Internasional

Ringkasan Perjanjian Rahasia Nuklir Iran Dibagikan

NU Online  ·  Ahad, 19 Januari 2014 | 21:01 WIB

Washington, NU Online
Gedung Putih mengumumkan ringkasan dari rincian teknis pakta nuklir dengan Iran dan kemudian menjabarkan rencana penerapannya kepada anggota kongres Amerika Serikat (AS). Ini dilakukan di tengah adanya konflik dengan sejumlah anggota Kongres yang menentang pendekatan AS ke Teheran.
<>
Kepada Kongres di Capitol Hill, Kamis, pemerintah AS membagikan rencana implementasi pakta nuklir dengan Iran setebal 30 halaman dengan syarat hal ini tetap dirahasiakan dari publik, demikian keterangan sejumlah pejabat Kongres. Demikian dilansir oleh wall street journal.

Ringkasan kesepakatan nuklir ini berisi rencana mendetail penerapan pakta yang berjangka waktu enam bulan tersebut. Kesepakatan ini dibuat guna membatasi kemajuan program nuklir Iran untuk ditukar dengan kelonggaran sanksi ekonomi oleh Barat.

Sementara itu, sebuah koalisi Republik dan Demokrat ingin memberlakukan sanksi ekonomi baru untuk menjamin Teheran tidak membeli senjata nuklir.

Pemerintah AS mengatakan sanksi baru ini dapat merugikan upaya diplomasi penyusunan kesepakatan jangka panjang dengan Iran. Presiden AS Barack Obama telah mengatakan ia akan memveto setiap undang-undang sanksi baru.

“Hari ini kami memang membagikan dokumen yang berisi pemahaman teknis terkait penerapan Rencana Aksi Gabungan,” ujar kepala humas Gedung Putih, Jay Carney. “Jenis dokumen seperti ini tidak selalu dirilis ke publik.”

Sejumlah staf anggota Kongres mengatakan dirilisnya dokumen rahasia kepada Kongres –dan perilisan ringkasannya — tidak akan mampu membendung perdebatan mengenai kebijakan AS terhadap program nuklir Iran. Beberapa staf Kongres yang membaca dokumen rahasia yang lebih mendetail menyayangkan bagaimana dokumen ini tidak menjabarkan bagaimana komunitas internasional menyimpulkan bahwa Iran telah melanggar kesepakatan tersebut.

Mereka juga mengkhawatirkan bahwa, menurut dokumen itu, Iran akan meneruskan beberapa riset dan pengembangan nuklir dalam periode enam bulan tersebut. Kesepakatan ini akan mulai berlaku pada 20 Januari nanti.

Dokumen ini juga tidak menjabarkan cara pelucutan reaktor nuklir besar Iran di kota Arak. Jika diaktifkan, reaktor ini diyakini mampu menghasilkan plutonium, yang dapat digunakan dalam perakitan senjata nuklir.

Menurut ringkasan yang disusun Gedung Putih, sebuah “Komisi Gabungan” telah didirikan oleh Iran dan negara besar dunia guna mengawasi penerapan kesepakatan tersebut.

Komisi Gabungan akan bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, “untuk menyusun sebuah resolusi bagi program nuklir Iran, dengan mempertimbangkan kecemasan di masa lalu dan masa sekarang.”

Dokumen ini juga menjabarkan periode pembayaran pendapatan minyak sebesar US$ 4,2 milyar untuk Iran, selama enam bulan, yang dibekukan di bank-bank luar negeri. Pembayaran ini tergantung pada komitmen Iran dalam membuang semua cadangan uraniumnya, dengan tingkat kemurnian 20%, yang menjadi bahan bakar senjata nuklir. (mukafi niam)