Internasional

Palestina-PBNU Minta Dunia Internasional Desak Israel Akhiri Agresi Militer di Palestina

Senin, 5 Agustus 2024 | 16:10 WIB

Palestina-PBNU Minta Dunia Internasional Desak Israel Akhiri Agresi Militer di Palestina

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun dan Ketua Umum PBNU KH Yahya C. Staquf di gedung PBNU, Jakarta Senin (5/8/2024) (Foto: Suwitno/NU Online)

Jakarta, NO Online 
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun meminta agar dunia internasional mendesak Isarael untuk mengakhiri agresi militer di Palestina. Secara khusus, ia meminta agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan agresi dan invasi demi ambisinya.


Al Shun mengabarkan bahwa sampai detik ini, rakyat Palestina tengah merasakan penderitaan yang sudah begitu luar biasa. 


"Palestina meminta perhatian dunia terhadap situasi yang sedang berlangsung,” katanya saat jumpa pers bersama Ketua Umum Pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf di Plaza PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Senin, (5/8/2024).


Menurut Al Shaun, Israel sampai saat ini tidak menunjukkan perubahan atau inisiatif untuk perdamaian. 


“Kami siap untuk perdamaian; Presiden Mahmud Abbas telah jelas menyatakannya sampai sekarang dan siap untuk bernegosiasi dengan Netanyahu untuk mengakhiri konflik ini dan perang ini," tegasnya.


Oleh karena itu, tambah Al Shaun, Palestina meminta agar kekuasaan internasional segera mengakhiri pendudukan dan memperhatikan hak-hak rakyat Palestina yang memiliki hak untuk hidup dengan damai.


Jika mengikuti media, kata Al Shun, mengenai pengeboman dan genosida, itu akan sulit percaya apa yang terjadi. Namun, jika melihat di lapangan, itu benar-benar terjadi.


"Netanyahu dari Israel tampaknya ingin menciptakan atmosfer ketegangan dan ancaman territorial," jelasnya.


Al Shun kembali menegaskan bahwa saat ini kekuatan dunia internasional sudah semakin terlihat, tetapi pemimpin politik, khususnya dari negara-negara yang setia kepada Israel seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya, belum menunjukkan tindakan yang berarti.


"Apa akhir dari semua ini, dan siapa yang akan menjadi pihak yang kalah? Tanah Palestina untuk perdamaian," katanya. "Ini adalah ketidakadilan. Jika ada keadilan, seharusnya tidak perlu ada pendudukan. Saya yakin tidak ada yang ingin rumahnya dicuri atau diambil oleh orang lain. Itulah yang terjadi di Palestina," jelasnya.


Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyebut bahwa ia bersama PBNU masih percaya dengan sistem peradilan internasional. Baginya, sistem tersebut relatif memiliki penyelesaian atas kejadian-kejadian secara global.


"Kami percaya kepada sistem internasional karena sistem internasional inilah satu-satunya yang kita punya untuk memelihara stabilitas relatif dsari dinamika global saat ini," katanya.