Internasional

NU-Yayasan Maarif Turki Sepakati Kerja Sama Bidang Pendidikan

Kam, 25 Juli 2019 | 12:45 WIB

NU-Yayasan Maarif Turki Sepakati Kerja Sama Bidang Pendidikan

NU dan Yayasan Maarif Turki sepakat kerja sama dalam bidang pendidikan (istimewa)

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) sepakat menjalin kerja sama bidang pendidikan dengan Yayasan Maarif, Turki (25/7). Kesepakatan itu dicapai saat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftah Achyar (Kiai Miftah), berkunjung ke Kantor Pusat Yayasan Maarif di Istanbul, Turki. 

Dalam pertemuan tersebut, Rais Aam diterima langsung oleh Ketua Yayasan Maarif, Birol Akgun, Duta Besar Republik Turki Zekeriya Akcam, dan beberapa anggota Dewan Pembina Yayasan Maarif.

Sementara Kiai Miftah didampingi Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, dan Konjen RI di Istanbul, Herry Sudradjat dalam lawatan tersebut. Di samping itu, beberapa pengurus syuriah PBNU juga turut mendampingi Kiai Miftah, diantaranya KH. Zulfa Mustofa, KH. Manarul Hidayat, Achmaf Sudrajat Salim, dan Mahbub Ma'afi. 

Disebutkan, NU dan Yayasan Maarif Turki membahas beberapa area kerja sama dalam bidang pendidikan. Diantaranya pemberian beasiswa di bidang sains dan teknologi di beberapa universitas di Turki dan penjajakan pengembangan sekolah bersama, termasuk di bidang vokasi (pesantren vokasi). Rencana kerja sama itu akan dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman bersama.

"NU kan mendukung sepenuhnya visi presiden. Presiden dalam lima tahun ke depan mau memperkuat SDM, khususnya pendidikan vokasi. Jadi NU dengan jaringan pesantrennya juga ingin ikut mengisi visi presiden itu", terang Kiai Miftah, menjelaskan tujuan kerjasama tersebut. 

Menurut Kiai Miftah, Turki merupakan salah satu negara berpenduduk mayoritas Muslim yang industrinya maju. Dikatakan, setiap tahunnya sekolah-sekolah vokasi Turki meluluskan ratusan ribu tenaga teknis yang andal dan langsung bisa diserap pihak industri.

“NU ingin belajar pengalaman itu, karena sebagian besar basis NU saat ini menjadi kawasan-kawasan industri. Lagipula NU mudah bekerjasama dengan Turki karena sebagai sesama penganut Ahlussunah wal Jamaah, pemahaman keislamannya sudah sama", imbuh Kyai Miftah Achyar saat ditanya mengapa memilih Turki.

Ketua Yayasan Maarif, Birol Akgun, menyebut, kerja sama dengan NU merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pengembangan programnya ke depan. “Kami memiliki 99 kerja sama internasional dengan pemerintah dan organisasi Islam non-pemerintah. Ini belum lengkap tanpa Indonesia dalam peta tersebut. Kerja sama dengan NU dan Muhammadiyah akan menjadi komponen sangat penting, apalagi NU adalah organisasi Islam terbesar di dunia saat ini", katanya. 

Selain bertemu Yayasan Maarif, Kiai Miftah dan rombongan NU dijadwalkan bertemu dengan Wakil Menteri Agama Turki (DIANET) dan Presiden YTB (lembaga pemberi beasiswa) untuk membahas kerja sama juga. Selain itu, Rais Aam juga dijadwalkan bersilaturrahmi dengan masyarakat Indonesia di Turki.

Sebagai informasi, Yayasan Maarif adalah yayasan yang dibentuk Pemerintah Turki melalui Undang-Undang pada 2016 lalu. Yayasan tersebut diberikan kewenangan untuk melakukan kerja sama pendidikan, mendirikan dan mengelola pendidikan di luar negeri, mulai dari tingkat pra-sekolah hingga perguruan tinggi. Yayasan ini didukung sepenuhnya oleh kementerian-kementerian terkait di Turki. (Red: Muchlishon)