Media Sosial Sebabkan Peningkatan Angka Perceraian di Palestina
NU Online · Kamis, 6 Februari 2014 | 19:08 WIB
Kota Gaza, NU Online
Pengawas perkawinan Palestina belum lama ini mendapati "penyalahgunaan" media sosial menjadi penyebab utama di balik meningkatnya angka perceraian di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza.
<>
Satu laporan tahunan yang dikeluarkan oleh pengadilan di wilayah Palestina memperlihatkan terjadi peningkatan angka perceraian yang mencolok selama 2013.
"Angka perceraian di wilayah Palestina meningkat jadi 20 persen pada 2013 dari 16 persen pada 2012," kata laporan itu, sebagaimana dikutip Xinhua. "Kebanyakan perceraian tersebut terjadi di kalangan pasangan muda."
Yousef Idies, Hakim Kepala di pengadilan di wilayah Palestina, memberitahu Xinhua bahwa secara umum penyebab utama perceraian di Jalur Gaza dan Tepi Barat "adalah kondisi keuangan yang buruk yang mengakibatkan perpecahan pahit antara istri dan suami mereka".
"Namun beberapa studi tahun lalu memperlihatkan banyak pertengkaran dan perbedaan pendapat di kalangan keluarga Palestina disebabkan oleh penyalahgunaan Facebook, sehingga mengakibatkan peningkatan dramatis angka perceraian," kata Idies.Â
Ia menambahkan, "Meningkatnya popularitas jejaring sosial mengakibatkan timbulnya rasa tidak percaya dan cemburu antara suami dan istri."
Sementara itu, pada Selasa (4/2) Presiden Palestina Mahmoud Abbas menaja dan membiayai perkawinan massal 100 pengantin di Jalur Gaza di Kota Gaza.
Perkawinan massal tersebut diselenggarakan oleh mantan perwira di satuan Pengawal Presiden Palestina. (antara/mukafi niam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
5
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua