Internasional

Menjadi Penulis dan Penerjemah Buku, Awaludin Marwan Lulus S3 di Utrecth University

Sel, 4 Desember 2018 | 15:45 WIB

Utrecth, NU Online
Dengan menggunakan peci hitam, Awaludin Marwan melenggang menuju sidang. Dengan penuh percaya diri, dia berhasil lulus dan mempertahankan disertasinya di Utrecth University, Belanda, Senin (3/12).

Pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah ini, memulai perjuangan membayar kuliah dengan tulisan dan menerjemahkan buku, hingga memperoleh beasiswa. Disertasinya menyangkut Hukum, Masyarakat, dan Hak Asasi Manusia memperoleh pujian dari pemikir Hukum Internasional.

Kader Nahdlatul Ulama itu resmi meraih gelar Doctor of Philosophy (PhD) di Utrech University (Belanda) setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Good Governance and Ethnic Minorities in Indonesia. Isi disertasinya menceritakan masih banyaknya kebijakan yang mendiskiriminasi kaum minoritas terutama dalam hal pelayanan publik.

Padahal, paradigama hukum adminitsrasi di era negara modern ini beroreintasi pada kesejahateraan, sehingga negara bukan lagi pasif melainkan aktif dalam memberikan pelayan yang baik bagi warganya, dengan tidak memandang suku, ras dan agama.

Awaludin Marwan memang sejak mahasiswa dikenal sebagai seorang aktivis yang mengedepankan sisi kemanusian. Jiwa kemanusiaan selalu tergerak ketika melihat permasalahan sosial, keterlibatannya terhadap masyarakat kecil sudah tidak bisa dihitung lagi, seperti membela petani Kendheng dan pembelaan lainnya yang dia lakukan.

Nilai-nilai kemanusiaan itu bisa tumbuh dalam jiwanya karena tidak bisa dilepaskan dari latar belakangnya sebagai seorang Nahdliyin, yang begitu menjadi mahasiswa juga aktif sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Kemudian Awaludin juga tercatat sebagai pendiri lembaga Satjipto Rahardjo Institute (SRI), sebuah lembaga yang mengembangkan pemikiran Profesor Satjipto Rahardjo, yang terkenal dengan sebutan 'hukum progresif'.

Satjipto Rahardjo merupakan begawan hukum dari Semarang, yang sudah meninggal dunia. Oleh karena itu banyak juga yang mengatakan Awaludin Marwan adalah penerus Profesor Satjipto Rahardjo.

Kesuksesannya ini bisa menginspirasi siapa pun. Bahwa, keterbatasan itu harus didobrak. Selama kita memiliki mimpi dan niat yang tulus, semuanya bisa terjadi. Tidak ada yang tidak mungkin.

Para pakar hukum berharap, Awaludin Marwan bisa turut mewarnai khazanah pemikiran hukum di Indonesia. Caranya berdialektik dan berpikir, memiliki keunikan tersendiri yang itu dinilai menjadi daya tarik pemikir hukum di Indonesia.

Bakhrul Amal, penulis buku Hukum dan Masyarakat yang juga dosen Ilmu Hukum di UNU Indonesia, menyebut bahwa pola pikir progresif dan kebiasaan Awaludin Marwan berdiri di garis depan melawan kezaliman, membuat pemikirannya akan hukum sebagai teropong menuju keadilan amatlah lengkap. Amal juga menilai, Awaludin Marwan ini penulis produktif sehingga apa yang dia sampaikan itu dapat dilacak dan dipertanggung jawabkan.

Sementara itu, Muhtar Said, peneliti Pustokum dan Tim Asistensi Bawaslu RI menilai kepulangan Awaludin Marwan ini perlu disambut gembira anak-anak muda Nahdlatul Ulama. "Luluk, dengan penggunaan peci khas santri, telah membuat bangga warga NU karena pecinya adalah lambang ketawadhuan ilmunya yang tinggi," ujarnya. (Red: Kendi Setiawan)