Internasional

Kapal Kontainer Raksasa Berhasil Dilepaskan, Terusan Suez Kembali Normal

Sel, 30 Maret 2021 | 13:25 WIB

Kapal Kontainer Raksasa Berhasil Dilepaskan, Terusan Suez Kembali Normal

Kapal kargo raksasa Ever Given atau Evergreen terjebak di Terusan Suez, Mesir. (Satellite image ©2021 Maxar Technologies/AFP)

Jakarta, NU Online

Lalu lintas jalur pelayaran paling ramai di dunia, Terusan Suez mendadak terhenti ketika kapal kontainer raksasa kandas melintang sehingga menyebabkan ratusan kapal antre bahkan harus memutar jauh memilih jalur lain yang jelas menguras ongkos distribusi barang karena membutuhkan bahan bakar tambahan.


Dampak kerugian mencapai miliaran dolar atau triliunan rupiah karena butuh waktu sepekan untuk melepaskan Kapal MV Ever Given atau Evergreen tersebut. 


Sejumlah upaya dilakukan agar tol laut tersebut kembali normal. Setelah berjibaku selama enam hari, kapal raksasa tersebut berhasil dilepaskan, Senin (29/3). Terusan Suez pun kembali normal.

 

Kapal Ever Given kembali bisa mengapung penuh di Terusan Suez sejak Senin sore (29/3) waktu setempat. (Foto: Reuters)

 

 

Kapal kontainer yang panjangnya hampir menyamai tinggi Empire State Building di New York itu tersangkut di Terusan Suez, Mesir saat badai pasir melanda pada Selasa (23/3/2021).


Pada Senin (29/3/2021) pagi, otoritas pelayaran Mesir mengumumkan bahwa MV Ever Given, kapal kontainer besar yang telah memblokir kanal selama enam hari, berhasil terapung kembali.


Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi merilis pernyataan yang memuji upaya untuk membuat kapal kargo yang macet itu mengapung kembali.


"Hari ini, orang Mesir berhasil mengakhiri krisis kapal yang terdampar di Terusan Suez meskipun kompleksitas teknis operasi itu sangat besar," kata al-Sisi di Twitter.


"Mengembalikan barang ke jalur alami mereka dengan tangan Mesir... seluruh dunia dapat yakin bahwa kebutuhan mereka akan terpenuhi dan pasokan akan mengalir melalui arteri navigasi pusat ini," kata dia.

 

 

 

 

 

Krisis di kanal ini dimulai Selasa lalu ketika kapal raksasa itu terdampar, menghalangi perdagangan internasional di salah satu jalur air utama dunia, menyebabkan 320 kapal termasuk kapal tanker minyak terjebak di pintu masuk kanal, dan memicu krisis di rantai pasokan dunia, terutama di Eropa.


Kapal Ever Given sepanjang 400 meter dan lebar 59 meter, yang dimiliki oleh perusahaan Jepang Shoei Kisen KK, sedang berlayar dari China ke Belanda dengan membawa hampir 220.000 ton pasokan ketika terdampar di kanal.

 

Pengeruk di darat memindahkan pasir dan lumpur dari haluan kapal. (Foto: Reuters)

 

Laporan terbaru dari AFP menyebutkan, saat ini ada lebih dari 200 kapal yang antre masuk, dengan muatan bernilai miliaran dollar AS (belasan hingga puluhan triliun rupiah) di dalamnya.


Total nilai barang yang tertunda pengirimannya akibat Terusan Suez macet dan harus dikirim melalui jalur alternatif sangat bervariasi. Jonathan Owens, spesialis logistik di University of Salford Business School, mengatakan, barang dagangan senilai 3 miliar dollar AS (Rp 43,22 triliun) biasanya melintasi Terusan Suez setiap hari.


Kemudian, Lloyd's List publikasi pengiriman maritim Inggris menyebutkan, total nilai barang yang lalu lalang secara harian di kedua arah Terusan Suez bernilai sekitar 9,6 miliar dollar AS (Rp 138,33 triliun).


Meski insiden Terusan Suez terblokade berbuntut pada kenaikan harga minyak, sektor itu sebenarnya lebih rendah terpengaruh daripada yang lainnya. Sebab, hanya sekitar 1,74 juta barel minyak mentah yang dikirim lewat kanal buatan Ferdinand de Lesseps itu setiap harinya.

 

 

Citra satelit menunjukkan kapal-kapal menunggu untuk melintasi Terusan Suez yang terblokir. (Foto: CNES2021, Distribution Airbus DS)

 

Sebanyak 80 persen minyak Timur Tengah untuk Eropa, yang secara kuantitas tidak banyak, dikirim melalui pipa Sumed dari Laut Merah ke Mediterania dekat Alexandria, kata Paola Rodriguez dari Rystad Energy.


Evakuasi kapal Ever Given atau kapal Evergreen yang memakan waktu enam hari itu mengakibatkan kapal-kapal lain harus memutar mengitari ujung selatan Afrika. Raksasa pengiriman jalur air, Maersk dan Hapaq-Lloyd, secara serius sedang mempertimbangkan opsi selain memutar rute.


Jika mengambil opsi memutar, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan beberapa ratus ribu dollar AS (miliaran rupiah), yang akan berdampak pada kenaikan biaya pengiriman sebesar 15-20 persen, menurut Plamen Matzkoff analis di VesselsValue.


Terusan Suez dianggap sebagai salah satu kanal dan selat terpenting di dunia, yang merupakan jalur pelayaran terpendek antara Eropa dan Asia, dan merupakan salah satu sumber utama pendapatan bagi Mesir.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon