sekarang dapat mulai mengirim data tentang atmosfer dan iklim di Mars dan mempelajari perubahannya dalam data harian dan musiman.


"Ini menjadi satelit cuaca pertama di Mars yang akan memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang dinamika atmosfer dan perubahan iklim di (planet) tetangga yang mirip dengan kita," kata al-Amiri.


Mayoritas Tim Berisi Perempuan


Sarah Al-Amiri mengungkapkan, perempuan merupakan mayoritas dari tim misi ini. "Tim sains misi ini terdiri dari 80 perempuan. Mereka berada di sana berdasarkan prestasi dan berdasarkan apa yang mereka kontribusikan terhadap desain dan pengembangan misi," kata dia.

 


"Saya sendiri tidak pernah mengalami kesulitan sepanjang karier saya, baik itu dalam hal bekerja di pusat antariksa sejak hampir 12 tahun lalu hingga menjadi menteri di kabinet," imbuh Sarah.


Misi di Mars adalah bagian dari upaya UEA secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan ilmiah dan teknologinya serta mengurangi ketergantungan ekonomi pada minyak.


"Program ini telah mempercepat laju pengembangan kemampuan untuk para ilmuwan dan juga insinyur," kata Sarah Al-Amiri.


Ia menambahkan bahwa UEA berharap eksplorasi ruang angkasa pada akhirnya akan memungkinkannya untuk juga merancang dan mengembangkan sistem yang kompleks di industri lain.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon