Internasional

Menelusuri Posisi Makam Mbah Moen di Ma'la

Kam, 22 Agustus 2019 | 09:00 WIB

Menelusuri Posisi Makam Mbah Moen di Ma'la

Pemakaman Ma'la (Foto: Muhammad Faizin/NU Online)

Makkah, NU Online
Tidak sulit mencari Pemakaman Ma'la, Kota Makkah, tempat dimakamkannya istri, buyut, kakek, istri dan para keturunan Nabi Muhammad SAW. Pemakaman yang juga terkenal dengan sebutan Jannatul Ma'la (surga tinggi) ini berada di sebelah utara Masjidil Haram.

Al-Ma'la terbentang di dataran tinggi bukit Jabal As-Sayyidah, perkampungan Al-Hujun yang letaknya tidak jauh dari Masjidil Haram. Jika Anda berada di Masjidil Haram, bisa keluar ke arah utara, berjalan kaki ke arah terminal Syib Amir sekitar 500 m. Setelah itu, Makam Ma'la berada di pojok utara terminal, sekitar 500 m.

Di pemakaman ini juga dimakamkan sejumlah ulama dari Indonesia di antaranya Syeikh Nawawi Al Bantani, Syaikh Ahmad Khatib Sambas (wafat tahun 1875), Syaikh Nawawi Banten (1897), Syaikh Junaid Betawi (akhir abad 19 M), Syaikh Abdul Haq Banten (1903), Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau (1916), Syaikh Abdul Hamid Kudus (1916), Syaikh Mahfuzh Tremas (1920), Syaikh Mukhtar Bogor (1930), Syaikh Umar Sumbawa (1930-an), Syaikh Abdul Qadir Mandailing (1956).

Pada Kamis (22/8), jurnalis NU Online Muhammad Faizin berkesempatan berziarah ke pemakaman tersebut untuk sekaligus melihat secara langsung posisi makam ulama Indonesia yang baru saja dimakamkan di tempat tersebut yakni KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).

Pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang, Jawa Tengah ini kembali ke rahmatullah di Kota Suci Makkah pada Selasa (6/8) pukul 04.17 WAS. Mbah Moen wafat pada umur 90 tahun saat akan melaksanakan ibadah haji tepatnya empat hari jelang wukuf di Arafah yang merupakan puncak prosesi ibadah haji.

Dimakamkannya Mbah Moen di Ma'la merupakan wasiat dari Mustasyar PBNU ini yang diungkapkan putranya yakni Taj Yasin Maimoen. Selama hidupnya, Mbah Moen memang sering melantunkan salawat khusus agar kelak bisa wafat di Makkah dan dimakamkan di Ma'la.

"Ya, Abah ingin sekali wafatnya di Ma'la bersama gurunya Syeikh Alawy dan cucu cucu Nabi," kata Gus Yasin pada saat meninggalnya Mbah Moen.
 
Memasuki gerbang pemakaman Ma'la, Anda akan disambut dengan tulisan doa dan salam kepada ahli kubur. Kondisi pemakaman sangat bersih. Terlihat hanya hamparan pasir dan batu penanda makam tanpa tulisan. Posisi makam dibuat berkompleks-kompleks sesuai tingkat ketinggian tanah. Dibagian dan komplek paling atas adalah makam Sayyidah Siti Khadijah dan keluarga Nabi Muhammad.

Banyak petugas terlihat membersihkan lokasi makam yang hampir tidak ditumbuhi rumput di atasnya. Jika Anda bertanya makam Mbah Maimoen Zubair, bisa dipastikan para petugas kebersihan tahu posisinya dan dengan senang hati memberi tahu.

Dari gerbang, berjalan lurus saja melewati lorong utama. Sekitar 200 m, Anda akan memasuki terowongan dengan panjang sekitar 20 m yang di atasnya merupakan jalan raya. Tepat setelah keluar dari terowongan, belok ke kanan menyusuri kompleks makam nomor 97. Makam Mbah Moen berada di samping kompleks 97, tepatnya di kompleks 70 baris 151, nomor urut 4 seperti terlihat pada live streaming di halaman Facebook NU Online.

Sampai dengan saat ini, makam Mbah Moen masih terus didatangi para peziarah khususnya para jemaah haji. Nampak dua batu putih menjadi penanda makam yang terdapat tulisan di atasnya menggunakan bahasa arab "Maimoen Zubair Al-Maghfurlah". Tanah pasir pun masih terlihat basah, pertanda banyak peziarah yang datang dan menyiramkan air di atas makam tersebut.

Salah satu peziarah, H Basyaruddin Maisir saat ditemui NU Online pada kesempatan tersebut mengatakan, Mbah Moen merupakan ulama yang sangat baik dan rendah hati. Mbah Moen merupakan waliyullah yang sesuai dengan keinginannya meninggal di Makkah dan dimakamkan di Ma'la.

"Beliau adalah waliyullah yang dimakamkan di tempat yang mulia ini. Semoga beliau diterima Allah SWT," kata pria yang merupakan Katib Syuriyah PWNU Lampung ini.

Nah, jika Anda ke tanah suci, bisa berziarah ke makam Ma'la yang setiap harinya dibuka mulai pukul 08.00 WAS sampai dengan 22.00 WAS. Semoga kita diberikan kemudahan untuk berziarah ke tanah suci dan berdoa di pemakaman Ma'la. 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Abdullah Alawi