PCINU Kenalkan Kultur Islam Indonesia di Turki
NU Online · Rabu, 22 Juni 2016 | 09:24 WIB
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki) bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Bursa mengadakan pengajian akbar di kota Bursa, Turki, Selasa (21/6). Selain untuk merekatkan ukhuwah, acara ini juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya dan kultur Islam Indonesia kepada khalayak Internasional.
Acara yang dirangkai dengan buka puasa bersama ini diselenggarakan dengan dukungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Turki, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul, serta pemerintah setempat yakni Osmangazi Belediyesi.
Sebanyak kurang lebih 150 tamu undangan yang terdiri dari warga Indonesia, Turki, maupun warga asing lain datang dalam pengajian akbar tersebut. Turut hadir pula Duta Besar RI untuk Turki, perwakilan KJRI Istanbul, serta perwakilan pemerintah Osmangazi.
Pengajian akbar merupakan salah satu program enam bulanan yang dimiliki oleh PCINU Turki dan dilaksanakan secara bergantian di kota-kota Turki.
“Selama kurang lebih empat tahun PCINU Turki telah menggelar acara serupa di berbagai kota di Turki, seperti Istanbul, Ankara, dan Kayseri. Dan kali ini kita mengadakan acara di Bursa dalam bentuk pengajian dan buka bersama karena bertepatan dengan bulan Ramadan,” ungkap Yafiq Mursyid, Ketua Tanfidziyah PCINU Turki yang juga pelajar Teologi di Universitas Istanbul.
Bursa, kata perwakilan pemerintah Osmangazi, Abdulkadir Bey, adalah kota bersejarah yang dulu pernah menjadi ibukota kerajaan Usmani sebelum dipindahkan ke Istanbul. Banyak alim ulama yang disemayamkan di kota ini semenjak Islam menyebar untuk pertama kali di tanah Anatolia ini. Karena itulah acara ini menjadi berkesan dimana warga Nahdliyin di Turki berkesempatan untuk mengaji sekaligus menapaktilasi sejarah salah satu imperium besar Islam yang pernah berdiri di tanah Turki.
Acara dimulai dengan pembacaan istighotsah yang dipimpin oleh Rais Syuriah PCINU Turki Amirullah Sain Asyari. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai penampilan termasuk puisi Ramadhan dan nasyid. Tidak ketinggalan, grup shalawat al-Banjari PCINU Turki turut memeriahkan acara. Tamu undangan yang sebelumnya telah diberi arahan diajak berdiri ketika pembacaan Mahallul Qiyam serta bersama-sama melantunkan salawat nabi. Hal ini disambut antusias oleh tamu undangan yang hampir separuhnya adalah masyarakat non-Indonesia.
Menjelang maghrib, acara sampai pada mauidhoh hasanah yang dipimpin oleh guru besar ilmu tasawuf di Universitas Uludağ, Bursa, Prof. Mustafa Kara. Ia menjelaskan tentang hakikat ibadah yang mana mempunyai dua dimensi, yaitu jasad serta ruh.
“Lapar hanyalah tampilan luar dari puasa, namun di balik itu sebenarnya ada ruh puasa yang mana kita semua harus mengejarnya,” jelasnya.
“Ruh puasa itu akan membawa manusianya menjadi insan yang bertakwa seperti yang diungkap dalam Al-Qur’an. Maka mereka yang berusaha menangkap ruh tersebut sebenarnya akan merasakan rasa dari sebuah iman,” lanjutnya.
Doa bersama yang dipimpin oleh Prof. Mustafa menutup rangkaian acara pengajian tersebut. Doa dan adzan yang hampir bersautan juga mengakhiri puasa yang telah berlangsung selama lebih dari 17 jam lamanya. Tamu undangan dijamu dengan masakan Indonesia sebagai menu berbuka puasa. Kemudian para undangan membubarkan diri, sebagian pun pergi menuju masjid besar Ulucamii yang berada di pusat kota untuk melaksanakan shalat tarawih. (Ridho A/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
6
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
Terkini
Lihat Semua