Internasional

Kunjungi Tebuireng, Mahasiswa Australia Belajar Kehidupan Pesantren

Kam, 16 Januari 2020 | 08:00 WIB

Kunjungi Tebuireng, Mahasiswa Australia Belajar Kehidupan Pesantren

Puluhan mahasiswa-mahasiswi Australia berkunjung ke Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online
Ma'ahad Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur kedatangan tamu m puluhan mahasiswa-mahasiswi Australia. Mahasiswa asing ini ikut program Australia Indonesia Youth Exchange Programme (AIYEP).
 
Kedatangan mahasiswa ini bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa Timur menggunakan bis yang difasilitas oleh pemerintah.
 
Rombongan peserta pertukaran pemuda Australia-Indonesia ini tiba di Jombang dan langsung menuju Pendopo Kabupaten Jombang. Selanjutnya sekitar pukul 13.00 WIB mereka tiba di gedung KH Yusuf Hasyim Pondok Pesantren Putra Tebuireng lantai 3.
 
Di Tebuireng, mahasiswa-mahasiswi asing ini disambut oleh Mudir Ma'had Aly Hasyim Asy'ari beserta civitasnya. Di Tebuireng, mahasiswa Australia melakukan dialog terkait sejarah Pesantren Tebuireng dan kehidupan para santri.
 
Salah satu santri yang menerima tamu Muhammad Faiq Anshorullah (19) mengaku sangat senang bisa berdialog dengan mahasiswa internasional. Baginya orang luar negri melihat Islam dari prilaku pemeluknya. Baru setelah itu mereka mulai mempelajari kitab pegangan Islam. Namun, jika diawal tidak bisa memberikan kesan positif maka selanjutnya mereka tak tertarik lagi.
 
"Rais Akbar Nahdlatul Ulama KH M Hasyim Asy'ari itu pergaulannya luas, lintas negara dan mazhab bahkan ada kaum ateis yang sering diskusi dengan Kiai Hasyim akhirnya masuk Islam dengan sukarela," ujarnya, Rabu (15/1).
 
Mahasiswa Australia menurutnya sangat tertarik dengan gaya kehidupan santri yang sederhana dan sangat bersahabat. Santri asal Jakarta yang fasih berbahasa Inggris ini menyebut banyak peserta pertukaran pelajar ini yang ingin kembali ke Indonesia.
 
"Mereka kritis dan banyak bertanya, kelihatan kalau mereka persiapan babget sebelum kesini. Saya belajar banyak dari mereka," kata Faiq.
 
Dialog dimulai dengan tentang tema berdirinya Pesantren Tebuireng. Lalu berlanjut pada kehidupan santri dan Islam. "Mereka ingin tahu tentang Pesantren Tebuireng dan riwayat KH M Hasyim Asy'ari,” jelasnya.
 
Peserta pertukaran pelajaran ini kemudian mengupas lewat tanya jawab tentang sejarah kakek dari Presiden ke-4 RI ini KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kiai Hasyim sendiri lahir pada tahun 1871 di Jombang. Sedangkan Pesantren Tebuireng berdiri pada 1899 masehi.
 
"Ternyata mereka sudah banyak tahu tentang Tebuireng, ada juga yang tahu bahasa Indonesia juga," tambahnya.
 
Sementara itu, Perwakilan dari Dinas Pemuda dan Olahrah Jawa Timur, Supratomo menjelaskan lebih rinci bahwa tujuan program ini adalah untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional.
 
Secara spesifik ia mengutarakan jika AIYEP adalah program pertukaran pemuda yang dilaksanakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. Dalam kalender kegiatan, program ini dilaksanakan setahun sekali. Selain mengenalkan budaya Indonesia, kegiatan ini juga bentuk kerja sama dan persahabatan antara Indonesia dan Australia.
 
"Kita ucapkan terima kasih atas sambutan dari Ma’had Aly Hasyim Asy’ari yang sudah menyambut rombongan dengan luar biasa," ujarnya.
 
Pesantren Tebuireng dipilih karena sejarah panjangnya dalam membangun bangsa dan menjadi pusat pendidikan Islam. Guberur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa secara khusus memasukkan Tebuireng dalam daftar kunjungan mahasiswa-mahasiswi Australia agar mereka mempelajari cara tokoh Islam berbangsa dan bernegara.
 
Hal ini juga untuk menghapus stigma bahwa pesantren budayanya tertutup dan tidak bisa bergaul luas. Selain berkunjung ke Pesantren Tebuireng pusat, rombongan juga berkunjung ke Pesantren Transains Tebuireng 2 di Kecamatan Ngoro dan Museum Islam KH M Hasyim Asy'ari yang berada di belakang Pesantren Putri Tebuireng. 
 
"Pesantren Tebuireng ini dipilih sebagai salah satu destinasi tujuan para peserta berdasarkan atas inisiatif dari Ibu Gubernur Khofifah. Ia mengharapkan agar para peserta ini dapat belajar bagaimana pesantren itu serta kultur dan kehidupannya," tandas Supratomo.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin