Internasional

Merek Pakaian Olahraga AS Beli Produk dari ‘Kamp Penahanan’ di Xinjiang

NU Online  ·  Kamis, 27 Desember 2018 | 06:30 WIB

Beijing, NU Online
Pria dan wanita China yang dikurung di kamp-kamp tahanan massal yang otoritas China klaim sedang "mendidik kembali" etnis minoritas ternyata dipekerjakan untuk menjahit pakaian yang telah diimpor sepanjang tahun oleh sebuah perusahaan olahraga di Amerika Serikat (AS).

Di dalam kamp tanahanan itu, mereka dipaksa untuk bekerja di industri manufaktur dan makanan. Mereka dikirim ke pabrik-pabrik tersebut setelah dibebaskan. Bahkan, beberapa pabrik terletak di dalam area kamp penahanan. 

Kantor berita Associated Press, sebagaimana diberitakan abc.net.au, Sabtu (18/12) lalu, telah melacak pengiriman yang berlangsung terus menerus dari salah satu pabrik tersebut –Hetian Taida Apparel- yang berlokasi di dalam sebuah kamp penahanan warga ke Badger Sportswear, pemasok terkemuka di Statesville, North Carolina, Amerika Serikat.

Produk pakaian Badger Sportswear tersebut lalu dijual di kampus-kampus di universitas dan tim olahraga di seluruh AS, meskipun tidak ada cara untuk mengetahui di mana baju tertentu yang dibuat di Xinjiang berakhir.

Kepala eksekutif Badger, John Anton, mengakui bahwa sekitar satu persen atau kurang produknya memang berasal dari Hetian Taida Apparel, pabrik yang berlokasi di kamp penahanan Xinjiang. Oleh karenanya, ia menegaskan perusahaannya akan menangguhkan pengiriman selama proses penyelidikan berlangsung.

“Kami segera menangguhkan pemesanan produk dari Hetian Taida dan afiliasinya saat penyelidikan dilakukan,” tulis Anton di akun Twitternya.

Anton juga menyatakan bahwa perusahaannya tidak akan mengirimkan produk-produk dari Hetian Taida kepada para pelanggannya.

“Kami tidak akan mengirim kepada pelanggan produk apa pun yang kami miliki dari fasilitas itu,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Hetian Taida, Wu Hongbo, mengakui kalau perusahaannya memang memiliki pabrik di dalam kompleks kamp ‘pendidikan ulang’ itu. Namun demikian, ia mengklaim kalau perusahaannya justru menyediakan lapangan kerja bagi para peserta pelatihan yang oleh pemerintah dianggap "tidak masalah".

“Kami membuat kontribusi kami untuk memberantas kemiskinan,” kata Wu.

Laporan tidak benar

otoritas Cina mengatakan, kamp-kamp itu menawarkan pelatihan kejuruan dan vokasi gratis bagi orang-orang dari suku Uighur, Kazakh, dan minoritas lainnya, yang kebanyakan memeluk agama Islam. Sehingga mereka memiliki keterampilan dan pendapatan yang stabil. 

China mengklaim, mereka yang berada di kamp-kamp penahanan itu telah menandatangani perjanjian untuk menerima pelatihan kejuruan. China menyangkal tuduhan-tuduhan dari media asing yang telah membuat ‘laporan tidak benar’ tentang pusat pendidikan tersebut. 

“Laporan-laporan itu sepenuhnya didasarkan pada bukti desas-desus atau sumbernya tidak jelas,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying. Chunying tidak menyebutkan media asing secara khusus media yang dimaksud.

Kata orang yang pernah ditahan

Puluhan orang yang pernah berada di kamp atau memiliki teman atau keluarga yang ditahan di salah satu kamp penahanan mengatakan, mereka tahu kalau mereka tidak diberi pilihan selain bekerja di pabrik.

Bahkan orang-orang yang memiliki latar belakang pekerjaan professional pun juga tetap dilatih kembali untuk melakukan pekerjaan kasar. Demikian keterangan dari sebagian besar orang Uighur dan Kazakh, yang diwawancarai di penahanan.

Untuk pembayaran, berbeda-beda tergantung dengan pabriknya masing-masing. Ada yang tidak mendapatkan bayaran sama sekali. Ada yang mendapatkan ratusan dolar setiap bulan. Namun secara umum mereka mendapat upah di atas upah minimum untuk bagian Xinjiang yang lebih miskin.

"Kamp itu tidak membayar uang, tidak satu sen pun," katanya, ia meminta namanya disamarkan menjadi Elyar, karena ia memiliki keluarga yang masih di Xinjiang.

"Bahkan untuk kebutuhan dasar, seperti mandi atau tidur di malam hari, mereka akan menghubungi keluarga kami di luar kamp penahanan agar membayar kebutuhan tersebut,” lanjutnya. (Red: Muchlishon)